Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Eskalasi Berbahaya di Lebanon Selatan

21 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 21 Juni 2024   18:10 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menhan Israel Yoav Gallant di perbatasan Lebanon.  (Sumber: Defense Ministry/Ariel Hermoni via voi.id).

Eskalasi Berbahaya di Lebanon Selatan

Situasi di Lebanon selatan yang berbatasan langsung dengan Israel utara saat ini sangat tegang dan rawan eskalasi. Ketegangan ini telah meningkat sejak Oktober 2023 ketika Hezbollah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, mulai menembakkan roket ke wilayah utara Israel sebagai respons atas serangan mendadak oleh Hamas di perbatasan Gaza-Israel. Pertukaran tembakan antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hezbollah telah menjadi rutinitas, dengan serangan lintas batas yang sering terjadi, menyebabkan kerusakan signifikan di kedua sisi perbatasan.

Israel telah meningkatkan operasi militernya di wilayah ini, termasuk serangan udara dan penggunaan drone untuk menargetkan pemimpin-pemimpin Hezbollah dan Hamas. Selain itu, lebih dari 100 milisi Hezbollah telah terbunuh dalam serangan-serangan ini. Pemerintah Israel juga telah mengumumkan area perbatasan dengan Lebanon sebagai zona militer tertutup, mengakibatkan evakuasi warga sipil dari wilayah tersebut.

Lebanon telah menerima peringatan dari negara-negara Barat dan Arab tentang kemungkinan serangan Israel yang lebih besar jika situasi tidak mereda. Ada juga upaya diplomatik oleh AS, Perancis, dan beberapa negara lain untuk menurunkan ketegangan ini, namun hasilnya belum terlihat jelas.

UNIFIL, misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, telah mengingatkan bahaya eskalasi sangat nyata dan menyerukan kembalinya penghentian permusuhan serta mencari solusi diplomatik dan politik untuk konflik ini.

Ketegangan ini berdampak besar pada kehidupan sehari-hari warga di wilayah perbatasan tersebut, dengan serangan-serangan yang menyebabkan kebakaran besar dan kerusakan infrastruktur yang parah di kedua sisi perbatasan. Baik warga Israel maupun Lebanon menghadapi risiko konstan dari serangan lintas batas yang dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas jika tidak ditangani dengan segera.

Situasi di perbatasan Lebanon-Israel semakin tegang setelah terbetik laporan Hezbollah menggunakan drone pengintai untuk mengamati pelabuhan Haifa dan fasilitas militer Israel di Haifa. IDF menganggap tindakan ini sebagai provokasi yang serius dan tidak bisa ditolerir lagi. Hal ini memicu respons keras dari pihak Israel, yang mengindikasikan rencana untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap Hezbollah, bahkan jika perlu, akan menghabisi Hezbollah sampai ke akarnya.

Kemungkinan yang bakal terjadi

Israel kemungkinan besar akan melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Hezbollah. Ini bisa mencakup serangan udara, serangan darat, dan penggunaan drone untuk menghancurkan infrastruktur dan basis militer Hezbollah di Lebanon. Target utama kemungkinan besar adalah wilayah selatan Lebanon, di mana kekuatan Hezbollah terkonsentrasi.

Konflik ini berpotensi memicu eskalasi lebih luas di kawasan Timur Tengah. Dengan Iran sebagai pendukung utama Hezbollah, dan dengan ketegangan yang sudah tinggi di Gaza, tindakan Israel bisa memprovokasi reaksi dari negara-negara dan kelompok militan lain di kawasan tersebut. Hal ini bisa membawa kawasan tersebut ke dalam konflik yang lebih luas.

Komunitas internasional, khususnya PBB, AS, dan negara-negara Eropa, akan meningkatkan upaya diplomatik untuk menurunkan ketegangan. Kendati demikian, efektivitas upaya diplomatik ini masih belum jelas, mengingat ketegangan yang sudah sangat tinggi dan sejarah panjang konflik di kawasan ini.

Pemerintah Lebanon akan berada di bawah tekanan yang lebih besar dari komunitas internasional untuk mengendalikan Hezbollah dan mencegah provokasi lebih lanjut terhadap Israel. Mengingat pengaruh kuat Hezbollah dalam politik Lebanon, ini akan menjadi tugas yang sangat sulit bagi pemerintah Lebanon.

Situasi saat ini sangat tidak stabil dan berpotensi meletus menjadi konflik yang lebih besar jika tidak dikelola dengan hati-hati. Semua pihak terlibat perlu segera mencari solusi diplomatik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Tindakan militer Israel terhadap Hezbollah di Lebanon selatan akan memiliki beberapa kesamaan dengan operasi militer di Gaza, terutama dalam hal menargetkan infrastruktur bawah tanah seperti terowongan. Hezbollah diketahui memiliki jaringan terowongan yang kompleks, mirip dengan yang dimiliki Hamas di Gaza, yang digunakan untuk penyelundupan senjata, pergerakan pejuang, dan penyimpanan logistik militer.

IDF telah mengembangkan strategi dan teknologi untuk mendeteksi dan menghancurkan terowongan bawah tanah di Gaza, dan pengalaman ini kemungkinan besar akan diterapkan di Lebanon. Ini termasuk penggunaan alat berat, serangan udara, dan teknologi pendeteksian bawah tanah untuk menemukan dan menghancurkan terowongan Hezbollah.

Seperti halnya di Gaza, Israel akan menggunakan kombinasi serangan udara dan operasi darat untuk menargetkan infrastruktur militer Hezbollah. Serangan udara akan fokus pada penghancuran pangkalan, gudang senjata, dan situs peluncuran roket, sementara pasukan darat akan dikerahkan untuk membersihkan wilayah yang telah dibom dan memastikan penghancuran total terowongan pertahanan Hezbollah.

IDF dipastikan akan memperketat pengamanan di perbatasan utara untuk mencegah infiltrasi oleh milisi Hezbollah, termasuk penambahan pasukan, pembangunan penghalang fisik, dan peningkatan patroli serta pengawasan.

Tantangan yang dihadapi

Wilayah selatan Lebanon memiliki topografi yang berbeda dengan Gaza, yang bisa menambah kesulitan dalam operasi militer. Terowongan Hezbollah juga mungkin lebih dalam dan lebih terlindungi dibandingkan dengan yang ada di Gaza.

Tindakan militer yang intensif di Lebanon dapat memicu reaksi internasional yang lebih besar dibandingkan dengan di Gaza, mengingat Lebanon adalah negara berdaulat dan bukan wilayah yang diblokade seperti Gaza.

Hezbollah memiliki kapasitas militer yang signifikan, termasuk persenjataan roket yang lebih canggih dan pasukan yang lebih terorganisir dibandingkan Hamas. Respon dari Hezbollah bisa lebih terkoordinasi dan mematikan, yang bisa memperpanjang dan memperluas konflik.

Meskipun ada kesamaan dalam strategi militer yang digunakan oleh Israel, operasi militer Israel di Lebanon akan menghadirkan tantangan yang spesifik Lebanon dan berpotensi meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih luas.

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk meredakan ketegangan di Lebanon selatan sangat penting mengingat potensi eskalasi yang besar.

Sementara IDF berasumsi Hezbollah perlu dihabisi seperti Hamas, ada beberapa strategi dan pendekatan yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi ketegangan.

Peningkatan upaya diplomatik oleh komunitas internasional, khususnya PBB, AS, dan Uni Eropa, sangat penting. Mereka dapat menekan kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi diplomatik. Mediasi oleh pihak ketiga yang netral dapat membantu memfasilitasi dialog antara Israel dan Lebanon, serta antara Israel dan Hezbollah.

Memperkuat mandat dan kapasitas Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) untuk memantau situasi dan mencegah insiden lintas batas. UNIFIL dapat bertindak sebagai penengah dan memastikan kedua belah pihak mematuhi perjanjian gencatan senjata.

Pemerintah Lebanon harus berusaha mengadakan dialog dengan Hezbollah untuk mencari cara mengurangi ketegangan. Meski sulit, dialog ini penting untuk membahas bagaimana Hezbollah dapat menahan diri dari provokasi lebih lanjut.

Mendorong negara-negara tetangga dan regional untuk berperan aktif dalam mengurangi ketegangan. Negara-negara seperti Mesir, Jordan, dan negara-negara Teluk dapat berperan dalam menekan pihak-pihak yang bertikai untuk mencari solusi damai.

Memperkuat pengawasan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah serangan sebelum terjadi. Ini bisa melibatkan penggunaan drone, sensor, dan teknologi pengawasan lainnya untuk mengawasi aktivitas militan dan mencegah penyelundupan senjata.

Yang perlu diwaspadai, pengaruh kuat Hezbollah dalam politik Lebanon membuat upaya pemerintah untuk mengendalikan mereka menjadi sangat sulit. Dukungan dari Iran terhadap Hezbollah menambah dimensi internasional yang rumit dalam konflik ini.

Sementara setiap serangan terhadap Hezbollah berpotensi memicu respon balasan yang lebih besar dan memperluas konflik ke wilayah lain di Timur Tengah.

Keberhasilan dalam mengurangi ketegangan sangat bergantung pada kerjasama dan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk mencari solusi damai dan menghindari provokasi lebih lanjut.

Joyogrand, Malang, Fri', June 21, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun