Astro-Tarot dan Medan Elektoral Jatim untuk Ketiga Paslon
Pilpres 2024 yang kian dekat, tak urung membuat 3 calon pemimpin masa depan yaitu Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin menjadi subyek perdebatan dan spekulasi.
Prabowo Subianto, yang sejauh ini tercatat sebagai salah satu tokoh kontroversial sering mencuri perhatian publik lantaran pandangan politiknya.
Kali ini, kita tidak membahas bagaimana pandangan politiknya. Kita hanya membongkar sisi misterius Prabowo dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka melalui astrologi dalam lensa zodiaknya.
Prabowo Subianto lahir pada tanggal 17 Oktober 1951 (72 tahun), yang berarti ia berzodiak Libra. Sementara pasangannya, Gibran Rakabuming lahir pada tanggal 1 Oktober 1987, usianya kini 36 tahun, yang berarti ia berzodiak Libra juga. Tak heran keduanya memiliki karakteristik yang mirip
Zodiak ini konon penuh kebijakan dan kemisteriusan. Individu yang lahir di bawah pengaruh Zodiak Libra, punya segelintir sifat yang jarang ditampilkan. Planet yang menaungi zodiak ini adalah Planet Venus dengan segala kekompleksannya. Zodiak ini bergambar obyek berupa timbangan.
Libra adalah sosok yang hangat, lembut, dan mempesona; memiliki naluri yang cukup kuat dan selalu mengikuti kata hati; juga sangat obyektif dalam mengatasi suatu masalah dan mencari solusi yang adil; cocok menjadi penengah dan pemberi solusi yang adil; sosok yang romantis, mencintai kedamaian, dan melakukannya sepenuh hati. Mereka memiliki sifat menyenangkan, baik, tegas, berani, loyal, dan selalu obyektif dalam menyikapi suatu masalah. Mereka mampu mencari solusi yang adil. Sifat diplomatik dan keobyektifan mereka membuat mereka pantas menjadi pemimpin yang mengayomi. Libra juga memiliki kelemahan, yaitu mereka tidak mau memandang masalah dari perspektif orang lain; memiliki perasaan yang sulit ditebak dan energi yang fluktuatif; juga sosok yang bisa menjadi marah dan membuat orang-orang di sekitarnya ketakutan.
Ramalan untuk zodiak Libra di tahun 2024 antara lain Libra akan mengalami tahun yang penuh tantangan dan peluang; akan berhadapan dengan banyak kompetisi dan konflik, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial; harus berhati-hati dalam mengambil keputusan dan berkomunikasi dengan orang lain; harus menjaga kesehatan dan keuangan mereka; juga akan mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari keluarga, teman, dan rekan kerja; mereka akan menemukan banyak inspirasi dan ide-ide baru yang bisa membantu mereka mencapai tujuannya; juga menunjukkan bakat dan kreativitas mereka di berbagai bidang. Libra harus berani mengambil risiko dan tantangan yang ada di depan mereka, harus percaya diri dan optimis dalam menghadapi segala situasi, harus tetap rendah hati, jujur, dan adil dalam berperilaku, harus menjaga keseimbangan antara pikiran, perasaan, dan tindakannya.
Dari gambaran tsb di atas, kita bisa melihat bahwa Prabowo dan Gibran memiliki peluang untuk memenangkan Pilpres 2024. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperbaiki dan dikembangkan. Keduanya juga memiliki tantangan dan peluang yang harus dimanfaatkan dan dihadapi. Yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa memenangkan hati dan pikiran rakyat Indonesia dengan visi, misi, dan program-program yang mereka tawarkan.
Pandangan ini memberikan gambaran yang cukup detail tentang karakteristik Libra dan ramalan bintang untuk tahun 2024 bagi mereka yang berzodiak ini, khususnya Paslon Prabowo-Gibran.
Sementara itu dari sisi Tarot, Petarot Denny Darko jauh hari sebelumnya mengatakan sudah ada sosok yang cukup mencolok untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Hal ini dapat dilihat dari kartu tarot yang dimilikinya. Kartu pertama yang muncul adalah two of cups. Hal ini menunjukkan emosi atau perasaan. "Seperti Pemilu 2014 dan 2019, dan dalam Pilpres 2024 ini tentang Jokowi versus bukan Jokowi," kata Denny Darko.
Kartu yang keluar selanjutnya adalah seven of pentacles. Menurut Denny dalam Pemilu kali ini ada juga terawangan terkait berapa kali putaran. Karena Ganjar Pranowo dan Prabowo tidak berada berada dalam satu koalisi yang sama, atau keduanya bukanlah pasangan capres-cawapres. Maka setelah Anies dan Ganjar blunder karena banyak menyudutkan Jokowi, kita akan tahu siapapun yang didukung petahana memiliki kekuatan 2 kali lipat dibandingkan oposisinya. Menurut Denny hal ini menunjukkan bahwa pemenang Pilpres 2024 akan tetap yang berhubungan dengan Jokowi. Siapa paslon itu. Siapa lagi kalau bukan Prabowo-Gibran.
Meski Tarot dan Astrologi adalah praktek okultisme yang banyak digunakan untuk kegiatan hiburan atau pertimbangan pribadi, tapi dikombinasikan dengan analisis lapangan, terkesan kuat bahwa peluang Paslon No 02 untuk menang dalam Pilpres 2024 sudah dipastikan oleh banyak Lembaga Survey yang kredibel, meski bukan menang dalam satu putaran.
Kita lihat misalnya di medan laga Jatim yang adalah kantong elektoral utama di pulau Jawa. Baru kemarin (Selasa, 30 Januri 2024) Ganjar kampanye terbuka di kota Malang. Pada saat yang sama Gubernur Jatim Khofifah dan petinggi NU Gus Miftah juga kampanye terkait Paslon N0 02. Meski bersebelahan di GOR Ken Arok, kampanye keduanya aman-aman saja, tapi Aria Bima dkk menjadi berang tahu bahwa Khofifah dan Gus Miftah ada di sebelahnya, dan melakukan kampanye serupa. Tanpa disadari ini adalah blunder buat Ganjar.
Kita lihat jauh sebelumnya Anies dan Cak Imin pun telah berkampanye di Jawa timur. Hanya saja Anies kini terbungkam oleh kenyataan ditampiknya mereka oleh mayoritas Nahdliyin di Jawa timur, karena blunder seorang Cak Imin yang mengkudeta Gus Dur paman kandungnya di masa lalu. Kini giliran Ganjar dan PDIP yang tak mungkin meraup mayoritas elektoral Jatim yang didominasi kaum Nahdliyin itu, setelah Khofifah, Gus Miftah dan Gus Ipul turun gunung.
Sebagaimana diketahui NU adalah organisasi Islam di Indonesia yang memiliki akar kuat di Jawa Timur. NU didirikan pada tahun 1926 dan merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini memiliki pengaruh yang besar di masyarakat Jawa Timur dan di seluruh Indonesia.
NU dikenal sebagai organisasi Islam yang moderat dan mengutamakan ajaran-ajaran Islam yang toleran. Organisasi ini juga memiliki tradisi keagamaan dan kebudayaan yang kuat di Jawa Timur.
NU melibatkan peran organisasi ini dalam pendidikan, kesejahteraan sosial, dan pelestarian budaya. NU memiliki jaringan pesantren (sekolah Islam tradisional) yang luas dan telah berperan dalam mendidik generasi Muslim di Indonesia. Selain itu, NU juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pembangunan masjid, bantuan kemanusiaan, dan program-program pemberdayaan masyarakat.
Yang wajib kita ketahui adalah adanya dikotomi dalam NU. Ada yang disebut NU Kultural dan ada NU Struktural.
NU Kultural menunjuk pada upaya NU dalam melestarikan dan mengembangkan aspek-aspek kultural dan keagamaan dalam masyarakat. Ini mencakup pelestarian tradisi-tradisi keagamaan, seni budaya, dan pendidikan agama. NU Kultural seringkali menempatkan perhatian besar pada pesantren (sekolah Islam tradisional) sebagai pusat pendidikan agama dan kebudayaan. Upaya ini bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai Islam tradisional dan budaya lokal.
NU Struktural, di sisi lain, lebih menekankan peran organisasi dalam aspek struktural dan sosial masyarakat. Hal ini dapat mencakup keterlibatan NU dalam politik, ekonomi, dan pembangunan sosial.
NU Kultural memiliki pengaruh yang kuat dalam merawat dan memperkuat identitas keagamaan dan budaya di tingkat grassroot. Melalui pesantren dan kegiatan keagamaan, NU Kultural memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai masyarakat di tingkat lokal.
Sedangkan NU Struktural mempengaruhi grassroot melalui partisipasi dalam politik dan kebijakan publik. Dengan terlibat dalam proses politik dan struktural, NU dapat memiliki dampak langsung pada kebijakan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat di tingkat lokal.
Anies dan Ganjar sudah Ok di kalangan NU struktural, tapi pada kenyataannya ditampik di kalangan NU kultural. Ini semua gegara salah membaca kemana arah angin ketika Cak Imin bersilat politik untuk jadi cawapres Prabowo atau Gibran atau Ganjar. Ternyata Cak Imin ujung-ujungnya lari ke pangkuan Anies yang diplot jadi capres oleh Surya Paloh Nasdem. Ketika itulah Yenny Wahid (NU kultural) memproklamasikan bahwa NU takkan mendukung siapapun yang mencawapreskan Cak Imin. Apa pasal. Apalagi kalau bukan masa lalu Cak Imin yang kelam ketika mengkudeta Gus Dur paman kandungnya sendiri.
Sedangkan Ganjar, harus diakui memang santun dalam berpolitik, tapi tidak dengan TKN-nya, masing-masing seakan berebut untuk menghantam apapun dan bagaimanapun sejauh menyangkut Jokowi, padahal Jokowi bukanlah kontestan Pilpres, melainkan seorang presiden yang sedang menjabat dan sangat populer di mata rakyat Indonesia. Di mata NU kultural ini sungguh tidak dapat dibenarkan.
Maka bolehlah dikatakan sekarang bahwa Jawa timur bukanlah medan laga yang menentukan untuk kemenangan Anies dan Ganjar, tapi adalah medan laga yang justeru memberangus mereka.
Tak heran dalam merilis hasil survey terbarunya belum lama ini, LSI Denny JA mencatat angka yang mencengangkan, yi elektabilitas Paslon No 02 sudah melampaui 50%, dan usai debat capres nanti dan sisa 4 hari setelahnya, siapapun jangan lagi bikin blunderlah, kalau masih mau dua putaran.
Inga .. inga .. budaya politik kita takkan pernah sama dengan budaya politik kaum liberal di AS sana bukan.
Lihat :
Lira Liya dalam http://tinyurl.com/ymng8sxg
Afif Khoirul M dalam http://tinyurl.com/yl6aknp8
Joni Andromeda dalam http://tinyurl.com/ytpuomfx
Rolando Fransiscus Sihombing, newsdetik.com dalam http://tinyurl.com/yksvjapc
Joyogrand, Malang, Wed', Jan' 31, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H