Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berdampakkah Mundurnya Benny Gantz dari Kabinet Perang Israel

11 Juni 2024   14:38 Diperbarui: 11 Juni 2024   14:38 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jordan adalah Palestina dan Palestina adalah Jordan. Foto : quora.com

Berdampakkah Mundurnya Benny Gantz dari Kabinet Perang Israel

Benny Gantz -- pemimpin Persatuan Nasional, partai politik terbesar kedua Israel -- mengundurkan diri dari pemerintahan yang berkuasa di negara tersebut. Keputusannya menjadi berita utama, namun dampak sebenarnya terhadap perang di Gaza dan masa depan politik Israel masih belum jelas.

Kepergian Gantz bukanlah sebuah kejutan. Pertengahan Mei lalu, ia mengeluarkan ultimatum. Netanyahu harus memaparkan rencana yang jelas dan masuk akal untuk mengakhiri perang di Gaza, apabila tidak, ia akan mundur dari pemerintahan pada 8 Juni. Netanyahu tidak melakukannya, dan Gantz menindaklanjuti ancamannya, hanya pengumumannya itu tertunda sehari karena serangan Israel pada Sabtu 8 Juni ybl di Gaza yang membebaskan empat sandera dan menewaskan lebih dari 200 warga Arab-Palestina versi Hamas tentunya yang tak jelas sumbernya.

Netanyahu menghalangi Israel untuk mencapai kemenangan nyata, kata Gantz dalam rilis terbaru pernyataannya.

Melihat konstelasi politik sekarang di Israel, pengunduran diri Gantz kemungkinan besar tidak mempunyai konsekuensi praktis.

Meski Gantz benar tentang tidak adanya tujuan akhir yang jelas bagi Israel dalam Perang Gaza adalah sebuah bencana strategis, namun ia tidak mempunyai pengaruh yang cukup kuat di dalam pemerintahan untuk memaksa Netanyahu mengadopsi hal tersebut. Bibi (panggilan akrab Netanyahu) masih memiliki cukup kursi di Knesset (parlemen Israel) untuk tetap berkuasa bahkan setelah Gantz mengundurkan diri -- yang berarti tidak akan ada perubahan dalam pemerintahan dalam waktu dekat.

Untuk membuat perubahan yang signifikan, Gantz dan sekutunya di kubu oposisi perlu membujuk sekurangnya lima anggota Knesset untuk meninggalkan koalisi pemerintahan saat ini dan memilih untuk mengadakan pemilu baru. Mungkin saja hal itu bisa terjadi, namun tidak ada jaminan.

Jika pemerintah jatuh, itu akan menjadi masalah besar. Ini bisa dibilang skenario yang paling masuk akal untuk mengakhiri perang.

Sebelum 7 Oktober, Gantz adalah pemimpin oposisi Israel. Dia mengkoordinasikan banyak partai, mulai dari sayap kanan hingga sayap kiri, dalam menghalangi upaya Bibi untuk mengambil kendali peradilan Israel dan berpotensi menimbulkan kerusakan fatal terhadap demokrasi Israel. Menentang Bibi yang pemerintahannya terdiri dari kelompok sayap kanan dan garis keras agama ultra-Ortodoks adalah alasan utama Gantz terjun ke dunia politik.

Setelah serangan Hamas yang sangat keji dan menjijikkan bagi bangsa Israel itu, Gantz dan Persatuan Nasional bergabung dengan pemerintah dalam keadaan darurat. Bagian dari perjanjian tersebut Gantz akan menjadi salah satu dari tiga anggota "kabinet perang" Israel, sebuah badan ad hoc yang akan membuat keputusan perang secara besar-besaran secara kolektif. Dua orang lainnya adalah Bibi dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, anggota Partai Likud pimpinan Netanyahu yang relatif moderat dan menentang perombakan peradilan dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun