Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Folklore Batu Belah di Sumatera Utara

30 Mei 2024   16:17 Diperbarui: 30 Mei 2024   16:25 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Sumut, khususnya Melayu pesisir dan Riau memang pandai bercerita. CRBB tidak hanya kaya akan nilai moral dan budaya, tetapi juga memiliki makna yang kompleks dan multidimensi.

Analisis filologis yang mendalam terhadap CRBB yang dikisahkan dalam bentuk verbal oleh kaum Ibu di berbagai daerah di Sumut tsb dapat mengungkapkan berbagai aspek menarik, seperti : 1) Struktur cerita yang kaya. CRBB memiliki struktur cerita yang kompleks dengan beberapa alur cerita yang saling terkait. Alur utama menceritakan kisah sang ibu dan anak-anaknya, sedangkan alur lain menceritakan kisah sang suami yang sedang berburu. Penggunaan alur cerita yang kompleks ini membuat cerita menjadi lebih menarik dan dinamis. Selain itu, CRBB juga memiliki beberapa subplot, seperti kisah tentang belalang yang dikumpulkan sang suami dan kisah tentang Batu Belah yang misterius. Subplot-subplot ini memperkaya cerita dan memberikan informasi tambahan tentang latar belakang dan karakter para tokoh; 2) Penggunaan bahasa yang beragam. CRBB menggunakan berbagai gaya bahasa, seperti bahasa sehari-hari, bahasa puitis, dan bahasa kiasan. Penggunaan gaya bahasa yang beragam ini membuat cerita menjadi lebih hidup dan menarik. Selain itu, CRBB juga menggunakan beberapa dialek bahasa Melayu yang berbeda. Penggunaan dialek ini menunjukkan kekayaan budaya daerah di mana cerita ini berasal. Contoh penggunaan bahasa kiasan dalam CRBB adalah ungkapan "batu belah batu bertangkup" yang memiliki makna filosofis tentang pertemuan dan perpisahan; 3) Nilai budaya yang mendalam. CRBB mengandung berbagai nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, seperti kasih sayang keluarga. Diceritakan sang ibu sangat menyayangi anak-anaknya, dan anak-anaknya pun sangat menyayangi ibunya. Kesederhanaan hidup. Diceritakan sang suami hidup sederhana dan bekerja keras untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Kepercayaan terhadap hal gaib. Diceritakan masyarakat percaya pada kekuatan magis Batu Belah. Keadilan sosial. Diceritakan sang ibu mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari suaminya. Nilai-nilai budaya ini direpresentasikan melalui berbagai peristiwa dan dialog dalam cerita; 4) Makna simbolis yang berlapis. CRBB kaya akan simbol-simbol yang memiliki makna berlapis. Batu Belah dapat diinterpretasikan sebagai simbol kematian, keputusasaan, perlindungan, dan transformasi. Hutan dapat diinterpretasikan sebagai simbol bahaya, misteri, dan sumber kehidupan. Belalang dapat diinterpretasikan sebagai simbol ketekunan, kesederhanaan, dan kerentanan. Makna simbol-simbol ini tergantung pada interpretasi masing-masing individu dan konteks budaya di mana cerita ini diceritakan; 5) Relevansi dengan kehidupan modern. Meskipun CRBB merupakan cerita rakyat yang berasal dari masa lampau, namun cerita ini masih memiliki relevansi dengan kehidupan modern. Cerita ini mengingatkan kita tentang pentingnya kasih sayang keluarga, nilai-nilai moral, dan konsekuensi dari tindakan yang kita lakukan. Selain itu, CRBB juga dapat dilihat sebagai kritik terhadap ketidakadilan gender dan kekerasan dalam rumahtangga.

Makna Sosio-Antropologis

CRBB bukan hanya kisah yang kaya akan nilai moral dan budaya, tetapi juga menyimpan makna sosio-antropologis yang mendalam. Menelaah CRBB dari sudut pandang ini dapat membuka wawasan tentang struktur sosial, nilai dan norma budaya, dinamika gender, dan relevansinya dengan kehidupan modern.

1. Struktur sosial dan hierarki

CRBB menggambarkan struktur sosial masyarakat patriarki yang kental. Hal ini terlihat dari peran dominan sang suami sebagai pencari nafkah dan pengambil keputusan utama dalam keluarga, sedangkan sang istri terikat pada peran domestik dan mengurus anak. Dinamika ini tercermin dalam berbagai peristiwa dan dialog dalam cerita.

Di samping itu, hierarki sosial berdasarkan usia dan jenis kelamin juga tampak jelas. Anak-anak digambarkan sebagai individu yang masih bergantung pada orang dewasa, dan perempuan dianggap lebih lemah dan rentan dibandingkan laki-laki.

2. Nilai dan norma budaya yang tertanam

CRBB sarat dengan nilai dan norma budaya yang dijunjung tinggi masyarakat, seperti kasih sayang keluarga. Kedekatan dan rasa cinta yang kuat antara ibu dan anak-anaknya menjadi inti cerita; kesederhanaan hidup. Diceritakan sang suami hidup sederhana dan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya; ketaatan pada suami. Sang istri digambarkan sebagai individu yang taat pada suaminya, meskipun dia mendapatkan perlakuan yang tidak adil; kepercayaan terhadap hal gaib. Kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan magis Batu Belah menjadi bagian penting dalam cerita, nilai-nilai ini direpresentasikan melalui berbagai peristiwa dan dialog dalam cerita, memberikan gambaran tentang norma dan moralitas yang dianut masyarakat pada masa itu.

3. Dinamika gender dan peran ganda perempuan

CRBB menunjukkan adanya ketidakadilan gender yang mencolok. Sang suami digambarkan sebagai individu yang kasar dan kejam, sedangkan sang istri digambarkan sebagai individu yang lemah dan pasrah. Ketidakadilan ini termanifestasi dalam peristiwa tragis sang suami memukuli dan menganiaya sang istri. Selain itu, CRBB juga menunjukkan peran ganda perempuan yang harus dijalani. Sang istri digambarkan sebagai ibu rumahtangga yang harus mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumahtangga, sekaligus sebagai pencari nafkah tambahan. Peran ganda ini masih relevan dengan keadaan sekarang, di mana banyak perempuan yang harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun