Sementara itu, PSI adalah partai politik yang relatif baru tetapi telah menunjukkan pertumbuhan dan kehadiran yang signifikan dalam politik Indonesia. Namun, untuk mengalahkan PKS, PSI mungkin perlu memperkuat struktur organisasi mereka di tingkat lokal dan memperjuangkan isu-isu yang relevan bagi penduduk kota Depok.
Mengenai kemungkinan bersatu untuk mencalonkan kandidat walikota, aliansi antara PDIP dan PSI bukanlah tidak mungkin, terutama jika keduanya memiliki tujuan dan visi yang serupa dalam mengelola kota Depok. Namun, hal ini tergantung pada banyak faktor, termasuk kesepakatan politik, strategi, dan kepentingan masing-masing partai.
Isu identitas sudah tak relevan. PKB dan PAN dan sekarang Gelora bahkan sudah tak menggunakan isu tsb. Isu yang harus diusung bersama now adalah masalah progresifitas, terutama dengan melihat pembangunan kota Depok yang hanya berputar-putar disitu saja selama ini tanpa kemajuan yang signifikan, misalnya sepanjang tahun hanya ngurusin proyek drainase Margonda raya saja, pasukan air bersih PDAM pun terbatas pada pemasangan instalasi PAM di kawasan tertentu seperti Margonda raya, dan kawasan perumahan elit Pesona Khayangan. Sedangkan air bersih buat penduduk secara keseluruhan adalah "Nol Besar", meski DAS Ciliwung yang melingkari Depok punya potensi besar untuk Air PDAM olahan.
Isu progresifitas untuk mendobrak hal semacam ini sangatlah strategis sekarang ini dalam rangka mengalihkan perhatian masyarakat luas terkait kepentingan mereka ke depan ini, yi Depok yang Maju, Sehat dan Bermartabat
Bagaimana kalau Rieke
Rieke Dyah Pitaloka salah satu kader terbaik PDIP yang boleh jadi besar peluangnya untuk didukung warga Depok. Ia adalah alumni UI kampus Depok yang sudah dikenal luas sejak pencalonannya pertamakali beberapa waktu lalu ketika ia masih warga Depok.
Rieke Dyah Pitaloka memiliki potensi untuk dicalonkan sebagai Walikota Depok pada Pilkada serentak Nopember 2024. Dengan catatan, peluangnya akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dinamika politik lokal, dukungan internal partai, popularitas dan kinerja politiknya, serta kondisi politik dan sosial saat itu.
Beberapa hal yang mungkin mempengaruhi peluang Rieke Dyah Pitaloka untuk dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai  Walikota Depok periode 2024-2029 adalah dari PDIP sendiri. Dukungan internal dari PDIP akan menjadi faktor penting. Jika Rieke Dyah Pitaloka memiliki dukungan yang kuat dari struktur partai dan tokoh-tokoh penting di PDIP, maka peluangnya untuk dicalonkan akan lebih besar.
Kepopuleran dan kinerja politik Rieke Dyah Pitaloka di mata masyarakat Depok juga akan mempengaruhi peluangnya. Jika dia memiliki basis pendukung yang kuat dan telah berhasil membangun citra yang baik sebagai pemimpin yang kompeten dan berintegritas, maka dia memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Kemampuan Rieke Dyah Pitaloka dalam menyusun visi dan program yang progresif yang relevan serta solutif untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Kota Depok juga akan menjadi pertimbangan penting bagi pemilih.