Jauh sebelum Teguh melangkah dalam bisnis yang menjanjikan ini, sudah ada beberapa orang Malang yang lumayan sukses berkebun Durian di Malang raya, seperti Yanto misalnya di Desa Permanu, Pakisaji, Malang Selatan. Karena memang Durian sejenis Musang King hanya cocok di ketinggian 400-500 dpl. Ini hanya terdapat di Malang Selatan seperti Pakisaji, Wonorejo, Wagir dst.
Dahlan Iskan misalnya mantan Menteri BUMN di masa Esbeye ini pernah bersama komunitas Durian Traveler Jatim berkunjung ke kebun durian Yanto di Pakisaji. Yanto sepertinya sudah fasih dalam mengajarkan bagaimana cara menanam Musang King dengan cara-cara yang dipetik dari pengalamannya sebagai pembudidaya durian Musang King di Malang. Mulai dari teknik bagaimana memacu pertumbuhan bibit durian yang baru di tanam, hingga bagaimana menjaga Musang King ketika berbunga agar bebas dari hama. Fungisida dan Insektisida yang dipakai disini disemprotkan secara regular dalam interval waktu tertentu dan dengan volume tertentu. Dan ketika berbuah, buah yang bisa ratusan sekali masa berbuah itu dipress dengan seleksi khusus menjadi 40-50 buah saja. Biar hasil panennya Ok, duriannya gemuk-gemuk dan teksturnya semakin bagus. Itu semua adalah teknik berkebun Musang King yang dikuasainya.
Dahlan Iskan menambahkan berkebun Durian sesungguhnya sangat mudah, karena dimanapun di negeri ini Durian bisa ditanam, sehingga tak heran Durian Nusantara itu banyak macamnya. Hanya ketika ditanya mana yang bagus kita bingung. Itulah, kita sejauh ini belum memastikan Durian mana itu. Berbeda dengan Malaysia yang sudah memastikan Durian apa yang terunggul dan punya citarasa yang bisa dijadikan branding untuk ekspor.
Ekspor Durian unggulan Malaysia ke China tentunya, karena Chinalah konsumen utama Durian dunia. Dan China yang kini berpenduduk kl 1,4 milyar sungguh pasar potensial bagi Durian unggul dari manapun. Beberapa kali saya kesana, tak ada impor durian, khususnya dari Malaysia dan Thailand yang kelas sayur. Semua Durian yang diimpor China adalah Durian unggul mulai dari Musang King, Montong, Duri Hitam, Kanjau, Tekka, Capri, Kunpoh Angbak, Red Prawn, Phuang Manee. Itu semua dari Malaysia dan Thailand. Indonesia gigit jari disini meski Durian ada dimana-mana. Mengapa. Karena cara berkebun Durian kita masih sekadar sambilan, bukannya kebun Durian yang mengkhusus untuk dijadikan komoditas unggulan dalam perdagangan luar negeri kita, demikian Dahlan.
Teguh setuju dengan pendapat itu, maka sambil mengembangkan usahanya di Bolang Agro Malang, ia juga banyak menjelajahi Malang raya dengan mengunjungi individu-individu pembudidaya Durian dengan mengajarkan cara-cara menanam durian unggulan seperti Musang King dll.
Dalam peta Malang Raya, sejauh ini hanya di Pakisaji yang sudah ada rintisan dari seorang investor yang berani menginvestasikan uangnya ratusan juta hanya untuk membebaskan tanah seluas kl 6 Ha. Lahan itu telah dibersihkan dan mulai ditanami Durian Musang King dengan cara-cara modern sebagaimana halnya di Malaysia. 1 Ha berisi 100 pohon durian dengan jarak tanam 10 meter. Bibit Durian unggul itu ditanam di atas tanah berbentuk busut atau semacam undakan dengan ketinggian tertentu. Lahan yang sudah ditanami rapi itu  dilengkapi pipa-pipa penyiraman dengan teknik sprinkler di setiap tanaman. Ini diperlukan di musim kemarau. Durian unggulan seperti Musang King yang penting cukup sinar Mentari dan cukup air, jangan sampai Musang King digenangi air di musim hujan. Itu makanya ia di tanam di atas busut-busut.
3 tahun lagi boleh jadi lahan yang sudah dikembangkan menjadi lahan perkebunan Durian yang modern ini sudah dapat dipanen. Dan pada saat itu pula di atas 1 Ha lahan selebihnya, sudah akan terbangun gazebo-gazebo khusus untuk pelancong Durian dari manapun. Sarana rekreasi lainnya pun sudah siap, seperti kenderaan khusus yang dapat mengelilingi perkebunan Durian seluas 5 Ha itu.