Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Blokade Gaza dan Eliminasi Hamas

11 Oktober 2023   14:59 Diperbarui: 11 Oktober 2023   15:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bombardemen Gaza oleh angkatan udara Israel. Foto : bnn.network

Blokade Gaza dan Eliminasi Hamas

Hari kelima setelah Hamas menteror dan membantai warga sipil Israel pada 7 Oktober lalu di sejumlah Kibbutz yang berbatasan dengan Gaza yang dibarengi penembakan ribuan roket ke Israel, Israel yang telah membersihkan sisi perbatasannya yang diserang itu seraya membombardir Gaza tak berkeputusan, telah mengawali serangan daratnya ke Gaza. Warga sipil Gaza sudah diberi selebaran lewat udara agar segera menyingkir ke Rafah menuju wilayah Mesir yang aman.

Serangan darat Israel ke Gaza kali ini adalah tindakan militer yang serius dan berpotensi Hamas menjadikan sanderanya termasuk warganya sendiri sebagai perisai perang.

Upaya memberi selebaran kepada warga sipil agar meninggalkan daerah konflik untuk mencari perlindungan adalah langkah yang tepat dalam rangka operasi khusus Israel kali ini ke Gaza.

Sebagaimana kata pepatah menangkap ular harus kepalanya dulu. Dalam konteks Hamas, kepala ular itu ada di Gaza, karenanya harus diblokade total sebagaimana halnya sekarang, demikian Yoav Gallant Menteri Pertahanan Israel.

Blokade darat laut dan udara sudah dimulai Israel, dan ratusan gedung yang diperkirakan tempat persembunyian Hamas telah diluluhlantakkan Israel melalui gempuran udara. Tank-Tank MBT Merkava pun sudah bersiap memasuki Gaza. Begitu pula pasukan marinir sudah bersiap di pesisir Gaza. Yang belum kita ketahui adalah pasukan khusus Israel yang disisipkan dalam serangan darat itu dalam rangka menangkap kepala ular dan penyelamatan sandera.

Blokade darat, laut, dan udara, serta operasi udara untuk menghancurkan gedung yang diduga digunakan oleh Hamas, adalah tindakan militer yang signifikan. Pasukan darat dan MBT Merkava yang kini akan segera memasuki Gaza merupakan babak baru dari konflik itu. Ini jelas akan berisiko berat bagi kedua belah pihak. Hamas sebagaimana biasa dikhawatirkan akan menjadikan sandera termasuk warga sipil Gaza sebagai perisai hidup.

Meski pasukan khusus Israel yang dilibatkan secara hidden disini memiliki pelatihan dan persiapan khusus untuk menghadapi situasi berbahaya dalam operasi militer berskala besar seperti sekarang, tapi hasil akhirnya bagaimana kalau gembong-gembong Hamas ini meledakkan bom bunuh diri misalnya.

Sepanjang perjalanan IDF, pasukan khusus seperti Sayeret Makal memang sudah melegenda dan biasanya sebelum memasuki wilayah operasi, pasukan ini telah dipersiapkan matang untuk menangani target yang sangat sensitif, yang dalam hal ini adalah pembebasan sandera warga Israel sekaligus menangkap gembong-gembong Hamas. Dengan kata lain, mereka sudah punya blueprint untuk itu dan telah menyandang kemampuan bergerak cepat tak terlihat dan langsung menghilang.

Di tangan pasukan khusus inilah kepedulian terhadap keselamatan warga sipil tetap dijadikan prioritas utama dalam situasi seriskan apapun nanti, sesuai dengan hukum internasional yang mengatur konflik bersenjata.

Hamas adalah kelompok bersenjata Arab Palestina yang telah berkuasa di Gaza sejak tahun 2007. Israel, bersama dengan beberapa negara lainnya, menganggap Hamas sebagai kelompok teroris dan kali ini Israel telah memblokade total Gaza dari arah mana pun, agar para gembong Hamas tak melarikan diri secara pengecut begitu saja. Titik.

Dalam rangka mengeliminasi Hamas, dilihat dari kacamata militer, Israel haruslah menguasai setiap km persegi area Gaza seraya mengamankan evakuasi warga Gaza ke Rafah menuju Mesir. Setelah ini selesai, barulah pasukan khusus yang berperlengkapan pakaian kevlar anti peluru berperisaikan kenderaan lapis baja memasuki setiap gedung door to door dan memasuki bunker-bunker para gembong  untuk menangkapinya satu per satu.

Dengan taktik pasukan Israel menguasai setiap km persegi area Gaza dan menguncinya dari tepi barat Yordan, pesisir Gaza dan pintu keluar Rafah yi pintu utama penyelamatan warga sipil ke Mesir. Kalau ini sempurna dilakukan lebih dari yang sudah-sudah. Saya pikir keberhasilan Israel dalam operasi Iron Swords ini adalah keberhasilan dunia. Bisul Hamas memang harus pecah sekarang juga dalam rangka mewujudkan solusi damai ke depan ini yi berdampingan damainya Israel yang beribukota di Yerusalem dan Arab Palestina yang beribukota di Ramallah.

Semua tahu, menghentikan atau melenyapkan Hamas di Gaza adalah tugas yang sangat kompleks dan berisiko tinggi. Israel telah melakukan operasi militer di Gaza sebelumnya dengan tujuan menargetkan anggota Hamas dan infrastruktur mereka, namun, hal ini tidak selalu menghasilkan pencapaian yang diinginkan. Dan dalam kesempatan kali ini Israel tidak bisa tidak harus berhasil mengeliminasi Hamas selamalamanya dari bumi middle-east.

Menguasai setiap kilometer persegi area Gaza dengan mengamankan evakuasi warga sipil adalah langkah yang kompleks dan sulit. Sebagai negara yang mengikuti hukum internasional, Israel akan berusaha untuk menghindari kerugian besar pada warga sipil.

Gerilyawan kota seperti Hamas memiliki basis di wilayah tsb dan berbagai bentuk pertahanan, termasuk terowongan dan menguasai perang gerilya perkotaan, yang membuat operasi semacam ini menjadi tugas yang sangat sulit.

Mumpung Amerika punya atensi khusus dengan masalah ini dan telah mendekatkan kapal induk USS Gerald Ford ke Mediterania untuk mencegah eskalasi regional, khususnya pembukaan front lain dari arah Iran dan Hezbollah di Lebanon, waktu yang tersisa bagi Israel untuk mengeliminasi Hamas hanya kl 2 minggu saja. Sebab operasi militer di atas 2 minggu di Gaza akan banyak menghadapi tekanan dunia.

Durasi operasi militer yang panjang dapat memicu reaksi keras dari komunitas internasional, termasuk sanksi ekonomi dan tekanan politik yang lebih besar pada Israel.

Mampukah pasukan darat, khususnya pasukan lapis baja Israel dan pasukan khusus Israel menyelesaikan misi itu tepat pada waktunya yang intinya Hamas total harus terlumpuhkan.

Yang perlu diwaspadai adalah sebagian besar komunitas dunia sekarang banyak disusupi kelompok garis keras seperti Hamas, IM, Hezbollah dan Taliban yang sepenuhnya diback-up oleh pemerintahan fundamental para Ayatollah Iran. Kita lihat demo-demo di dunia sekarang ini mulai menyanyikan lagu komposisi savage dan rasis sebagaimana terror Hamas belum lama ini.

Mereka boleh berdemo karena negara seperti AS, dan sejumlah negara di Eropa adalah negara-negara demokrasi terbuka. Kecuali Perancis yang tak mau lagi digerayangi demo menjijikkan yang baru saja melupakan teroris pembantai ratusan bayi, anak kecil dan manula di kibbutz-kibbutz Israel.

Penyelesaian konflik Israel-Gaza sungguh tak mudah. Tapi bagaimanapun, Hamas adalah bisul yang menghambat perdamaian selama ini. Dan bisul itu sudah saatnya dipecahkan apapun risikonya.

Joyogrand, Malang, Wed', Oct' 11, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun