GD : Setuju banget ama BK. Bahkan lebih jauh saya pernah mengatakan kalau Prabowo adalah seorang yang tulus hatinya. Saya tidak percaya koor yang menuding bahwa Prabowolah yang menghilangkan jejak 13 aktivis yang belum ketemu sampai sekarang. Dia bukan Danjen Kopassus saat itu, melainkan Pangkostrad. Dan penghilangan aktivis itu tentu berasal dari perintah Presiden selaku Panglima besar bangsa melalui Panglima TNI yang ketika itu dijabat Wiranto. Koq repot.
DBTT : Mantap kali jawaban kalian. Bagaimana kita marmitu dululah. Itu tuh tuak atau bir panjat Tao Toba. Kalau BK pasti aman-aman saja soal tuak, bagaimana denganmu amang GD. Kau Kyai masalahnya.
GD : Aku tuak manis aja, ada kan. Kalau Tuak parmitu ya nggaklah. Itu Sitor Situmorang yang ngajarin saya dulu.
Sementara BK menatap langit biru sekan mencari inspirasi untuk berorasi teatrikal sebagaimana yang dilakukannya dulu. DBTT sibuk menuangkan tuak Tao Toba ke gelas mereka. Pak Kyai tuak manis dan BK tuak gempa bumi. He He ,,
BK : Tuak Tao Toba nggak kalah dengan Tequila Mexico. Sungguh.
GD : Ini mirip-mirip dengan tuak manis Tuban mbah Datu.
DBTT : Oloma tutu. Kita kan serumpun Pak Kyai.
DBTT : Sudah hilangkah Orba dari sejarah kita.
BK : Secara fisik sudah, tapi secara mental belum. Lihat itu mental-mental KKN. Terakhir menterinya Nasdem Menkominfo ya yang dihukum. Saya kira ini semua karena revolusi mental yang dicanangkan Jokowi sejak awal memimpin negeri ini belum berhasil dirampungkan, malah cucu saya Puan yang menggawanginya kebobolan. Lihat Harun Masiku yang masih disembunyikan PDIP hingga sekarang.
GD : Partai-partai agamis yo podo ae. Lihat PPP, lihat Partai yang Korupsi Sapi dll. Keqnya hanya Yusril dan PBB yang aman-aman saja. Sayang partainya jadi gurem gitu karena rakyat tak suka lagi dengan partai yang berbau agama. Padahal Yusril itu penerusnya Sutan Syahrir lo.
DBTT : Botul itu amang BK dan GD. Lantas pertanyaannya bisakah Prabowo-Gibran meredam ini semuanya sebagaimana yang dijanjikan dalam kampanye mereka kemarin. Lebih menyempit lagi bisakah ini dimulai di internal keluarga Prabowo, misalnya Tommy dan Bambang Trihatmojo tidak akan pernah lagi mengganggu kekuasaan dengan syahwat mereka terhadap benda-benda duniawi yang berkilauan.