Hukuman Mati Koruptor Kakap di Vietnam Sangat Menginspirasi
Pengadilan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Â menjatuhkan hukuman mati kepada Truong My Lan, seorang taipan real estate berusia 67 tahun, atas tuduhan penggelapan besar-besaran. Dia menerima hukuman tambahan 20 tahun penjara karena penyuapan dan pelanggaran peraturan peminjaman dan diperintahkan membayar hampir US $ 27 juta sebagai ganti rugi.
Truong My Lan adalah seorang perempuan pengusaha Vietnam yang dikenal sebagai "Ratu Properti" karena kesuksesannya di industri real estate. Dia adalah pendiri dan ketua Van Thinh Phat Holdings Group, salah satu pengembang properti terbesar di Vietnam.
Pada Kamis 11 April lalu, Pengadilan Kota Ho Chi Minh menjatuhkan hukuman mati kepada Truong My Lan atas tuduhan penggelapan dana besar-besaran.
Kasus My Lan dianggap sebagai salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Vietnam. Dia didakwa menggelapkan dana senilai $ 2,4 miliar dari Saigon Commercial Bank (SCB) melalui skema rumit yang melibatkan perusahaan cangkang dan suap kepada pejabat bank.
Hukuman mati untuk My Lan bukanlah yang pertama kali dijatuhkan kepada koruptor besar di Vietnam. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pejabat senior dan pengusaha ternama telah dihukum mati karena kasus korupsi.
Kasus ini menarik perhatian publik karena beberapa alasan. Jumlah uang yang digelapkan oleh Truong My Lan sangat besar, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar di Vietnam.
Truong My Lan adalah seorang perempuan pengusaha terkemuka dan dihormati di Vietnam. Hukuman matinya menunjukkan bahwa tidak ada yang kebal hukum, bahkan bagi orang-orang yang berkuasa dan kaya.
Hukuman My Lan boleh jadi akan berdampak signifikan pada lanskap bisnis dan politik Vietnam. Hal ini dapat mendorong para pengusaha dan pejabat untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnis mereka dan menghindari praktik korupsi.
Hukuman My Lan merupakan upaya PKV atau Partai Komunis Vietnam untuk memberantas korupsi dan menarik investasi dari perusahaan-perusahaan internasional ketika perusahaan-perusahaan tsb mengurangi kehadiran mereka di China. Laporan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada 2023 menemukan bahwa "tingkat risiko korupsi" di Vietnam masih "tinggi", dan upaya antikorupsi akan "membawa manfaat nyata" dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Vietnam.