Natal juga dianggap sebagai waktu untuk merayakan kebaikan dan keberkahan dalam hidup. Ini mencakup semangat pemberian, kebaikan, dan toleransi.
Banyak orang menganggap Natal sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman. Pesan kebersamaan dan cinta antarmanusia menjadi sangat penting, dan banyak tradisi Natal didasarkan pada nilai-nilai ini.
Semangat pemberian, terutama dalam bentuk hadiah, mencerminkan ide pemberian sebagai tanda kasih sayang dan perhatian kepada orang-orang yang kita cintai.
Natal juga sering dikaitkan dengan semangat harapan dan keajaiban, khususnya dalam konteks tradisi Santa Claus yang memberikan hadiah kepada anak-anak.
Bagi umat Kristen, Natal adalah waktu untuk merayakan cinta Tuhan yang diwujudkan dalam kelahiran Yesus Kristus. Pesan ini menyoroti kasih sayang, belas kasihan, dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan.
Pesan-pesan Natal mungkin berbeda-beda di setiap budaya dan kelompok masyarakat. Bagi sebagian orang, Natal adalah waktu untuk merayakan nilai-nilai agama dan spiritual, sementara bagi yang lain, Natal adalah momen untuk merayakan nilai-nilai kemanusiaan secara lebih umum.Â
Kalaupun ada yang mengusik perayaan Natal. Itu tak terlalu penting. Pendekatan terhadap perayaan Natal di kalangan Muslim misalnya, itu sangatlah bervariasi tergantung pada interpretasi agama, budaya, dan pandangan individual.
Dalam Islam, Isa (Yesus) diakui sebagai nabi penting, tetapi pandangan tentang doktrin Trinitas dan konsep Yesus sebagai Tuhan atau Anak Allah mungkin berbeda dengan keyakinan Kristen.
Pandangan terhadap perayaan Natal dapat bervariasi di antara komunitas Muslim. Beberapa Muslim mungkin mendekati saudara-saudaranya yang merayakan Natal dengan cara yang lebih sekuler atau budaya, fokus pada aspek-aspek seperti kebersamaan, kedamaian, dan kebaikan. Sementara yang lain mungkin lebih tegas menolak keterlibatan dalam perayaan tersebut karena pertimbangan agama.
Lagu-lagu Natal tidak muncul pada saat kekristenan yang pertama. Sebagai bentuk seni dan ekspresi keagamaan, lagu-lagu Natal mulai muncul beberapa abad setelah kelahiran Yesus Kristus. Tradisi nyanyian Natal berkembang sepanjang berabad-abad sebagai bagian dari perayaan Natal di gereja dan masyarakat.
Pada abad ke-4, Kekristenan resmi diakui di Kekaisaran Romawi, dan perayaan Natal mulai dirayakan secara luas. Hymnus Natal tertua yang masih dikenal, "Jesus Refulsit Omnium" (Yesus menerangi segalanya), ditulis oleh St. Hilarius dari Poitiers pada abad ke-4. Namun, selama beberapa abad berikutnya, nyanyian Natal masih terbatas pada lingkungan gerejawi.