Akanlah memalukan bagi pemerintah Finlandia jika panda-panda tsb dikembalikan lebih cepat dari jadwal. Kecuali pada masa pandemi, panda hanya pernah dikirim kembali lebih awal ke China satu kali, yaitu ketika Korea Selatan mengembalikan sepasang panda karena kekurangan dana pada tahun 1998 setelah krisis keuangan Asia.
Masalahnya bukan hanya mengenai panda saja, namun mengenai komitmen politik antara kedua pemerintah.
Dewan kota Ahtari dan Kedutaan Besar China di Finlandia mengatakan semua pertanyaan tentang panda harus diarahkan ke kebun binatang. Pihak kebun binatang menolak permintaan komentar untuk itu.
Kementerian Luar Negeri Finlandia mengatakan kepada Nikkei bahwa situasi panda adalah urusan Kementerian Pertanian dan Kehutanan. Kementerian tsb belum menanggapi pertanyaan terkait krisis panda China itu.
Indonesia pun ternyata berkomplain serupa. Hewan panda yang menjadi atraksi di TSI atau Taman Safari Indonesia di Bogor, Jawa Barat, ternyata didatangkan dengan sistem menyewa dari China. Biaya sewanya pun mencapai miliaran rupiah per tahun.
Ada sepasang panda di TSI, yi Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina). Untuk mendatangkan dua satwa gemoy ini ke tanah air tidaklah gratis begitu saja.
"Pemerintah China mengeluarkan satwa langkanya bukan diberikan gratis, tapi dengan sewa, jadi negara dan TSI itu nyewa, miliaran sewanya. Tapi, kita dapat lebih murah dari negara lain," demikian Agus Susanto, Â Board Member TSI -- Lih cnnindonesia.com dalam https://tinyurl.com/ykes7g84
Dari perspektif China. Persewaan panda tentu sebuah kiat jitu untuk menghasilkan pendapatan tambahan dan membiayai program konservasi satwa langka. Kita tahu, biaya perawatan panda sangatlah tinggi dan dana yang diperoleh dari penyewaan digunakan China untuk mendukung upaya konservasi.
Coba lihat bagaimana kuruskeringnya kucing-kucing besar seperti Harimau dan Singa di Taman Safari Prigen Jatim. Kalau serpih-serpih daging dilemparkan dalam tonase kecil kepadanya dalam rangka pengiritan, maka ending sudah kehidupan ini bagi si satwa liar carnivora itu.
Harimau dan Singa bukanlah satwa langka. Ini berbeda dengan panda yang langka yang menjadi pusat perhatian internasional bagaimana agar hewan langka ini dapat dilestarikan. Sama halnya dengan satwa langka Komodo di NTT sana.
Pada awalnya, semua orang gembar-gembor pelestarian ini itu ono adalah penting. Sayang, itu hanya awalnya saja. Tapi giliran duit untuk uang sewa, ntar dulu. Ini koq ngerugiin.