Israel Menargetkan Iran Setelah Serangan Mematikan di Damaskus
Serangan presisi Israel yang ditargetkan di Damaskus belum lama ini yang berhasil menghabisi Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) di Syria dan Lebanon, serta sejumlah petinggi Iran lainnya, sebetulnya sudah lama direncanakan.
Sebagai bagian dari doktrin keamanan yang diperbarui pasca serangan Hamas 7 Oktober tahun lalu, Israel tidak lagi cukup hanya dengan memerangi proksi Iran, melainkan harus menargetkan Iran sendiri sebagai respons terhadap peran penting Teheran dalam serangan terhadap Israel dan destabilisasi kawasan timur-tengah saat ini.
Opsi Israel sekarang haruslah menyerang langsung Iran di wilayahnya sendiri, sembari mengambil tindakan militer terhadap Pasukan Quds yang selama ini dianggap Iran sebagai perisai Achilles yang sulit ditembus Israel.
Yang bikin sewot Israel, pemerintahan Biden dengan sengaja menyalahtafsirkan proksi Iran di timur-tengah. Washington dengan sengaja menyatakan Iran tidak memiliki kendali penuh atas proksinya. Ini ditegaskan dalam konteks tanggungjawab Kataib Hizbullah atas serangan pesawat tak berawak baru-baru ini di Yordania yang menewaskan tiga tentara Amerika. Mereka menolak menyalahkan Iran atas semua ulah jaringan proksi Iran itu.
Washington lebih memilih menjadi "good boy" dan bermimpi Iran akan tenang. Lihat misalnya Biden begitu bergegas meyakinkan Teheran minggu ini bahwa mereka tidak mengetahui atau bertanggungjawab atas serangan terhadap Mohammad Reza Zahedi di Damaskus.
AS tetap berpegang pada strategi memulihkan kepercayaan dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, untuk memuluskan jalan menuju kembalinya perjanjian nuklir peninggalan mantan presiden Barack Obama dengan Iran dan untuk menghindari konflik lebih lanjut dengan pemberontak yang didukung Iran di Irak dan Yaman yang mengancam pasukan Amerika serta mengancam pelayaran dan keamanan global.
Iran sedang membangun koridor kendali kawasan -- sebuah jembatan darat Syiah -- yang membentang dari Teluk Arab (Persia) hingga Laut Mediterania, termasuk sebagian besar Irak, Syria, dan Lebanon, di bawah kendali IRGC dan kelompoknya. Pasukan Quds, berbagai milisi Syiah, dan organisasi Hizbullah ada di dalam koridor ini yang memberi Iran basis strategis yang luas untuk melakukan agresi di seluruh kawasan.
Terdapat perselisihan tentang sejauh mana Iran mengetahui serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober ke Kfar Azza Israel Selatan. Hamas tidak akan mampu melakukan serangan tsb tanpa bantuan sistematis yang telah diterimanya dari Teheran selama beberapa dekade.
Dunia dibuai oleh "kicauan hongdul" para pemimpin Iran seperti Esmaeil Kowsari dari Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Iran, dan mantan komandan tinggi di IRGC tentang keterlibatan mantan pemimpin Pasukan Quds Qasem Soleimani yang dibunuh oleh AS pada Januari 2020 dalam perencanaan serangan Hamas 7 Oktober tahun lalu.
Dalam serbuannya ke Gaza, Israel menemukan terowongan teror bawah tanah Hamas yang luarbiasa panjang dan berliku di Gaza. Pasukan Israel IDF telah menemukan jutaan persenjataan, perangkat keras teknologi, dan bukti dokumenter tentang saluran pendanaan berlapis-lapis, jaringan pasokan material, dan pelatihan militer Iran untuk Hamas.
Iran terbukti mensponsori terorisme terhadap sasaran-sasaran Barat, Israel, dan Yahudi di seluruh dunia, termasuk pendanaan yang jelas, dukungan logistik, perencanaan, dan personel untuk serangan teroris yang tersebar di seluruh dunia, dari Buenos Aires hingga Burgas. Iran memiliki jaringan teroris aktif yang terdiri dari proksi, agen, dan sel-sel tidur di seluruh dunia. Mereka mengancam dunia bebas dan menjanjikan akan melancarkan teror terhadap sasaran-sasaran diplomatik Yahudi dan Israel sebagai respon atas serangan Israel terhadap Zahedi dkk di Damaskus belum lama ini.
Dalam rencana jangka panjang kemiliterannya, Iran sedang membangun kekuatan nuklir, dengan fasilitas pengayaan dan persenjataan yang disembunyikan jauh di bawah tanah. Menurut Badan Energi Atom Internasional, Iran telah memperkaya uranium hingga mendekati bakal bom nuklir (84%), mendekati siap pakai (90%) . Dalam beberapa bulan terakhir ini Iran telah melipatgandakan akumulasi uranium untuk persenjataannya, yang menurut para analist militer cukup untuk memproduksi sekitar enam senjata nuklir dalam waktu empat minggu.
Iran sedang sibuk mengembangkan persenjataan rudal jarak jauh yang tangguh dengan variabilitas teknologi yang besar, termasuk rudal balistik propelan padat dan cair, rudal jelajah, dan rudal balistik antarbenua. ICBM Iran terbaru, yang disebut "Khorramshahr," tampaknya didasarkan pada rudal BM25 Korea Utara dengan jangkauan 3.500 km. Seluruh program rudal balistik Iran melanggar larangan Dewan Keamanan PBB.
Seperti para pendahulunya, Presiden AS Joe Biden telah berjanji bahwa dia tidak akan pernah membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir. Para pemimpin militer Amerika hanya mengatakan AS tetap berkomitmen Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Hal ini menunjukkan pemerintahan Biden berkomitmen terhadap Iran dan siap untuk menoleransi senjata nuklir yang dikembangkan Iran, asalkan senjata tsb tidak digunakan dan/atau dikerahkan untuk sebuah peperangan.
Iran memasok Rusia drone serang bersenjata yang digunakan dalam perangnya melawan Ukraina. Sebagai imbalannya, Iran akan mendapatkan teknologi militer Rusia yang canggih seperti sistem pertahanan udara dan jet tempur untuk perangnya melawan Israel dan rezim Arab pro-Barat di timur-tengah.
Secara keseluruhan, Iran memperkuat hubungannya dengan Rusia dan China, dan mempererat hubungan dengan Turkmenistan, Kazakhstan, dan Armenia sebagai bagian dari front persatuan melawan apa yang mereka sebut sebagai "Setan Besar," Amerika, dan "Setan Kecil," Israel.
Yang hilang dalam konteks ini adalah strategi AS untuk melawan pengaruh jahat dan ambisi hegemonik para mullah. Para akhli mengatakan ketika Washington mengabaikan penantang seperti China dan Iran, para pemimpin dunia membuat rencana lain seperti bermitra dengan China dan Iran.
Israel dalam konteks ini tidak bisa mengabaikan kemungkinan berperang dengan Iran. Bagaimana tidak, Iran telah mengitari Israel dengan "cincin api" yang mencekik, sebagai upaya mereka untuk melemahkan dan menghancurkan Israel. Dan Israel dalam mempertahankan eksistensinya akan bermanuver secepat kilat menciptakan Neraka di bumi Iran sendiri sebagaimana dijanjikan Oleh PM Benyamin Netanyahu. Bayangkan Pesawat Serang Siluman F-35 Israel akan berkelebat puluhan bahkan ratusan shift untuk membombardir Teheran dan kota-kota lain serta basis militer Iran everywhere dan Iron Dome akan diaktifkan menangkis rudal jarak jauh Iran yang sudah banyak dipuja-puji sekutunya itu.
Lihat :
https://www.foreignaffairs.com/middle-east/power-vacuum-middle-east
https://www.nytimes.com/2024/04/04/world/middleeast/israel-wck-gaza-iran-embassy.html
Joyogrand, Malang, Sat', Apr' 06, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H