Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Obrolan Imajiner Datu Bolon Tao Toba dengan Bung Karno dan Gus Dur

17 Februari 2024   15:20 Diperbarui: 17 Februari 2024   15:21 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Obrolan Imajiner. Foto : jewellfacilitation.com

BK dan GD : Syukurlah, semuanya dalam keadaan rapi jali amang Datu.

DBTT : Ada yang hendak kutanyakan sama kalian dua, yaitu bagaimana kalian melihat estafet kepemimpinan Indonesia sekarang.

BK : Tak ada masalah. Jokowi sudah mengantisipasi semuanya itu di masa kepemimpinannya. Apa boleh buat di akhir kekuasaannya kecenderungan berfikir negatif masih mendominasi sebagian elite kita. Apa-apa dicurigai. Ini politisi sontoloyo yang tak bisa membuka diri namanya. Para pemikir pun demikian, masih ada yang sontoloyo. Masak nona cantik dibilang sendal jepit karena ketelisut cara berfikir yang relatifistis.

Mereka lupa, teori relativitas Einstein tidak dapat menjelaskan asal mula alam semesta atau mengapa konstanta kosmologis memiliki nilai yang sangat kecil. Teori relativitas Einstein tidak dapat menjelaskan keberadaan energi gelap, yang merupakan kekuatan misterius yang menyebabkan alam semesta terus memuai dengan kecepatan yang semakin cepat.

Begitu juga dalam dinamika kita sebagai sebuah bangsa sekarang, semua misteri di sekujur sosok Indonesia kita belum sepenuhnya dapat kita pahami. Seperti sekarang misalnya, kita butuh pemimpin yang cerdas dan strategik, bukannya butuh Tukang Obat, seperti siapa tuh yang dibilang Nikita Mirzani.

GD : He He .. Nikita Mirzani lebih hebat dari Jokowi, Prabowo, Anies dan Ganjar sekalipun. Lha wong wedok ngono iso ngelawan saJabodetabek ketika HR terpaksa balik Indonesia karena sudah cekak alias ndang adong hepeng di padang pasir sana. He He ..

DBTT, BK, GD : He He He ....

GD : Minoritas itu nggak perlu dilindungi lo, tapi mayoritaslah yang harus dilindungi dari nafsu berkuasa untuk menindas minoritas. Maka Nikita Mirzani sang juara ketika itu dan bukan siapapun termasuk Jokowi.

DBTT : Toe. Lanjut ma ate. Bagaimana apakah Prabowo sebagaimana diramaikan sekarang akan masuk Orba Babak II atau memang ia hanya akan melanjutkan apa yang sudah dibikin Jokowi selama ini. Ntah itu semakin memantapkan infrastruktur udara,  jalan dan jembatan termasuk kemaritiman, melanjutkan IKN, Hilirisasi sumberdaya alam kita dll.

BK : Sayang Soeharto nggak hadir ya disini. Tapi okelah. Saya kira Prabowo yang kini sudah berusia 72 tahun tidak akan sebodoh itu. Ingat gegara keluarga Soeharto dan konco-konco dekatnyalah ia terjungkal dari kemiliteran dengan citra buruk. Kiri-kanan-muka-belakang semua ketakutan sama rakyat, masak Prabowo yang disuruhpaksa untuk mengatasinya.

Lha sudah saatnya mundur ya mundurlah. Dan memang mundur. Tapi mereka histeris agar tak diganggu demo terus dan harta KKN mereka tetap aman. Syukurlah Prabowo menggunakan rem darurat. Ia sadar sepenuhnya kalau komando yang dipegangnya ketika itu disalahgunakan untuk mencederai rakyat, artinya ia hanya melakukan hara-kiri yang sia-sia. Dia benar-benar anak Soemitro yang saya kenal, cerdas dan sangat rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun