Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Kucing Merah Kalimantan yang Unik tapi Terancam Punah

17 Mei 2024   14:49 Diperbarui: 17 Mei 2024   15:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bay Cat Borneo atau Kucing Merah Kalimantan yang terancam punah. Foto : Dikolase dari news.mongabay.com

Para peneliti masih berusaha untuk mencari tahu beberapa hal penting, seperti mengapa Kucing Merah sangat langka? Para ilmuwan belum mengetahui populasi awal Kucing Merah sebelum adanya perburuan dan hilangnya habitat; Informasi tentang tingkat reproduksi dan kelangsungan hidup anak Kucing Merah masih terbatas; Penyakit, predator, dan kompetisi dengan spesies lain kemungkinan besar berperan dalam kelangkaan Kucing Merah.

Kucing Merah Kalimantan yang seakan menghilang itu tak lepas dari dampak Deforestasi yang membuat luas dan kualitas habitatnya terus menurun; adanya perburuan liar. Meskipun ilegal, perburuan Kucing Merah masih terjadi untuk perdagangan hewan peliharaan dan obat tradisional; Penjeratan yang tidak disengaja. Kucing Merah sering terjerat dalam perangkap yang dipasang untuk hewan lain; Kurangnya kesadaran masyarakat. Masyarakat lokal mungkin tidak mengetahui nilai dan pentingnya Kucing Merah untuk ekosistem.

Upaya penelitian yang dilakukan antara lain melalui pemantauan kamera jebak yang dipasang di hutan untuk memantau pergerakan dan perilaku Kucing Merah; Analisis DNA. Sampel DNA dari Kucing Merah digunakan untuk mempelajari populasinya dan hubungannya dengan spesies kucing lainnya; Pelacakan GPS. Kucing Merah dipakaikan kalung GPS untuk melacak pergerakan dan penggunaan habitatnya; Survei masyarakat. Survei juga dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat lokal terhadap Kucing Merah.

Pentingnya mengintensifkan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kucing Merah, sehingga para peneliti dapat mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif; mendidik masyarakat tentang pentingnya melindungi Kucing Merah; bekerjasama dengan komunitas lokal untuk melindungi habitat Kucing Merah; mendorong kebijakan yang mendukung pelestarian Kucing Merah.

Jim Sanderson, pakar kucing liar terkemuka di dunia, menyarankan penelitian terhadap Kucing Merah harus fokus pada mengapa kucing ini sangat langka, apa yang menyebabkan penurunan populasinya, dan bagaimana mengurangi ancaman tsb. Melalui beragam penelitian terhadap Kucing Merah, para pelestari lingkungan akan dapat membuat rencana yang layak untuk melindunginya.

Saran Jim Sanderson pakar kucing liar yang kesohor itu sangatlah tepat. Fokus penelitian terhadap Kucing Merah Kalimantan memang harus diarahkan pada tiga pertanyaan utama :

1. Mengapa Kucing Merah Kalimantan sangat langka?

Populasi awal. Kita perlu mengetahui populasi Kucing Merah sebelum terjadinya perburuan dan hilangnya habitat; Tingkat reproduksi. Penting untuk memahami tingkat reproduksi dan kelangsungan hidup anak Kucing Merah; Faktor pembatas lain. Penyakit, predator, dan kompetisi dengan spesies lain kemungkinan besar juga berperan dalam kelangkaan Kucing Merah.

2. Apa yang menyebabkan penurunan populasi Kucing Merah?

Dampak Deforestasi. Luas dan kualitas habitat Kucing Merah terus menurun;  Perburuan liar. Meskipun ilegal, perburuan Kucing Merah masih terjadi untuk perdagangan hewan peliharaan dan obat tradisional; Penjeratan yang tidak disengaja. Kucing Merah sering terjerat dalam perangkap yang dipasang untuk hewan lain; Kurangnya kesadaran masyarakat. Masyarakat lokal mungkin tidak mengetahui nilai dan pentingnya Kucing Merah untuk ekosistem.

3. Bagaimana mengurangi ancaman terhadap Kucing Merah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun