Serangan terhadap kapal dagang dapat berdampak negatif pada perekonomian global, terutama jika serangan tsb terus berlanjut. Stabilitas jalur perairan internasional, seperti di Laut Merah, sangat penting untuk perdagangan global.
Menyadari Hamas sudah hampir habis dipreteli Israel, Iran sekarang praktis hanya bertumpu pada proksi Houthi di Yaman dan Hezbollah di Lebanon. Terkesan kuat Iran menginginkan konstelasi lain, sehingga menggunakan Houthi untuk mengamankan pengaruhnya di middle-east melalui provokasi di Laut Merah, Laut Arab, hingga ke Teluk Oman pintu masuk menuju Teluk Persia.
Iran sudah lama menggunakan kelompok proksi seperti Houthi di Yaman dan Hezbollah di Lebanon untuk melindungi dan memperluas pengaruhnya di middle-east. Houthi dapat dianggap sebagai elemen yang digunakan Iran untuk mengejar kepentingannya di Laut Merah dan sekitarnya.
Iran mencoba menciptakan konstelasi kekuasaan yang berbeda. Penggunaan Houthi untuk memprovokasi di jalur maritim utama dapat menjadi strategi untuk menegaskan pengaruh Iran dan merespon perubahan kekuatan di middle-east.
Di sisi pemicu utama eskalasi kawasan, ini melibatkan sejumlah variabel, termasuk dinamika internal di wilayah Arab-Palestina. Bagaimana misalnya PA di bawah Mahmoud Abbas, apakah Abbas minus Hamas tetap bersikeras atau keukeuh dengan ideologi Arab-Palestina selama ini bahwa Israel harus dihapuskan dari peta middle-east. Sejauh ini Abbas terlihat pasif. Ia cenderung melihat kemana arah angin. Disudahi sajakah mencekoki anak-anak Arab-Palestina dengan doktrin peniadaan Israel, atau barangkali realistis sajalah.
Kalangan kanan dan ultra nasionalis di Israel malah semakin menggebu bahwa setelah Hamas dilenyapkan, warga Arab-Palestina sebaiknya dieksoduskan saja ke negara-negara Arab tetangga. Toh tanah orang-orang Arab ini yang terluas di middle-east ketimbang tetap bertahan di Gaza atau tepi barat. Tanah Israel yang mereka klaim sebagai tanah Arab-Palestina bukanlah hari depan mereka, tetapi full hari depan Israel. Ini ibarat pendulum Mak Lampir bagi Abbas dkk.
Meski Hamas terkesan hampir tammat, sebelum Israel dapat membuktikan kepada dunia bahwa semua pimpinan Hamas mulai dari Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh, Khaled Masal sudah dieliminasi, maka tidak dapat dipastikan bahwa Hamas akan segera "tammat" oleh Israel.
Israel secara historis telah merespon ancaman terhadap keamanannya dengan tindakan militer. Jika Israel merasa terancam oleh kelompok atau negara tertentu, negara mini tapi berkekuatan militer signifikan itu dipastikan mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional mereka sebagaimana gempuran terhadap Gaza sekarang, gempuran terhadap Herzbollah di Lebanon dan Syria, termasuk apabila perlu meluncurkan roket-roket tempur jarak menengah mereka ke Yaman.
Sementara  AS dan Inggeris selaku kekuatan global dan negara-negara yang tergabung dalam Operation Prosperity Guardian, dalam operasinya kali ini mencoba menyampaikan pesan keras kepada Iran dan para proksinya agar jangan mengubah konstelasi politik dan keamanan di middle-east.
AS dan sekutunya menegaskan komitmen terhadap keamanan dan stabilitas di wilayah tsb serta menunjukkan kesiapan untuk melindungi kepentingan nasional dan internasional.
Operasi Prosperity Guardian telah dirancang gedung putih untuk menunjukkan kekuatan militer dan kesiapan dalam menanggapi ancaman di kawasan middle-east. Ini bisa menjadi pesan kepada Iran dan kelompok-kelompok yang bekerjasama dengannya bahwa tindakan provokatif akan dihadapi dengan tanggapan militer yang serius.