Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Akhir Perang Gaza adalah Penaklukan Rafah

25 Maret 2024   14:21 Diperbarui: 25 Maret 2024   14:21 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir Perang Gaza adalah Penaklukan Rafah

Mantan penasihat keamanan nasional John Bolton mengkritik Presiden Biden setelah DK PBB menolak resolusi yang didukung AS yang menyerukan gencatan senjata segera. Proposal tsb sangat merugikan Israel.

Hasil pemungutan suara terakhir menghasilkan 11 suara mendukung, tiga suara menentang, dan satu suara abstain. Rusia dan China, yang merupakan anggota tetap dewan dan karena itu memiliki hak veto, memberikan suara menentangnya.

AS sebelumnya memblokir segala upaya untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas. Resolusi tsb menyerukan pembebasan sandera, karena Hamas diyakini masih menyandera sekitar 100 sandera yang masih hidup di Gaza.

Menurut Bolton perubahan dari pemerintahan Biden tidak terkait dengan perjanjian pertukaran sandera untuk memberikan apa yang diinginkan Israel. Proposal tsb adalah apa yang diinginkan Eropa, dan itu pulalah yang diinginkan Hamas.

Hamas menginginkan gencatan senjata untuk mendapatkan keringanan yang sama dari serangan Israel terhadap terowongan bawah tanah mereka. Ini merupakan tamparan nyata terhadap Israel, dan... resolusi tsb diveto oleh China dan Rusia, yang juga merupakan tamparan bagi pemerintahan Biden.

Veto yang dilakukan China dan Rusia menunjukkan kedua negara sosialis besar tsb memandang Biden sebagai orang yang lemah dan tidak efektif, dan mereka menunjukkan Biden tidak dapat melakukan apa pun.

AS memveto tiga resolusi sebelumnya di DK PBB yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat apa pun. Resolusi terbaru dari AS ini menunjukkan Biden dan pemerintahannya telah mengubah arah perang, seiring dengan semakin banyaknya bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada warga sipil di Gaza dan para pemimpin serta pemilih memberikan tekanan pada pemerintah untuk meredam perilaku Israel pada masa perang.

Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, ketika mereka membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, Israel telah melancarkan serangan balasan yang mematikan. Lebih dari 31.000 orang di Gaza tewas dalam perang tsb, demikian versi Kementerian Kesehatan Hamas dan PBB mengingatkan wilayah utara wilayah tsb menghadapi risiko kelaparan yang berbahaya.

Diplomasi Blinken dan masalah Squad

Sementara itu Blinken dalam lawatan terbarunya ke middle-east Israel juga berhadapan dengan sikap Israel yang tak mau bergeser dari posisinya bahwa Israel harus ke Rafah untuk menghancurkan 4 batalyon Hamas yang masih tersisa disana.

Blinken dengan dengan diplomat tinggi AS mendesak Israel untuk tidak menyerang kota yang penuh dengan warga sipil itu, dan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas menyatakan bahwa kami akan melakukannya sendiri.

Lawatan terbaru Blinken itu tampaknya memberi sinyal para pemimpin Israel tidak begitu tertarik untuk memoderasi tindakan mereka di Gaza, meskipun ada kritik tajam dari pendukung dan sekutu utama Israel.

Resolusi AS untuk gencatan senjata di DK PBB, di antaranya dipengaruhi juga oleh karakter Demokrat yang sangat liberal itu, misalnya pemilihan presiden di AS yang semakin mendekat.

Sebagaimana diketahui Partai Demokrat mengenal para Squad seperti Rashida Tlaib dan Ilhan Omar. Kebanyakan mereka yang sudah lama menetap di AS mencoba menjadi anggota DPR dan ketika berhasil banyak yang berafiliasi dengan kepentingan negara asalnya. Tak heran ini mempengaruhi para pemilih AS yang direpresentasikan oleh Rahida, Ilhan dkk. Partai Demokrat sendiri banyak menggunakan tenaga squad seperti itu dalam menghadapi lawan politiknya dan peraihan suara di lapangan.

Faktor China dan Rusia

Dalam konteks resolusi gencatan senjata untuk perang Gaza, veto Rusia dan China mungkin lebih terkait dengan kepentingan strategis dan politik luar negeri mereka daripada pemilu presiden di AS. Yang pasti Rusia dan China memiliki hubungan politik, ekonomi, atau militer dengan Iran yang selama ini memback-up Hamas dalam konflik Gaza yang mendorong keduanya menggunakan hak veto mereka.

Tindakan Rusia dan China dalam memveto resolusi tsb dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap konflik tsb dan strategi luar negeri mereka yang lebih luas.

Meskipun Blinken mungkin tidak berhasil meyakinkan Netanyahu untuk menahan diri dari serbuan ke Rafah, kunjungan tsb masih dapat dianggap sebagai langkah penting dalam upaya AS untuk memfasilitasi dialog dan mencari solusi damai dalam konflik yang sedang berlangsung.

PBB dan pembeo-an terhadap data korban

Di PBB kita jelas mendengar bagaimana Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan tanpa tedeng aling-aling menuduh PBB sudah banyak dipengaruhi Hamas termasuk dalam mengkaji masalah lapangan. Sementara dalam setiap statement petinggi PBB nyaris tak terdengar suara keras bahwa Hamaslah yang memulainya, Hamaslah yang telah mendehumanisasi Israel pada serangan 7 Oktober lalu, yang bagi Israel ini tak bisa dibiarkan berlalu begitu saja. Ini sama kejinya dengan Holocaust yang dialami bangsa Yahudi di zaman Nazi.

PBB dan banyak negara sejauh ini hanya membeo data korban perang versi Kementerian Kesehatan Hamas bahwa lebih dari 31.000 warga Arab-Palestina telah terbunuh selama kampanye militer Israel selama lima bulan, yang diluncurkan sebagai tanggapan terhadap serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dimana para militan membunuh sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan merenggut 250 sandera.

Israel berperang dengan gerilyawan Hamas yang saat acara baris-berbaris memang terlihat gagah dengan seragam tempurnya, tapi begitu diserang Israel, mereka semua bersembunyi dengan perisai manusia, ntah itu di bawah rumahsakit, di bawah masjid, di bawah sekolahan, di bawah apartemen dst. maka  tak heran setiap bantuan kemanusiaan, satuan yang terlihat gagah dalam seragamnya ketika baris-berbaris itu, tiba-tiba muncul tanpa seragam tempur sebagai pengecut di antara para pengungsi. Inilah yang dikoar-koarkan PBB bahwa kebanyakan korban serangan Israel adalah warga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak.

Gilad Erdan langsung menyerang bahwa PBB dan banyak negara yang membeo begitu saja pada data Kementerian Kesehatan Hamas ini,  tapi tidak memeriksa bagaimana algoritmanya. Kementerian Kesehatan Hamas tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam jumlah korban tewas yang dipublikasikan, juga seenaknya menyebut sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Asal tahu, IDF sejauh ini telah menghancurkan 8 batalyon Hamas. Yang masih tersisa kl 4 batalyon lagi, dan semuanya itu bersembunyi dengan menjadikan sandera Israel yang masih tersisa di bawah terowongan yang menghubungkan Khan Younis dengan Rafah.sebagai "human shield" atau perisai manusia.

Sebelum kedatangannya pada hari Jumat, Blinken menghabiskan waktu berhari-hari untuk bertemu dengan para pemimpin Arab untuk mencoba menyelesaikan rencana pasca-konflik di Gaza yang pada akhirnya akan mengarah pada pembentukan negara Arab-Palestina. Ini ditertawakan Israel, bahkan tepi barat hingga batas Yordania sudah diambilalih Israel. Ini dipastikan akan melemahkan upaya tsb.

Netanyahu berkali-kali menegaskan bahwa tidak ada cara untuk mengalahkan Hamas tanpa memasuki Rafah dan melenyapkan sisa batalyon Hamas. Semula Israel berharap dapat melakukannya dengan dukungan AS, namun jika diperlukan, kami akan melakukannya sendiri, demikian Netanyahu.

Meski paket yang ditawarkan AS mencakup rencana bagaimana mengelola Gaza dan membangun kembali wilayah yang dibombardir, dan negara-negara Arab akan menawarkan jaminan keamanan Israel. Arab Saudi akan menormalisasi hubungan dengan Israel, sebuah langkah besar dalam hubungan Israel dengan wilayah tsb. Sebagai imbalannya, para pemimpin Israel harus menyetujui solusi dua negara dan langkah-langkah lain yang akan meningkatkan legitimasi Otoritas Palestina, yang telah lama dicemooh oleh Netanyahu.

Sayang rencana AS tsb, pada dasarnya, adalah upaya yang sangat cepat untuk mencoba mengakhiri konflik Israel-Arab Palestina untuk selamanya. Padahal  ini merupakan sebuah upaya yang sulit dilakukan selama ini.

Israel yang bertalu-talu digodam dan/atau disalahkan PBB karena membatasi aliran bantuan ke Gaza, berbalik membantah dan menyalahkan PBB karena merekalah yang gagal mendistribusikan bantuan, sementara Hamas yang telah melucuti seragamnya berbaur dengan massa kemudian mengalihkan bantuan itu sebagian besar kepada Hamas.

Akhir konlik Gaza

Tak dapat dicegah lagi Israel dipastikan akan menyerang Rafah sebelum habis Ramadan ini, hasilnya bisa saja semua batalyon tempur Hamas yang tersisa disana hancur semuanya.

Keputusan penyerangan Rafah adalah semata demi pertimbangan keamanan nasional, politik domestik, dan dinamika politik internal Israel yang kompleks.

Dari beberapa sumber sulit Israel memang harus mengevakulasi warga sipil terlebih dahulu, lalu mengepung Rafah dari beberapa titik penting. Dalam penyerangan terowongan, mungkin Israel akan menggunakan robot tempur secara bergelombang yang akan melewati banyak booby trap, lalu menyiapkan tank tempur robot yang juga sebagiannya akan hancur oleh suicide bomber Hamas, baru terakhir pasukan komando gabungan masuk. Itulah taktik yang akan digunakan Israel untuk menghancurkan Hamas dan melepaskan sandera terakhir yang ditahan di terowongan itu, dan boleh jadi sandera itu sudah banyak yang mati karena terlalu lama disandera dst. Itulah antara lain risiko yang bakal dihadapi Israel.

Pasca serangan ke Rafah, Israel masih harus menghancurkan terowongan terakhir Hamas di wilayah selatan Gaza. Itulah bukti yang harus mereka tunjukkan kepada dunia bahwa Hamas mereka hancurkan secara total tanpa mengorbankan warga sipil Gaza.

Lihat :

https://thehill.com/policy/international/4551943-bolton-hits-biden-for-gaza-resolution-rejected-un-very-detrimental-to-israel/

https://www.washingtonpost.com/world/2024/03/22/israel-blinken-hamas-doha-negotiations/

https://abcnews.go.com/International/years-war-rise-terrorism-led-current-israel-hamas/story?id=103840069

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-68346537

Joyogrand, Malang, Mon', March 25, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun