Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ganjar dan Tabel Zero Yang Membingungkan

28 Maret 2024   18:46 Diperbarui: 28 Maret 2024   18:48 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ganjar dan Tabel Zero Yang Membingungkan

Sebagaimana halnya Anies Baswedan dalam sidang perdana PHPU 2024 di MK sebelumnya, Ganjar Pranowo juga membuat introduksi serupa untuk gugatannya mengenai perselisihan hasil pemilu presiden 2024, Tak ada yang bombastis disitu. Ia hanya mengulang narasi Anies, Yang membedakan hanya gaya penyampaian saja.

Ganjar sepertinya mengingatkan audiens tentang dalil-dalil sebuah negara demokrasi yang seharusnya. Jangan kita lupakan pengorbanan para pendahulu kita, dan pahlawan reformasi kita. Mereka rela mengorbankan jiwaraganya untuk tegaknya demokrasi di negeri ini. Jangan kita sia-siakan perjuangan mereka.

Ganjar mengingatkan MK bahwa kecurangan pemilu seyoyanya diselesaikan di forum terhormat ini.

Bisa saja pesan Ganjar Pranowo tsb mencerminkan sikap yang dapat dianggap sebagai penghormatan terhadap proses demokratis dan lembaga peradilan. Ganjar tampaknya ingin menegaskan pentingnya menjaga integritas demokrasi dan menghormati hasil pemilihan umum yang sah.

Ganjar mengaitkan perjuangan penegakan demokrasi dengan pengorbanan para pendahulu dan pahlawan reformasi. Ganjar mungkin ingin menekankan pentingnya memperlakukan proses demokrasi dengan hormat dan memastikan keadilan dalam setiap proses pemilihan.

Dalam menyampaikan bahwa kecurangan pemilu seharusnya diselesaikan di MK, Ganjar menegaskan pentingnya lembaga peradilan dalam menangani perselisihan pemilihan umum

Tanpa retorika yang menggebu, Ganjar seakan santun. Itu bisa saja karena Ganjar adalah seorang Jawa yang bukan Jawa-Jawa-an. Secara keseluruhan, pesan Ganjar tampaknya bertujuan untuk menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas demokrasi dan menghormati proses hukum dalam menangani perselisihan pemilihan umum.

Begitu Tim Hukum Gancar angkat bicara. Ee sama saja dengan Tim Hukum Anies sebelumnya. Tak ada yang menggigit, semua materi yang disampaikan tak lain tak bukan hanyalah sekadar narasi ini itu, tapi fakta-fakta lapangan di mana itu kecurangan, seperti apa bukti-buktinya. Itu semuanya tak nampak secuil pun.

Tabel zero

Jauh sebelumnya Ganjar Pranowo menganggap suara Prabowo-Gibran seharusnya Nol di semua daerah.

Sebagaimana diketahui, anggapan suara Prabowo-Gibran Nol di semua daerah itu tercantum dalam berkas permohonan Ganjar-Mahfud dengan registrasi nomor 2/PHPU.PRES-XXII/2024.

Dalam bagian pokok perkara, Ganjar-Mahfud memaparkan hasil penghitungan suara oleh KPU sebagai Termohon. Ganjar-Mahfud juga menampilkan persandingan perhitungan suara antara versi KPU dengan versi Ganjar-Mahfud selaku Pemohon.

Termohon telah melakukan kesalahan dalam perhitungan perolehan suara masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Terdapat selisih suara antara perhitungan yang dilakukan oleh Termohon dengan perhitungan yang dilakukan oleh Pemohon, demikian tertulis dalam permohonan Ganjar-Mahfud.

Tim Hukum Ganjar kemudian menampilkan tiga tabel yang menunjukkan persandingan perolehan suara Pilpres 2024 setiap paslon versi KPU dan versi pemohon. Pada tabel 1, Ganjar-Mahfud menampilkan Persandingan Perolehan Suara Pemohon Menurut Termohon dan Pemohon.

Tabel ini terdiri dari 5 kolom. Kolom pertama untuk nomor, kolom kedua untuk propinsi, kolom ketiga untuk perolehan suara versi termohon (KPU), kolom keempat untuk perolehan suara versi pemohon (Ganjar-Mahfud) dan kolom kelima berisi selisih.

Hasilnya, tak ada selisih antara perhitungan KPU dan Ganjar-Mahfud. Mereka menulis 0 di setiap sel pada kolom selisih tabel 1 tsb.

Boleh jadi penggunaan tabel dengan simbol "O" atau "Nol" untuk menunjukkan tidak adanya selisih perhitungan suara antara Pemohon (Ganjar) dan Termohon (KPU) dalam sidang PHPU adalah sebuah diksi politik yang tak mudah dimengerti oleh siapapun.

Penggunaan simbol "O" atau "Nol" dalam tabel tsb tampaknya dimaksudkan untuk menyoroti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil perhitungan suara antara pihak yang mengajukan gugatan (Ganjar) dan pihak yang disengketakan (KPU). Ini bisa menjadi bagian dari argumen yang disampaikan oleh pihak yang mengajukan gugatan untuk menunjukkan bahwa hasil pemilihan tsb tidak memiliki uncertainty yang signifikan dan mungkin memperkuat argumen mereka dalam persidangan.

Penggunaan tabel semacam ini juga bisa dianggap sebagai bagian dari strategi pengacara atau tim hukum untuk memberikan bukti konkret dan mendukung klaim yang mereka ajukan. Hal ini bertujuan untuk membantu MK dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Atau Tabel Zero itu boleh jadi bagian dari strategi komunikasi dan argumen yang digunakan dalam sidang PHPU untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh MK.

Tertatih-tatih

Lepas dari Tabel Zero yang memusingkan tapi juga lucu itu, Tim Hukum Ganjar tetap saja tertatih-tatih mengedepankan narasi dan/atau opini tanpa bukti, ntah itu tebel zero, ntah itu bansos, ntah itu campur tangan penguasa dalam mempengaruhi elektoral dst. Sementara letak kecurangan regim pemilu yang dalam hal ini adalah KPU tak kunjung jelas. Alih-alih malah pemerintah yang disalah-salahkan. Lagi-lagi semua mengarah ke Presiden.

Pendekatan yang lebih mengedepankan narasi tanpa bukti dari Tim Hukum Ganjar, seperti menyoroti dugaan pelanggaran seperti distribusi bansos atau campur tangan penguasa dalam mempengaruhi elektoral, tanpa memberikan bukti konkret, dapat dilihat sebagai strategi yang dapat menimbulkan kontroversi.

Tim Hukum Ganjar menggunakan pendekatan naratif untuk menciptakan cerita atau gambaran tentang kemungkinan pelanggaran atau ketidakadilan dalam proses pemilihan. Pendekatan ini jelas untuk mempengaruhi opini publik atau memberikan tekanan kepada pihak yang terlibat dalam proses peradilan.

Boleh saja kita berlelucon di depan forum persidangan, tapi dalam sebuah proses hukum, bukti yang solid dan konkret adalah hal yang sangat penting. Tanpa bukti yang memadai, narasi atau tuduhan semacam itu akan dianggap sebagai retorika politik belaka dan tidak akan memiliki dampak yang signifikan dalam proses peradilan.

Jika Tim Hukum Ganjar gagal menyediakan bukti konkret yang mendukung klaim mereka, maka pendekatan mereka yang lebih mengedepankan narasi tanpa bukti dapat membahayakan kepercayaan publik terhadap proses peradilan dan mengurangi kekuatan argumen mereka di hadapan MK.

Benar juga "Bocil Gibran" bahwa Ganjar Pranowo ngelawak karena menganggap suara Prabowo-Gibran seharusnya nol di semua daerah. Kalaupun Ganjar lantas membalas dengan menyebut akan ada pembuktiannya nanti di sidang MK. Tapi sampai menit terakhir pembuktian dimaksud tak juga dimunculkan Tim Hukum Ganjar.

Dalam kasus ini, jika Tim Hukum Ganjar Pranowo membuat klaim semacam itu tetapi tidak memberikan bukti yang konkret atau tidak dapat menyampaikan bukti tsb di sidang MK hingga menit-menit terakhir, hal tsb dapat ditafsirkan sebagai sebuah "joke" politik atau retorika yang tidak serius. Ini bisa menciptakan kesan bahwa klaim tsb hanya digunakan untuk menciptakan sensasi atau menarik perhatian, tanpa tujuan yang jelas atau tanpa dukungan bukti yang kuat.

Proses peradilan haruslah serius dan berlandaskan bukti yang kuat. Jika Tim Hukum Ganjar tidak dapat melakukannya, hal tsb dapat merusak kredibilitas dan reputasi mereka, serta mempengaruhi pandangan publik terhadap proses peradilan dan hasilnya. Apalagi mereka menuding peradilan di negeri ini lebih buruk ketimbang Ukraina dan sejumlah negara Afrika. Ini sangat disesalkan oleh Tim Hukum Prabowo-Gibran dan publik luas di negeri ini.

Joyogrand, Malang, Thu', March 28, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun