Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Zombie-Zombie di alam Modernitas Cair Now

30 September 2023   14:57 Diperbarui: 30 September 2023   14:59 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buffy the Vampire Slayer (1992). Foto :  me.ign.com

Boleh dibilang perempat pertama abad 21 ini modernitas cair sudah mengalahkan sistem yang "solid" dan absolut. Entah pun itu yang bersifat mekanis maupun teologis, keduanya telah melemah. Dengan kata lain, likuiditas modernitas yang baru mulai telah menghancurkan bendungan kebudayaan. Bisa seseorang baru tahu bahwa tetangganya yang kemarin mati ternyata saudara sepupunya. Atau dengan tega ybs tidak menghadiri matrimony saudara dekatnya karena faktor tak adanya imbalan. Ini sungguh menakutkan.

Manusia modern yang takut terhadap lingkungan dan dirinya sendiri cenderung menjadikan ketakutan itu menjadi monster seperti dalam dongeng atau film horor. "Monster" dari bahasa latin monre, yang berarti memperingatkan. Monster adalah tanda peringatan, pertanda dari apa yang kita takuti atau apa yang ingin kita hindari.

Kita hidup di zaman likuiditas dan kekosongan. Apakah era modernitas yang cair dan narsisme yang meluas ini membawa serta ketakutan yang berbeda dan juga monster yang berbeda?

Hilangnya rasa percaya diri yang semakin besar, yang terjadi seiring dengan terjadinya dislokasi sosial, menunjukkan ketakutan baru. Bagaimana jika keegoisan kita terkuras habis? Dan bagaimana jika kita hanya tinggal sekam kering manusia, seperti mayat hidup? 

Dalam dunia sastera kita mengenal istilah vampir yang adalah sebuah khayalan sosial, dimana sistem politik dan ekonomi dikritik dengan istilah "penghisap darah" dan "vampirisme". Marx sangat mahir menggunakan metafora tsb, seperti apa yang dikatakannya dalam Das Kapital : "Modal adalah buruh mati yang, seperti vampir, hidup hanya dengan menghisap buruh yang hidup, dan semakin hidup, semakin banyak buruh yang dihisapnya." Selain mengungkapkan pandangannya terhadap fiksi Gotik tentang vampir, penggunaan berulangkali gambaran tsb oleh Marx menekankan keyakinannya bahwa kapital menyedot kehidupan pekerja dan membiarkannya mati.

Penggambaran vampir yang haus akan darah adalah sosok transisi yang tepat dari pergolakan kematian modernitas padat ke lahirnya modernitas cair. Tak heran Bauman telah mengingatkan kita betapa cairnya modernitas pada zaman now. Kemajuan yang dirafalkan dengan mantera modernisasi tidak selalu disertai oleh kedamaian. Dislokasi sosial malah semakin menjadi-jadi dengan dibungkus alasan modernisasi itu sendiri, lihat kasus Ukraina yang belum selesai hingga sekarang, atau menyempit kasus pulau Rempang yang masih ramai hingga kini.

Menyusul kebangkitan zombie ("orang mati") di abad 21 adalah pelengkap kematian vampir di abad 20. Ide-ide, makna-makna, dan struktur-struktur yang mati ada sebagai zombie bagi kita. Zombie terus menghantui kita di masa kini. Mengingat status "undead" mereka. Kematian zombie hanya berfungsi sebagai ancaman bagi individu yang berada dalam posisi bertahan.

Salah satu dari sekam kosong disini adalah subjek modern. Salah satu pertanyaan paling meresahkan yang diajukan zombie kepada orang-orang masa kini adalah seberapa mirip zombie itu dengan dirinya sendiri. Bagaimana jika saya tidak lebih dari zombie, mayat yang bergerak dan bergerak?

Kekhawatiran ini terkait erat dengan kekhawatiran lain, yaitu dampak keterasingan yang ditimbulkan oleh masyarakat modern. Kita telah melihatnya dalam kosa kata Bauman dan Marx.

Kita disini adalah tubuh khayalan, sebuah "Doppelgnger" mengerikan yang mengintai sementara tuannya tidur. Ia secara mekanis mengkonsumsi kesenangan-kesenangan yang dengan susah payah ia lupakan. Baik kapitalis maupun kapital adalah gambaran orang mati yang masih hidup, yang satu bernyawa namun terbius, yang lain tidak bernyawa namun aktif.

"Doppelgnger" adalah istilah Jerman yang digunakan untuk menggambarkan sosok ganda atau bayangan ganda dari seseorang. Kata "Doppelgnger" sendiri terdiri dari dua kata dalam bahasa Jerman: "Doppel" yang berarti "ganda" atau "kembar," dan "Gnger" yang berarti "berjalan" atau "pejalan." Dalam konteks budaya dan sastera, istilah ini merujuk pada ide bahwa seseorang dapat memiliki sosok atau bayangan yang sangat mirip dengannya, hingga menciptakan perasaan aneh atau ketidaknyamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun