Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keren Kopi Sigararutang Versi Wagir Malang

22 Juni 2024   18:39 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:54 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calvein Tangka (mid) dan Wahyu Gunawan (Kn) sedang bercengkerama di  ruang santai Popeye Coffee.

"Saya dan Febri, zoom-zoom-an dengan pusat Pak, maka setelah pusat acc Bimtek di Malang, Krisandi yang ditugasin jadi fasilitator", kata Calvein.

Calvein Tangka (mid) dan Wahyu Gunawan (Kn) sedang bercengkerama di  ruang santai Popeye Coffee.
Calvein Tangka (mid) dan Wahyu Gunawan (Kn) sedang bercengkerama di  ruang santai Popeye Coffee.

"Emang kalau anak-anak datang ke Jakarta bayar sertifikasinya berapa Kris"

"Lumayan Pak bisa kena charges Rp 2 juta. Kalau panggilan gini ya separuhnyalah. Sementara transportasi Jakarta-Malang PP dan akomodasi saya selama di Malang kan ditanggung pihak Assosiasi.

"Kuranglebih satu bulan saya dan Febri sibuk berkomunikasi kesana kemari di Malang dan Jawa Timur, termasuk Bali, sehingga peserta yang mengikutinya lumayanlah. Kebanyakan dari Sidoardjo dan Surabaya", kata Calvein.

Aryo (kn), peserta Bimtek perkopian dari Surabaya. Foto : Parlin Pakpahan.
Aryo (kn), peserta Bimtek perkopian dari Surabaya. Foto : Parlin Pakpahan.

"Iya ya Bali ada juga nih Wahyu. Kirain mereka som-som mentang-mentang Pulau Dewata, taunya anak baik nih si Wahyu. He He .. Biarlah yang lain sementara ini mengabaikannya ntar juga sadar sendiri bahwa sertifikasi nasional sangatlah penting terkait profesi mereka ke depan."

Akupun menyilakan Krisandi melanjutkan kegiatan terakhirnya yi memfasilitasi para peserta untuk mendapatkan sertifikasi di hari kedua atau terakhir Bimtek perkopian itu. Akupun menuju ke corner melihat koleksi kopi Popeye. Waw banyak macamnya, ada Kopi Malang dari seluruh penjuru Malang Raya ntah itu Dampit, Kawi, Arjuno dll. Ada kopi dari seberang, ntah itu dari Gayo, Kintamani Bali, Flores dll. Tapi sepintas tadi aku dengar Calvein menyebut nama Kopi Ateng. Akupun bertanya apa Kopi Sigararutang yang dimaksud. Calvein mengiyakan, seraya menjelaskan ".. Bibitnya doang dari Toba Pak, tapi Sigararutang yang sekarang ada adalah hasil panen kebun kopiku di Wagir, Malang. Aku mencoba membudidayakannya disana, ternyata bisa, tapi ntahlah bagaimana rasanya", kata Calvein seraya bergegas kedalam dan mengambil satu kantong plastik coffee bean Sigararutang. Aku menjamah dan meraba biji kopi itu. Bentuk dan besarannya persis Sigararutang habitat tanah Batak. Dan sekarang yang kupandang-pandang ini adalah habitat baru Sigararutang yi Wagir, Malang.

Ferry dan isteri, peserta bimtek perkopian dari Sidoardjo. Foto : Parlin Pakpahan.
Ferry dan isteri, peserta bimtek perkopian dari Sidoardjo. Foto : Parlin Pakpahan.

"Kopi Sigararutang di habitat aslinya Lingkar Toba pendek Calvein, paling setinggi saya 165 Cm. Bagaimana kau lihat kopi ini tumbuh di Wagir?"

"Lebih tinggi dari aslinya kalau begitu. Yang tumbuh di Wagir ya ini dia hasilnya, dan tinggi pohon bisa sampai 2 meteran Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun