Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Folklore Gadungan Sigodangpohul

20 Februari 2024   14:39 Diperbarui: 20 Februari 2024   14:41 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi folklore Nai Manggalai. Foto : harianhaluan.com

1. Klaim Marga Hasibuan

Marga Hasibuan di Toba mengklaim mereka adalah keturunan Sigodangpohul dan memiliki hak atas tanah di Lumban Silindung. Klaim ini didasarkan pada cerita Sigodangpohul yang menyebutkan Sigodangpohul mendirikan perkampungan di Lumban Silindung.

2. Klaim Marga Pakpahan

Marga Pakpahan di Toba mengklaim mereka adalah keturunan Sigodangpohul dan memiliki hak atas tanah di Bakkara. Klaim ini didasarkan pada cerita Sigodangpohul yang menyebutkan bahwa Sigodangpohul dan saudara-saudaranya bermigrasi ke Toba dan mendirikan perkampungan di Bakkara.

3. Klaim Marga Simanjuntak

Marga Simanjuntak di Toba mengklaim mereka adalah keturunan Sigodangpohul dan memiliki hak atas tanah di Balige. Klaim ini didasarkan pada cerita Sigodangpohul yang menyebutkan Sigodangpohul memiliki seorang isteri yang berasal dari marga Simanjuntak.

Van Klinken menunjukkan klaim-klaim ini tidak memiliki bukti sejarah yang kuat. Dia menunjukkan folklore Sigodangpohul tidak dapat diverifikasi sebagai sumber sejarah yang akurat. Dia juga menunjukkan tidak ada bukti yang menunjukkan Sigodangpohul dan saudara-saudaranya benar-benar memiliki tanah di Toba.

Van Klinken menyimpulkan klaim tanah yang didasarkan pada folklore Sigodangpohul adalah contoh bagaimana cerita rakyat dapat digunakan untuk tujuan politik. Dia menunjukkan cerita ini telah digunakan untuk melegitimasi klaim atas tanah dan kekuasaan.

Van Klinken meneliti bukti sejarah terkait folklore Sigodangpohul. Dia menemukan cerita ini tidak memiliki bukti sejarah yang kuat untuk mendukungnya. Dia menyimpulkan cerita ini kemungkinan besar merupakan fiksi yang diciptakan di kemudian hari.

Cerita Sigodangpohul telah digunakan untuk tujuan politik. Klinken menunjukkan cerita ini telah digunakan untuk melegitimasi klaim atas tanah dan kekuasaan.

Cerita bushitt Sigodangpohul adalah warning bagi orang Batak untuk memahami asal-usul dan tempat mereka di dunia dengan cara yang benar. Cerita Sigodangpohul adalah contoh bagaimana folklore dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun