Kemandirian Lebanon Dipertanyakan
Lebanon adalah sebuah negara kecil yang terletak di kawasan Timur Tengah, berbatasan dengan Laut Mediterania di sebelah barat, Syria di sebelah timur dan utara, serta Israel di sebelah selatan. Meskipun ukurannya relatif kecil, Lebanon memiliki sejarah yang kaya dan budaya yang sangat beragam.
Lebanon memiliki sejarah panjang yang terkait dengan berbagai peradaban seperti Fenisia, Romawi, Bizantium, dan Ottoman. Dalam sejarah modern, Lebanon adalah salah satu negara pertama di Timur Tengah yang mendapatkan kemerdekaan dari kekuasaan kolonial Eropa, yaitu dari Perancis pada tahun 1943.
Budaya Lebanon merupakan campuran dari berbagai tradisi dan agama. Negara ini memiliki masyarakat multikultural dan multiagama, dengan komunitas Muslim (Sunni dan Syiah) dan Kristen (Maronit, Ortodoks, Katolik, dan lainnya), serta sejumlah kecil kelompok agama lainnya seperti Druze. Keragaman ini telah menjadi sumber kekuatan dan konflik di berbagai titik dalam sejarah Lebanon.
Lebanon memiliki sistem politik yang unik, dikenal sebagai konfessionalitas, di mana kekuasaan politik dibagi berdasarkan agama. Misalnya, posisi Presiden harus dipegang oleh seorang Maronit, Perdana Menteri oleh seorang Sunni, dan Ketua Parlemen oleh seorang Syiah. Sistem ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di antara berbagai komunitas agama.
Ekonomi Lebanon sebagian besar berorientasi pada sektor jasa, termasuk perbankan dan pariwisata. Beirut, ibu kota Lebanon, dikenal sebagai pusat keuangan dan memiliki sejarah panjang sebagai kota kosmopolitan dan tujuan wisata. Namun, negara ini juga menghadapi berbagai tantangan ekonomi seperti utang yang tinggi, pengangguran, dan infrastruktur yang buruk.
Belum lama ini pemimpin Kristen Lebanon mengatakan pertempuran Iran-Hezbollah dengan Israel telah merugikan Lebanon.
Samir Geagea mengatakan kelompok teror Hezbollah bertujuan - melalui pertempuran yang berkelanjutan - untuk menguntungkan Tuannya atau pendukung utamanya, yi Iran, dengan menampilkan kehadiran mereka di sepanjang perbatasan Israel.
Samir mengecam kelompok teroris Syiah Hezbollah karena membuka front dengan Israel dalam rangka mendukung sekutunya Hamas, dan mengatakan mereka telah merugikan Lebanon tanpa berhasil mengurangi serangan Israel di Jalur Gaza.