El Nino yang melemah dan transisi ke ENSO Netral kemungkinan akan membawa musim kemarau yang lebih pendek dibandingkan tahun 2023.
Curah hujan diprediksi akan mulai meningkat di beberapa wilayah pada Mei 2024, dan kemungkinan akan lebih deras pada Juni-Agustus 2024 jika La Nina benar-benar terjadi.
Dampak terhadap petani padi
El Nino yang melemah dan transisi ke ENSO Netral kemungkinan membawa musim kemarau yang lebih pendek dibandingkan tahun 2023. Hal ini dapat membantu petani padi dalam mengelola air irigasi dan mengurangi risiko kekeringan.
Curah hujan diprediksi akan mulai meningkat di beberapa wilayah pada Mei 2024, dan kemungkinan akan lebih deras pada Juni-Agustus 2024. Peningkatan curah hujan ini dapat membantu meningkatkan produksi padi, namun juga dapat meningkatkan risiko hama dan penyakit tanaman.
Secara umum, pergeseran cuaca saat ini (April 2024) lebih kondusif bagi petani padi di Indonesia dibandingkan dengan tahun 2023, karena musim kemarau yang lebih pendek. Kemungkinan peningkatan curah hujan akan terjadi di masa tanam padi berikutnya.
Peluang bagi dunia agro
Masa transisi dari El Nino ke La Nina di Indonesia membuka peluang baru di dunia agro, baik di darat maupun di lautan.
Beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan antara lain peningkatan produksi padi. La Nina umumnya membawa curah hujan yang lebih tinggi, yang dapat membantu meningkatkan produksi padi, terutama di daerah yang mengalami kekeringan selama El Nino.
Petani dapat memanfaatkan curah hujan yang lebih tinggi untuk menanam tanaman lain, seperti jagung, kedelai, dan hortikultura. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani dan diversifikasi pangan di Indonesia.
Teknologi seperti irigasi hemat air, pupuk organik, dan pengendalian hama terpadu dapat membantu petani memanfaatkan air yang lebih banyak secara efisien dan meningkatkan hasil panen.