Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Zombie-Zombie di alam Modernitas Cair Now

30 September 2023   14:57 Diperbarui: 30 September 2023   14:59 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buffy the Vampire Slayer (1992). Foto :  me.ign.com

Monster-monster modernitas cair ini pada dasarnya mengekspresikan kengerian masa kini. Apakah ketidakstabilan diri saya tidak ada habisnya? Apakah tidak ada kekekalan bagi tubuhku selain hal yang sama, memberi makan dan mengonsumsinya? Apakah ada inti batin pada diri saya, atau apakah saya boneka berjalan? Teror-teror ini tidak bisa dihilangkan dari risalah ilmiah tentang metafora darah, bahkan katarsis sekalipun dari film-film horor.

Salah satu kengerian dari metafora zombie adalah keniscayaannya, mengingat betapa mudahnya zombie menaklukkan. Satu gigitan, dan seseorang akan tereduksi menjadi naluri paling dasar dari pemberian makan yang tidak ada artinya dan merusak. Tak heran banyak kisah zombie berakhir dengan nada ambigu atau putus asa, karena protagonisnya menjadi mayat hidup. Visi apokaliptik pasca-modern yang baru ini menampilkan kembali kebangkitan dari kematian sebagai skenario mimpi buruk, di mana kita menjadi orang mati yang hidup. Harapan apa yang ada?

Keburukan dunia modern setidaknya telah memperjelas alternatifnya : hidup mati, atau hidup melampaui kematian.

Deskripsi yang kompleks tentang kondisi manusia dalam masyarakat modern, serta hubungannya dengan makna yang terkait dengan vampir dan zombie dalam konteks sosial dan filosofis.

Vampir dan zombie adalah metafora untuk menggambarkan kondisi dan pengalaman manusia dalam masyarakat modern. Vampir di sini dapat mewakili sifat-sifat penghisap darah kapitalisme, sementara zombie melambangkan subjek modern yang mungkin merasa terisolasi, kosong, atau terhantui oleh masa lalu.

Penggunaan metafora vampir dan zombie menggambarkan perasaan keterasingan dan ketidaknyamanan dalam masyarakat modern. Manusia modern seringkali terjebak dalam rutinitas dan kehidupan yang rutin, yang mungkin membuat mereka merasa "kosong" atau seperti zombie yang bergerak tanpa tujuan.

Merujuk pada Marx dan penggambaran kapitalisme sebagai penghisap darah, itu hanya menyiratkan masyarakat modern seringkali terjebak dalam siklus konsumsi tanpa henti, di mana individu terus menerus mengonsumsi barang-barang dan hiburan tanpa mempertimbangkan makna sejati dalam hidup.

Deskripsi di atas adalah tentang identitas manusia modern. Apakah kita hanya bergerak dan bergerak seperti zombie tanpa makna? Apakah kita hanya mayat yang bergerak dan bergerak? Pertanyaan ini mencerminkan perasaan ketidakpastian dan keraguan yang mungkin dialami oleh individu dalam masyarakat modern.

Modernitas solid hanyalah sementara ketika rebutan hegemonistik belum ada. Modernitas cair adalah kekinian kita di dunia multipolar yang harus diatasi dulu melalui api penyucian sebagaimana perjalanan Dante Alighieri melalui lapisan neraka, purgatorium, dan alam kekal.

Purgatorium sangatlah dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang telah mati ini untuk menjalani proses pembersihan atau penyucian sebelum mereka beroleh hidup kekal. Pertanyaannya sanggupkah kita kesitu seraya meninggalkan ritual-ritual kosongmelompong atas nama modernisasi yang kita jalankan selama ini.

Joyogrand, Malang, Sat', Sept' 30, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun