Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memalukan Kota Wisata Malang Diserbu Banjir

27 November 2023   16:18 Diperbarui: 27 November 2023   16:20 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memalukan Kota Wisata Malang Diserbu Banjir

Kota Malang dan Malang raya tahun 2023 ini cukup panjang dilanda kemarau. Mulai mid Nopember hujan mulai turun frequently. Tapi nggak deras sebagaimana seharusnya kucuran hujan di daerah pegunungan. Pohon-pohon kanopi di tepian jalan yang tadinya meranggas, sontak hijau kembali, sejuk dan nyaman dipandang.

Sabtu 25 Nopember ybl, hujan lagi, tapi kali ini warga kota Malang dikejutkan, di samping hujan tsb lebat, juga lumayan panjang kl 2 jam-an. Warga kota yang semula bukan alang kepalang gembiranya, sontak kecut dan kegembiraan itu pun sirna ketika membaca media kota bahwa kota Malang banjir di sejumlah titik. Ini sungguh memalukan betapa kota wisata sekelas Malang yang terletak di lingkar pegunungan Jatim koq bisa banjir hanya lantaran hujan lebat 2 jam-an saja.

Jalan protokol di kota Malang dilanda banjir. Foto : detik.com.
Jalan protokol di kota Malang dilanda banjir. Foto : detik.com.

Beberapa infrastruktur tercatat mengalami kerusakan. Salah satu titik banjir dengan ketinggian air hingga dua meter terjadi di Perumahan Sigura-gura, di wilayah Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Jalan Ir. Soetami dekat kampus pascasarjana ITN hingga ke perempatan Dieng pun banjir.

Jln. Ir Soetami sejak kl 10 tahun lalu memang sudah banjir. Kalaupun banjir lagi sekarang, maka jelas drainagenya mampet dan tidak pernah diperlebar. Terbukti air yang meluap dari mana-mana kini semakin tak tertampung lagi di drainase tsb, bahkan di wilayah Karangbesuki sempat naik setinggi dua meter.

Kondisi saat ini air sudah surut dan tidak ada laporan terkait korban dari bencana banjir yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi tsb. Yang terpantau sejauh ini hanya kerusakan jalan paving, tembok sungai roboh, dan kerusakan teknis pada konstruksi. Banjir juga merendam sejumlah rumah di lokasi tsb.

Kampung Putih Malang tak jauh dari RSSA persis di sebelah DAS Brantas. Foto : Parlin Pakpahan.
Kampung Putih Malang tak jauh dari RSSA persis di sebelah DAS Brantas. Foto : Parlin Pakpahan.

Koordinat lain yang dilaporkan mengalami banjir adalah wilayah Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru. Di Klojen, dilaporkan tembok rumah roboh dan menyebabkan kerusakan.

Saat ini kondisi banjir sudah surut seiring hujan yang mereda dan tidak ada korban jiwa akibat bencana yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi kurang lebih 2 jam kl pukul 14.00-16.00 WIB.

Berdasarkan pantauan lebih jauh, banjir terjadi pada sejumlah koordinat di wilayah kota Malang seperti di Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Jalan MT Haryono, Simpang Gajayana, Jalan Mayjen Pandjaitan, Jalan Galunggung, Jalan Soekarno Hatta dan Kampung Kajoetangan Heritage.

Banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi tsb juga terjadi di Jalan Veteran, hingga membuat lantai dasar Malang Town Square atau Matos yang ada di kawasan tersebut tergenang - Lih antaranews.com dalam  https://tinyurl.com/yr489cu7

Kali Tlogomas, kampung Watugong, Merjosari, Malang, bermuara ke Sungai Brantas. Foto : Parlin Pakpahan.
Kali Tlogomas, kampung Watugong, Merjosari, Malang, bermuara ke Sungai Brantas. Foto : Parlin Pakpahan.

Masalahnya sekarang berpulang kepada Pemkot Malang, apakah tetap jogal atau bertahan ah itu masalah kecil. Kita lebih baik fokus pada upaya memfinisihing obyek wisata kota di Kajoetangan Heritages yang sudah mulai kelihatan hasilnya itu, atau mengembangkan destinasi kulineran berikut di Joyoagung raya setelah bebas dari pandemi Covid-19 sejak Maret lalu.

Banjir kali ini bukan lagi perkara kecil, sebab terbukti banjir tidak hanya di Karangbesuki hingga Matos di bilangan Veteran, tapi sudah meluber kemana-mana mulai dari Lowokwaru hingga Sawojajar.

Warga kota Malang sudah saatnya menseleksi calon pemimpin kota yang punya jiwa perakyat atau pelayan rakyat dan tahu persis penyakit kota yang berkembang sekarang dan ke depan ini. Nopember tahun depan adalah Pemilukada kota Malang. Mulai sekarang warga sudah harus menetapkan siapa calon unggulan yang bisa membawa kota Malang terbebas dari kebohongan publik selama ini bahwa kota Malang aman-aman saja. Itu bulshitt, bukti kemarin Matos di bilangan Veteran yang bersebelahan dengan kampus Unibraw dan tak jauh dari kampus UNM sampai kebanjiran. Ini sunggun memalukan.

Wikipedia mencatat ada beberapa nama unggulan untuk memimpin kota Malang ke depan ini, antara lain Sutiaji (mantan Walikota Malang); Sofyan Edi Jarwoko; Mochamad Anton (mantan Walikota Malang), Dewanti Rumpoko (mantan Walikota Batu); Ya'qud Ananda Gudban (mantan Anggota DPRD Kota Malang); Sri Untari Bisowarno (Anggota DPRD Jatim); I Made Riandiana Kartika (Ketua DPRD Kota Malang); Ahmad Wanedi (Anggota DPRD Kota Malang); Abdurrohman (Wakil Ketua I DPRD Kota Malang); Asmualik (Wakil Ketua II DPRD Kota Malang); Moreno Soeprapto (Anggota DPR RI); Rimzah Zubair (Wakil Ketua III DPRD Kota Malang); Wibi Dwi Andreas (Pengusaha); Amithya Ratnanggani (Anggota DPRD Kota Malang) -- Lih id.m.wikipedia.org dalam https://tinyurl.com/ytxhhu5v

Jembatan penghubung perum Joyogrand-Graha Agung, Merjosari, melewati sebuah patahan yg cukup dalam yg bukan sungai. Foto : Parlin Pakpahan.
Jembatan penghubung perum Joyogrand-Graha Agung, Merjosari, melewati sebuah patahan yg cukup dalam yg bukan sungai. Foto : Parlin Pakpahan.

Pilihlah calon pemimpin yang dalam perjalanan waktu terbukti pernah berbuat yang terbaik buat kota ini. Siapa dia. Menurut hemat saya Abah Antonlah itu. Meski ketika bertarung kedua kalinya ia terjungkal karena suap anggaran APBD perubahan. Tapi dalam perspektif lain yang lurus, warga kota pada umumnya menilai Abah Anton hanya di-fait-accompli oleh partai pengusung agar melakukan bancakan uang suap APBD perubahan 2015 ketika menjabat walikota Malang 2013-2018. Ketika Amin yi Cak Imin (tanpa Anies) belum lama ini datang berkampanye ke kota Malang, Abah Anton terlihat di sebelah Cak Imin. Banyak warga kota yang meneriakkan namanya agar mencalonkan kembali menjadi Walikota Malang.

Di samping siapa calon pemimpin kota ke depan ini, warga juga harus mengevaluasi kembali Perda RTRW kota Malang 2022-2042, khususnya yang terkait dengan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) dan persoalan banjir yang kerap terjadi di kota Malang.

Bagi kelompok masyarakat yang terdampak langsung atau memiliki perhatian khusus terhadap masalah banjir dan RTH berhak untuk didengarkan pendapatnya, untuk dipertimbangkan pendapatnya, dan untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang diberikannya.

Daerah patahan di antara Joyogrand dan Graha Agung. Foto : Parlin Pakpahan.
Daerah patahan di antara Joyogrand dan Graha Agung. Foto : Parlin Pakpahan.

Masalah banjir misalnya, sudah saatnya warga di sepanjang DAS Brantas menyuarakan dengan tegas agar Sungai yang melewati kota Malang itu sudah harus dibatasi hunian liarnya. Jangan terulang kembali ada warga yang sengaja membangun dengan konstruksi khusus yang melebarkan tempat huniannya hingga ke tengah Sungai. Coba lihat betapa rusaknya kampung warna-warni di Jodipan sekarang ini karena hantaman banjir Brantas. Karena pemukiman liarlah di musim penghujan sekarang, Sungai ini dipenuhi aneka sampah kotor dan menjijikkan. Segala buangan ada disini, mulai dari kasur bekas, lemari bekas hingga segala sampah orang baru bersalin. Ya ampun.

Apalagi bangunan liar di anak-anak Sungai yang cukup banyak di kota Malang, yang keseluruhannya datang dari ketinggian di arah barat dan bermuara di Sungai Brantas. Yang mencolok di anak-anak Sungai ini adalah bangunan permanen di sekitarnya yang bahkan ada yang menyumbat Sungai itu sendiri di kala hujan lebat seperti kemarin. Supervisi terhadap keliaran penggunaan anak Sungai ini perlu ditertibkan dengan tangan besi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Finishing jembatan penghubung Joyogrand-Graha Agung di Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Finishing jembatan penghubung Joyogrand-Graha Agung di Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Akhirnya RTH. Sejauh ini RTH legacy Belanda yang masih bertahan, seperti Tugu Malang, alun-alun Merdeka di pusat kota, dan sejumlah pulau jalan yang memanjang mulai dari Ijen besar, Soekarno-Hatta dan bilangan veteran. Selebihnya adalah RTH zaman now, mulai dari Taman Merjosari, dan sejumlah kawasan baru yang belum diberi nama. Tapi RTH-RTH baru itu cenderung gonta-ganti kepentingan, Dan lebih parahnya lagi adalah contoh terkini di Joyoagung raya yang katanya sih sebagai pengembangan destinasi kulineran terbaru, karena dari situ pulalah ada jalan pintas ke destinasi wisata Batu. Tapi apa mau dikata, siapapun bisa jadi investor disitu. Walhasil banyak bangunan yang berdiri hanya sekadar invest doang, tapi kegunaannya ntahlah. Yang pasti bangunan baru itu milik OKB yang tak jelas apa dan bagaimana penggunaannya. Dan yang dahsyat mereka asal bangun dengan memasabodohkan masalah drainage, mau dibenamkan ke tanah keq, atau asal ada lubang pembuangan di belakang rumahnya, ya campakkan sajalah kesana. Urusan belakangan. Maka teori apalagi yang mau digelontorkan disini tentang pembangunan berkelanjutan demi dan untuk mempertahankan kelestarian alam. Tak ada sama sekali, padahal Joyoagung raya seharusnya dibangun berdasarkan pusat wisata kulineran dengan mengizinkan bangunan hunian lain sejauh sesuai dengan tata ruang fisik kota dan mengembangkan lahan hijau di sekitarnya.

Jembatan kecil di Kali Tlogomas penghubung antar dua kampung di Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Jembatan kecil di Kali Tlogomas penghubung antar dua kampung di Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Mengatasi banjir di kota Malang pada musim penghujan sekarang dan ke depan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya.

Lakukan evaluasi dan perbaikan sistem drainase perkotaan. Warga kota harus memastikan saluran air lancar, tidak tersumbat, dan memiliki kapasitas yang memadai untuk menangani volume air hujan yang tinggi.

Perbaikan dan pemeliharaan saluran air, termasuk pembersihan secara rutin untuk mencegah tumpukan sampah dan lumpur.

Investasi dalam infrastruktur yang dapat menampung dan mengelola air hujan, seperti pembangunan tanggul, kolam retensi, dan reservoir air.

Kali Tlogomas yang di kiri-kanannya banyak dipenuhi bangunan resmi maupun liar. Foto : Parlin Pakpahan.
Kali Tlogomas yang di kiri-kanannya banyak dipenuhi bangunan resmi maupun liar. Foto : Parlin Pakpahan.

Pembangunan saluran air baru yang sesuai dengan perkembangan kota dan volume air yang dihasilkan.

Pengendalian pembangunan liar di sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas dan anak-anak Sungai dari ketinggian di arah barat. Terapkan peraturan ketat terkait pembangunan di area rawan banjir.

Mengevaluasi ulang peruntukan lahan dan perizinan pembangunan untuk memastikan keberlanjutan dan keamanan lingkungan.

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan menghindari pembangunan liar.

Melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko banjir dan cara-cara menguranginya.

DAS Brantas yang melewati jembatan Kahuripan dan pasar bunga dekat Splendid Inn. Foto : Parlin Pakpahan. 
DAS Brantas yang melewati jembatan Kahuripan dan pasar bunga dekat Splendid Inn. Foto : Parlin Pakpahan. 

Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga terkait, dan sektor swasta untuk merumuskan solusi bersama dan berbagi sumberdaya.

Penguatan koordinasi antarinstansi untuk memastikan pelaksanaan rencana penanganan banjir.

Menggunakan teknologi modern, seperti sistem informasi geografis (SIG), untuk pemetaan dan pemantauan wilayah rawan banjir.

Mempertimbangkan inovasi teknologi seperti pompa air otomatis, sensor banjir, dan sistem peringatan dini.

Meningkatkan pengelolaan sampah dengan memperkuat program daur ulang dan pengelolaan sampah yang efisien.

Melakukan kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik dan bahan berbahaya lainnya yang dapat menghambat aliran air.

Mendukung pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan mitigasi risiko bencana dalam perencanaan kota.

Adalah penting untuk melibatkan berbagai pihak dan merancang solusi yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam jangka panjang. Pemantauan dan evaluasi terus-menerus juga diperlukan untuk memastikan efektivitas dari langkah-langkah yang diambil.

Kota Malang masih punya kesempatan bertobat dengan mencoba menseleksi siapa calon pemimpin kota ke depan ini yang mampu menjawab PR terurai di atas. Malu dong kota wisata di daerah pegunungan bisa banjir besar setiap tahunnya di musim penghujan seperti sekarang. Musim hujannya baru dimulai lo.

Joyogrand, Malang, Mon', Nov' 27, 2023

Jembatan penghubung Joyogrand-Graha Agung, Merjosari dlm tampilan terkini. Foto : Parlin Pakpahan.
Jembatan penghubung Joyogrand-Graha Agung, Merjosari dlm tampilan terkini. Foto : Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun