Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Rafah War: Hancurkah Hamas

10 Mei 2024   14:47 Diperbarui: 10 Mei 2024   14:47 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rafah War : Hancurkah Hamas

PM Israel Benjamin "Bibi" Netanyahu bersumpah belum lama ini Israel akan berdiri sendiri dan berjuang dengan sekuat tenaga dalam menentang ancaman AS untuk lebih membatasi pengiriman senjata jika pasukan Israel melanjutkan serangan di kota Rafah di Gaza selatan.

Netanyahu menegaskan ulang tekad Israel setelah delegasi Israel dan Hamas meninggalkan perundingan gencatan senjata di Kairo. Hamas mengatakan keputusan sekarang sepenuhnya ada di tangan Israel, sementara Israel mengklaim kesepakatan versi Hamas jauh dari persyaratannya.

Kegagalan untuk mencapai kesepakatan dalam pertemuan terbaru itu menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya serangan Israel di Rafah. Kekhawatiran itu akhirnya menjadi kenyataan ketika Senin ybl tank-tank Israel memasuki Rafah.

Netanyahu mengabaikan peringatan presiden AS, Joe Biden, jika IDF melancarkan serangan besar-besaran ke kota tsb, AS tidak akan menyediakan bom dan peluru artileri untuk mendukung operasi tsb.

Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri. Jika perlu, kami akan bertarung dengan kuku kami. Tapi kami punya lebih dari sekadar kuku, kata Netanyahu. Mendekati peringatan 76 tahun kemerdekaan Israel yang harus diperjuangkan, Bibi mengingatkan Israel tidak punya senjata pada perang tahun 1948. Ada embargo senjata terhadap Israel, namun dengan kekuatan, semangat, kepahlawanan, dan persatuan yang besar di antara anak bangsa -- kami menang.

Kendati marah, Bibi menyampaikan pesan yang lebih damai terhadap Biden dalam wawancara selama satu jam dengan pembawa acara talkshow AS, Phil McGraw. Banyak kesepakatan kami dengan AS, namun ada juga perbedaan pendapat. Kami sudah mampu mengatasinya, kami bisa mengatasinya sekarang, tapi kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melindungi negara kami, kata Bibi

Delegasi Israel menyatakan keberatannya terhadap posisi Hamas, dan menganggap putaran perundingan di Kairo telah berakhir. Delegasi Israel kembali dari Kairo dan Israel akan melanjutkan operasinya di Rafah dan bagian lain Jalur Gaza sesuai rencana.

Para pejabat AS pesimis mengenai kemampuan AS untuk mencegah serangan Israel ke Rafah, meski Biden sudah mewanti-wanti akan memicu lebih banyak pembatasan pada pasokan senjata AS, khususnya terkait bom dan peluru artileri.

Pekan lalu, pemerintah AS menghentikan pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon (kl 1 ton) dan 1.700 bom seberat 500 pon (kl seperempat ton) sebagai indikasi pihaknya siap mengambil tindakan untuk menghentikan serangan ke Rafah.

Jubir IDF, Laksamana Daniel Hagari, mengatakan militer Israel dapat melaksanakan operasi yang direncanakan tanpa dukungan AS. Tentara mempunyai persenjataan untuk misi yang direncanakannya, dan juga untuk misi di Rafah. Kami memiliki apa yang kami butuhkan.

Terkait serangan ke Rafah AS berpandangan segala jenis operasi darat besar-besaran di Rafah akan benar-benar memperkuat Hamas, bukan memperkuat Israel. Lebih banyak kematian warga sipil di Rafah akan memberikan lebih banyak amunisi terhadap Hamas dalam bernarasi untuk memutarbalikkan fakta tentang Israel.

Para pejabat AS mengatakan perebutan perlintasan Rafah adalah operasi taktis dengan jumlah korban yang sedikit. Namun PBB yang Majelis Umumnya didominasi negara-negara miskin dan menengah bawah yang pro Hamas tanpa reserved mengatakan peningkatan serangan IDF di wilayah Rafah telah memicu eksodus lebih dari 100.000 orang -- perpindahan penduduk terbesar di Gaza selama berbulan-bulan.

Sementara Biden menyatakan ancamannya terhadap penghentian bantuan senjata untuk Israel dan banyak pejabat AS yang mengritik tajam atas serangan Israel ke Rafah, John Francis Kirby Sekretaris Pers Pentagon mengatakan pasukan Israel masih mendapatkan persenjataan, sebagian besar dari semua yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri.

Dalam serangan ke Rafah sekarang Israel menargetkan para pemimpin Hamas, khususnya Yahya Sinwar dan Mohammed Deif, dalang serangan 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Banyak pejabat Israel yang marah terhadap sikap Biden. Naftali Bennet mantan PM Israel misalnya menyebut ancaman Biden untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel "sangat salah arah". Tentu saja, Presiden Biden selalu menjadi teman baik Israel, tapi keputusannya kali ini sangat salah arah, demikian Bennett kepada CNN belum lama ini.

Asal tahu, demikian Bennet, Israel menghadapi organisasi teror jihadis radikal di perbatasan Israel, Dimana kaum teror itu akan terus berusaha membunuh orang Yahudi sebanyak mungkin. Yang jelas Israel harus melenyapkan ancaman tsb. Kami tidak punya pilihan lain, tandas Bennet.

Hamas bersembunyi di belakang warga sipil, dan ancaman Biden untuk berhenti mengirimkan senjata ke Israel akan menjadi "kesalahan besar," karena Israel "benar-benar tidak punya pilihan", kecuali harus "melakukan apa yang harus dilakukan."

Itulah komentar Bennet menyusul pernyataan Biden yang mengatakan AS akan berhenti memasok senjata ofensif seperti bom atau peluru artileri kepada Israel jika pasukan Israel melancarkan invasi ke kota Rafah di Gaza selatan, tempat ratusan ribu warga sipil mengungsi.

Gedung Putih mendesak Israel membuat rencana untuk mengevakuasi para pengungsi sebelum memasuki kota tsb, namun Bibi bersikeras mengenai rencananya untuk menghancurkan Hamas, yang menurutnya bersembunyi di Rafah.

Bennett mengatakan Israel sama sekali tidak menggunakan senjata untuk menargetkan warga sipil di Gaza, dan mengatakan "semua perang" mempunyai "kerusakan tambahan."

Sejauh ini Israel telah menggeser warga Gaza ke Khan Younis, dan ini masih akan terus berlanjut dengan dibentengi barisan tank Israel agar warga yang mengungsi itu tidak dijadikan perisai hidup oleh Hamas. Protokol semacam ini hanya dipegang IDF. Berbeda halnya dengan Syria atau Rusia atau Yaman misalnya yang membiarkan warga sipil tewas bergelimpangan dalam peperangan yang pernah dan sedang mereka alami.

Menurut Bennet seharusnya serangan ke Rafah dilakukan Israel sekitar empat bulan lalu. Kami terlambat melakukan serangan ini, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, katanya.

Bibi telah bersumpah sejak awal perang bahwa Hamas harus dihancurkan hingga tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel. Sumpah itu bukanlah sekadar sumpah, tapi itu adalah bagian dari kebijakan Israel untuk memastikan keamanan negara dan warga negaranya setelah serangan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya.

Rafah merupakan salah satu lokasi yang dianggap sebagai titik strategis bagi operasi militer Hamas di Jalur Gaza. Serangan ke Rafah adalah upaya Israel untuk melemahkan kemampuan militer Hamas dan mengurangi risiko serangan lebih lanjut ke wilayah Israel.

Konflik antara Israel dan Arab-Palestina berlatar belakang sejarah dan politik yang kompleks, dan tindakan militer seperti serangan ke Rafah adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk menangani isu-isu keamanan nasional. Hanya saja, tindakan semacam ini biasanya menimbulkan kontroversi dan mengundang kritik, terutama terkait dengan dampaknya pada warga sipil dan potensi eskalasi lebih lanjut dari konflik.

Tingkat keberhasilan Israel dalam mengeliminasi Hamas dari persembunyian terakhirnya di Rafah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1.Teknologi militer. Israel memiliki teknologi militer canggih yang memungkinkan mereka untuk melacak dan menyerang target dengan akurasi tinggi. Dengan menggunakan intelijen yang canggih dan kemampuan militer yang kuat, Israel dapat menargetkan persembunyian Hamas dengan efektif.

2. Strategi militer. Israel telah mengembangkan strategi militer yang cermat untuk menyerang persembunyian Hamas di Rafah, termasuk penggunaan operasi udara, operasi darat, dan intelijen yang akurat untuk mengidentifikasi target.

3. Kerjasama intelijen. Israel bekerjasama dengan negara-negara lain, khususnya AS, dalam pertukaran intelijen dan informasi yang relevan untuk menargetkan kelompok-kelompok teroris seperti Hamas. Meski AS tidak mengirim persenjataan selama serangan ke Rafah, kerjasama intelijen dapat memberikan Israel akses kepada sumberdaya yang penting untuk melancarkan operasi mereka.

4. Sanksi Amerika. Meski AS tidak mengirim persenjataan langsung selama serangan ke Rafah, sanksi tsb tidak secara signifikan menghambat kemampuan Israel untuk melancarkan operasi militer. Israel memiliki industri pertahanan yang kuat dan kemampuan untuk memproduksi persenjataan sendiri, sehingga sanksi tsb mungkin memiliki dampak terbatas pada kemampuan mereka untuk mempertahankan diri.

Upaya Israel dalam mengeliminasi Hamas di Rafah kali ini disertai pendahuluan yang manusiawi yi menggeser warga ke Khan Younis dan telah menyediakan ribuan tenda pengungsian disana. Dengan kata lain Hamas kini tak bisa lagi menjadikan warga Gaza sebagai perisai hidup.

Hancurkah Hamas? Ada dua kemungkinan besar : 1). Sandera Israel akan selamat sebagiannya, Yahya Sinwar dan Mohammed Deif  berhasil dibekuk atau lebih jauh dieliminasi dalam sebuah tembak-menembak; 2) kemungkinan yang mengerikan yi semua sandera Israel dibunuh Hamas dan sebagai konsekuensi logis semua batalyon terakhir Hamas yang berjumlah kl 15.000 miltan terpaksa dimusnahkan di terowongan Rafah.

Barangkali di point kedualah kemenangan total yang dimaksud Bibi dan IDF. Yang terpenting bagi Israel dalam Rafah War adalah melucuti Hamas secara total sehingga tidak lagi mengancam kemanan Israel di masa mendatang.

Lihat :

https://www.theguardian.com/world/article/2024/may/09/we-will-fight-with-our-fingernails-says-netanyahu-after-us-threat-to-curb-arms

https://www.jpost.com/opinion/article-800651

https://thehill.com/policy/defense/4655241-fromer-israel-pm-naftali-bennett-calls-joe-biden-weapon-halt-threat-deeply-misguided/

Joyogrand, Malang, Fri', May 10, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun