Para pengrajin Dinoyo memadukan teknik tradisional yang diwariskan leluhur dengan teknologi modern, menghasilkan keramik yang tak hanya indah namun juga fungsional dan presisi. Mereka menawarkan ragam produk yang memikat, mulai dari vas bunga yang anggun, souvenir unik dengan motif khas lokal, hingga peralatan dapur yang tahan lama dan estetis.
Kampung Wisata Keramik Dinoyo tidak hanya memproduksi keramik, tetapi juga menjadi benteng pelestarian budaya leluhur. Tradisi pembuatan keramik diwariskan dari generasi ke generasi, memastikan kelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Kampung ini telah menjadi pusat industri kreatif yang menghasilkan produk-produk keramik berkualitas tinggi dengan nilai ekonomis dan budaya. Kegigihan dan kreativitas para pengrajin Dinoyo telah mengantarkan mereka ke kancah internasional, mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Mengunjungi Kampung Wisata Keramik Dinoyo bagaikan memasuki galeri seni yang memamerkan keindahan keramik dan kekayaan budaya lokal. Kita bisa saja mengikuti kelas keramik, belajar dari para maestrodisini, dan bahkan mencoba membuat keramik sendiri.
Salah satu teknik pembuatan keramik yang khas di Dinoyo adalah teknik "coiling", di mana tanah liat dibentuk menjadi gulungan panjang dan kemudian dililitkan untuk menciptakan bentuk keramik yang diinginkan.
Di antara para pengrajin Dinoyo, terdapat beberapa nama yang telah mendunia, seperti Pak Tono dan Bu Narti, yang karyanya telah dipamerkan di berbagai galeri seni internasional.
Potret kini dan prospek ke depan
Sayang, dalam obrolan lumayan mendalam dengan Tamara, anak pemilik galeri CJDW di Kampung Wisata Keramik Dinoyo, terungkap potret bisnis kerajinan keramik yang diwarnai berbagai rona, mulai dari optimisme di tengah keterbatasan hingga tekad kuat untuk bangkit dan bersinar kembali.
Tamara membeberkan permintaan keramik Dinoyo mengalami penurunan signifikan, terutama pada produk-produk klasik khas Dinoyo. Hal ini diperparah dengan berkurangnya majikan para pengrajin, yang beralih profesi menjadi pengelola kost-kostan.Â
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah persaingan ketat dengan produk keramik massal yang lebih murah, kurangnya inovasi dan diversifikasi produk, serta strategi promosi dan pemasaran yang belum optimal.