Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keadaan Orangutan Sumatera atau Pongotapanuliensis Now

5 Februari 2024   13:52 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:56 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis) sedang bergelayutan di Ekosistem Batangtoru. Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com

Populasi Orangutan Tapanuli terbagi menjadi tiga subpopulasi yang terfragmentasi, yaitu : 1) Subpopulasi Batangtoru. Subpopulasi ini adalah yang terbesar, dengan sekitar 500 individu; 2) Subpopulasi Sipirok. Subpopulasi ini memiliki sekitar 200 individu; 3) Subpopulasi Angkola Selatan. Subpopulasi ini adalah yang terkecil, dengan sekitar 100 individu.

Fragmentasi habitat dan perburuan merupakan dua faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi Orangutan Tapanuli. Fragmentasi habitat membuat Orangutan Tapanuli kesulitan untuk mencari makanan dan pasangan, dan perburuan Orangutan Tapanuli untuk diambil dagingnya, bulunya, dan anaknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Ini masih saja terjadi hingga sekarang.

Meskipun upaya pelestarian sedang dilakukan, populasi Orangutan Tapanuli masih terus menurun. Diperlukan upaya yang lebih keras dan berkelanjutan untuk melindungi Orangutan Tapanuli agar spesies ini tidak punah.

Interaksi warga dan Orangutan

Interaksi warga Batangtoru dengan Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) beragam dan kompleks, dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Hutan hujan Batangtoru dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com
Hutan hujan Batangtoru dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com

Beberapa aspek interaksi : 1) Sejarah dan budaya. Masyarakat Batangtoru memiliki sejarah panjang dengan Orangutan Tapanuli. Mereka hidup berdampingan selama berabad-abad dan memiliki cerita rakyat, tradisi, dan tabu yang terkait dengan Orangutan. Dalam budaya Batangtoru, Orangutan dianggap sebagai nenek moyang atau makhluk suci. Hal ini dapat mendorong rasa hormat dan perlindungan terhadap Orangutan. 

Namun, di sisi lain, Orangutan juga diburu untuk diambil dagingnya, bulunya, dan anaknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Praktik ini, meskipun ilegal, masih terjadi di beberapa daerah; 2) Ekonomi dan mata pencaharian. Orangutan Tapanuli dapat menjadi hama bagi petani, karena mereka memakan tanaman dan merusak ladang. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara manusia dan orangutan. Di sisi lain, Orangutan Tapanuli juga dapat menjadi daya tarik wisata. Ekowisata yang fokus pada orangutan dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat Batangtoru.

Tantangan dan memperkuat habitat

Masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya pelestarian Orangutan Tapanuli. Kurangnya kesadaran masyarakat, kemiskinan, dan lemahnya penegakan hukum adalah beberapa contoh tantangan tsb.

Memperkuat habitat Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) merupakan langkah penting untuk menyelamatkan spesies ini yang terancam punah. Saat ini, hanya sekitar 800 individu yang tersisa di alam liar, terfragmentasi dalam tiga subpopulasi di Ekosistem Batangtoru, Tapanuli utara, tengah dan selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun