Pengembangan PLTP Nusantara Wajib Disegerakan
Dalam mengatasi tantangan iklim dunia, sudah beberapa dekade ini dunia sibuk dengan berbagai cara untuk mengatasinya, antara lain mengurangi penggunaan BBM dan beralih ke energi Listrik, bukan hanya untuk automobile saja, tetapi juga pembangkit listrik yang digunakan harus bersumber dari energi yang terbarukan dan tidak mengotori langit kita.
Asal tahu BBM dunia masih menggunung, ntah itu di Rusia, Timur Tengah, di Alaska, Laut utara, di Venezuela dll. So kita tak mungkin langsung bertransisi begitu saja ke energi terbarukan. Lihat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) masih ada dimana-mana, sementara kita yang dikenal sebagai daerah yang kaya dengan panas bumi belum maksimal menggunakannya.
Semua upaya itu untuk mudahnya disebut Dekarbonisasi yang dalam konteks masalah iklim merujuk pada proses pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer, terutama yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara. Tujuan utama dekarbonisasi adalah untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim yang disebabkan oleh akumulasi gas rumah kaca di atmosfer.
Memanfaatkan panas bumi (geothermal energy) termasuk salah satu strategi transisi energi yang penting untuk dekarbonisasi dunia. Energi panas bumi adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari panas yang tersimpan di dalam bumi.
Di berbagai negara, energi panas bumi telah menjadi bagian penting dari strategi dekarbonisasi. Contohnya, Islandia telah berhasil menggunakan energi panas bumi sebagai sumber utama listrik dan pemanasan, mengurangi emisi karbonnya secara signifikan. Dengan demikian, memanfaatkan energi panas bumi adalah langkah penting menuju transisi energi yang berkelanjutan dan dekarbonisasi global.
Potensi panas bumi di Indonesia
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar karena terletak di Cincin Api Pasifik, yang membuatnya kaya akan sumberdaya geotermal. Pemanfaatan panas bumi di Indonesia telah berlangsung di beberapa daerah dengan berbagai tingkat perkembangan dan hasil yang telah dicapai.
Potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 29 gigawatt (GW), yang menjadikannya salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia. Sumberdaya ini tersebar di berbagai pulau, terutama di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Daerah yang sudah memanfaatkan panas bumi :
1. Jawa Barat
Lapangan Geotermal Kamojang. Salah satu lapangan geotermal tertua di Indonesia, beroperasi sejak 1983. Pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang memiliki kapasitas terpasang lebih dari 235 MW.
Lapangan Geotermal Wayang Windu. Terletak di Kabupaten Bandung, dengan kapasitas terpasang sekitar 227 MW.
2. Sumatera Utara
Lapangan Geotermal Sarulla. Salah satu proyek panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang sekitar 330 MW. Proyek ini terdiri dari beberapa unit pembangkit dan memanfaatkan teknologi canggih untuk efisiensi yang lebih tinggi.
Lapangan Geotermal Sibayak. Terletak di dekat Berastagi, memiliki kapasitas terpasang sekitar 12 MW.
3. Jawa Tengah
Lapangan Geotermal Dieng: Terletak di dataran tinggi Dieng, dengan kapasitas terpasang sekitar 60 MW. Proyek ini juga sedang dalam pengembangan untuk menambah kapasitasnya.
4. Sumatera Barat
Lapangan Geotermal Lumut Balai. Terletak di Kabupaten Muara Enim, memiliki kapasitas terpasang sekitar 55 MW dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
5. Sulawesi Utara
Lapangan Geotermal Lahendong. Terletak di Tomohon, dengan kapasitas terpasang sekitar 120 MW. Proyek ini telah membantu memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Utara.
PLTP Sarulla, Tapanuli Utara, Sumut
PLTP Sarulla di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, memiliki kapasitas terpasang sebesar 330 megawat. Ini menjadikannya salah satu proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. PLTP Sarulla terdiri dari beberapa unit pembangkit yang beroperasi secara bertahap dan menggunakan teknologi canggih untuk mencapai efisiensi tinggi.
PLTP Sarulla memiliki kapasitas yang signifikan (330 MW). Hanya, pasokan listrik di wilayah Toba Raya belum sepenuhnya berasal dari PLTP ini.
Dengan kapasitas 330 MW, PLTP Sarulla memiliki output yang cukup besar. Untuk perbandingan, kebutuhan listrik per kapita di Indonesia rata-rata sekitar 1.000 kWh per tahun. Jika diasumsikan Toba Raya memiliki populasi sekitar 1 juta orang, kebutuhan listrik tahunan kira-kira sebesar 1 TWh atau sekitar 114 MW kapasitas pembangkit (dengan faktor kapasitas sekitar 50%).
Berdasarkan kapasitas terpasang, PLTP Sarulla memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan listrik dasar wilayah Toba Raya. Yang jadi masalah adalah penggunaan dan pendistribusiannya.
Dilihat dari kapasitas, PLTP Sarulla sesungguhnya mampu memasok listrik yang cukup untuk mendukung kebutuhan wilayah Toba Raya. Keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan listrik seluruh wilayah Toba Raya tidak hanya bergantung pada kapasitas pembangkit, tetapi juga pada ketersediaan dan keandalan infrastruktur distribusi, yi harus mampu menyalurkan listrik dari PLTP Sarulla ke seluruh wilayah dengan efisien dan andal.
Sampai sejauh ini listrik yang dihasilkan oleh PLTP Sarulla didistribusikan melalui jaringan listrik yang lebih luas dan tidak terbatas hanya untuk wilayah Toba Raya. PLTP Sarulla merupakan bagian dari jaringan listrik Sumatera Utara yang dikelola oleh PLN, yang berarti listrik yang dihasilkan bisa dialirkan ke berbagai daerah sesuai kebutuhan jaringan keseluruhan.
Wilayah Toba Raya, seperti banyak daerah lainnya, mendapatkan listrik dari berbagai sumber pembangkit, termasuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan sumber energi lainnya. Ini dilakukan untuk memastikan keandalan dan stabilitas pasokan listrik.
Pasokan listrik di Toba Raya juga bergantung pada infrastruktur lokal dan distribusi yang ada. Infrastruktur distribusi di wilayah Toba Raya belum sepenuhnya terintegrasi dengan kapasitas PLTP Sarulla, maka pasokan listrik masih bergantung pada pembangkit lain yang lebih dekat atau lebih terintegrasi dengan jaringan lokal.
Peningkatan PLTP Sarulla dan Industri Pariwisata Toba Raya
Untuk memastikan listrik dari PLTP Sarulla dapat sepenuhnya dimanfaatkan di Toba Raya, diperlukan pengembangan dan perbaikan infrastruktur distribusi listrik di wilayah tsb. Ini termasuk peningkatan kapasitas jaringan transmisi dan distribusi yang mampu menyalurkan listrik dari PLTP Sarulla ke wilayah Toba Raya secara efektif.
Untuk mencapai pasokan listrik yang lebih terintegrasi dan andal dari PLTP Sarulla, diperlukan peningkatan dan integrasi jaringan distribusi listrik; kebijakan dan investasi pemerintah untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi terbarukan; koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan distribusi energi di wilayah tsb.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk peningkatan kapasitas PLTP Sarulla lebih lanjut.
Peningkatan kapasitas dimaksud memerlukan pengeboran sumur panas bumi tambahan untuk memastikan ketersediaan sumberdaya panas bumi yang cukup; Peningkatan efisiensi teknologi pembangkit dan sistem ekstraksi panas dapat membantu meningkatkan output energi tanpa perlu terlalu banyak pengembangan fisik baru; Pengembangan lebih lanjut memerlukan investasi yang besar. Kolaborasi dengan investor internasional dan domestik adalah focal-point dalam mengumpulkan dana yang diperlukan.
Pengembangan lebih lanjut dari PLTP Sarulla bisa memberikan dampak positif pada industri pariwisata di kawasan Toba Raya; Peningkatan kapasitas pembangkit listrik dapat menjamin pasokan energi yang stabil dan andal untuk mendukung infrastruktur pariwisata seperti hotel, resort, restoran, dan fasilitas lainnya.
Dengan adanya pasokan listrik yang stabil dan murah dari energi panas bumi Tapanuli utara, biaya operasional untuk industri pariwisata dapat ditekan, menjadikan kawasan ini lebih menarik bagi investor dan pengusaha di sektor pariwisata.
Keberadaan PLTP yang canggih dan ramah lingkungan bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Tur edukasi dan wisata industri bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan yang tertarik dengan teknologi energi terbarukan.
Penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan dapat meningkatkan citra kawasan Toba Raya sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan (green tourism), yang saat ini menjadi tren global dalam industri pariwisata dunia.
Pasokan energi yang andal dapat mendukung perkembangan infrastruktur umum, meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, dan pada gilirannya menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi wisatawan.
Begitu pula halnya dengan PLTP-PLTP lain se-Nusantara. Harus dilihat hubungan strategisnya dengan potensi sumberdaya distrik dimana PLTP itu berada. Kalau memang strategis, potensial sumberdayanya dan memungkinkan mengapa tidak untuk mengembangkannya lebih lanjut dalam rangka kemandirian perlistrikan dan kemajuan daerah.
Joyogrand, Malang, Wed', May 15, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H