Program Edukasi dan Pelatihan. Menawarkan program pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan dan minat pemuda, seperti pelatihan keterampilan digital, kewirausahaan, atau pendidikan keuangan, dapat mendapatkan dukungan mereka.
Diskusi Terbuka. Mengadakan forum atau diskusi terbuka dengan pemuda untuk mendengarkan masukan mereka dan menjawab pertanyaan mereka tentang rencana kebijakan dan visi politik.
Mengedepankan Isu-Isu yang Relevan. Fokus pada isu-isu yang penting bagi pemuda, seperti lapangan kerja, pendidikan, lingkungan, dan teknologi. Tunjukkan bagaimana rencana kebijakan akan mengatasi masalah-masalah ini.
Kampanye Berbasis Kepemudaan. Melibatkan pemuda dalam pengambilan keputusan kampanye, pengembangan materi iklan, atau kegiatan-kegiatan kampanye yang dapat memberikan mereka rasa kepemilikan dan keikutsertaan yang lebih besar.
Kemitraan dengan Influencer. Bekerjasama dengan influencer populer di kalangan pemuda atau selebritas sosial media dapat membantu mencapai khalayak yang lebih luas.
Kampanye Daring. Manfaatkan alat-alat teknologi seperti platform webinars, podcast, dan aplikasi khusus untuk mengadakan diskusi dan pertemuan daring dengan pemilih muda.
Kampanye Berbasis Gerakan. Buat gerakan atau kampanye dengan slogan atau tanda pengenal yang mudah diingat dan dibagikan oleh pemuda. Kampanye semacam ini dapat membangun solidaritas dan semangat kebersamaan.
Sementara Prabowo tentu harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa ialah penerus Jokowi itu, mulai dari IKN, hingga BRICS dan tatanan multipolar ke depan ini dengan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia yang disegani.
Akhirnya, penting untuk diingat bahwa strategi kampanye harus autentik dan menggambarkan nilai-nilai serta visi politik yang konsisten. Dalam mencoba menarik pemilih muda, penting untuk menunjukkan jurkam yang benar-benar memahami kebutuhan dan aspirasi mereka serta memiliki rencana konkret untuk memenuhi harapan mereka jika terpilih.
Bisakah Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin menarik suara sebanyakbanyaknya dari anak-anak muda itu. Sejauh memilih diksi politik yang match dengan bonus demografi kita itu, sejauh masing-masing piawai menggunakan tail coat effect dari orang-orang yang berpengaruh kuat di sekitarnya. Ada Megawati disitu, ada Jokowi dst. Mengapa tidak. Tapi yang pasti di putaran terakhir sang juara hanya satu. Siapa dia?
Selamat berkontestasi dalam Pilpres 2024. Horas.