Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menimbang Ganjar, Prabowo dan Anies di Ring Pilpres 2024

19 September 2023   17:01 Diperbarui: 19 September 2023   17:15 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilpres 2024 dengan aneka pendukung. Foto: kaskus.co.id

Menimbang Ganjar, Prabowo dan Anies di Ring Pilpres 2024

Pemilu atau lengkapnya Pilpres kali ini lagu pembukanya terkesan kuat sudah tak seperti Pilpres 2014 dan 2019. Dalam dua Pilpres yang lalu, jelas barisan nekad - yang penting dikasi nasi bungkus - bisa datang berbondong-bondong mengular dari seluruh mata angin pulau Jawa, termasuk luar Jawa sekurangnya dari Lampung. Repot dah Monas dan Senayan. And now semua sudah balik kandang. Tanyalah Bang Mandra dimana kandang mereka sekarang. Yang penting semprit pemanggil mereka tak kedengaran lagi. Yakinlah mereka pasti istirahat minum es cendol untuk sementara waktu ini.

Prabowo mantan pelatih kesebelasan dalam dua Pilpres itu sudah merasa asyik duduk di kursi Menhan Kabinet Jokowi. Dalam beberapa kesempatan ia memuji-muji Jokowi yang meninggalkan banyak legacy luarbiasa untuk bangsa ini. Jokowi yang resmi master Kungfu Solo itu melenggak-lenggok kesana-kemari. Di penghujung masa jabatannya, ia terlihat berlenso sama siapa saja. Barisan pun ikut terayun. Lha yang mana ini .. yang mana ini .. sergah mereka kebingungan.

Barulah sekarang setelah Capres jelas hanya 3 orang, dan Nasdem sudah mengawali memasang cawapresnya yi Cak Imin PKB. Barisan nasionalis gonjang-ganjing yang tergoyang ke seluruh mata angin oleh jurus ampuh Jokowi, mulai sadar. Lha Jokowi nggak kemana-mana koq.

Kapok lu. Itu jurus ampuh Jokowi yi Arjuno melempar bunga Wijaya Kesuma pemikat ke 8 penjuru angin.  Yes, Jokowi memang harus tabik ke segala arah. Itulah independensi Jokowi selaku pimpinan utama nasional.

Barisan warna-warni itu mulai kembali ke barisannya. Yang sudah hengkang kepalang basah karena salah membaca tanda-tanda kultural, ya sudah ketimbang dimaki habis orang awak sebagai pembelot atau pengkhianat, meski tak tahu persis apa sih pembelot dan pengkhianat itu. Tanyalah Budiman Sudjatmiko, atau Guntur Romli, bahkan tanya juga Cak Imin yang tiba-tiba kawin lari dengan Anies sekarang. Apa sih Betrayal itu. He He ..

Teng Teng

Pendaftaran capres dan cawapres untuk Pemilu 2024 yang sebelumnya dijadwalkan pada 19 Oktober sampai 25 Nopember 2023. Ntah mimpi apa, jadwal tsb dimajukan menjadi 10 Oktober sampai 16 Oktober 2023.

Perubahan ini konon untuk meredakan ketegangan politik lebih cepat, khususnya bagi partai-partai pengusung, termasuk agar rakyat dapat mengetahui lebih awal pasangan capres-cawapres yang akan bersaing dan setiap pasangan memiliki waktu yang lebih lama untuk bersaing. Perubahan waktu yang hanya berselisih 10 hari itu oke-oke saja meski tidak signifikan.

Tahapan pendaftaran capres-cawapres untuk Pemilu 2024 yang mengalami pemajuan dari KPU itu sbb : Masa pendaftaran, 10 Oktober-16 Oktober 2023; Pemeriksaan kesehatan, 10 Oktober-18 Oktober 2023; Verifikasi dokumen persyaratan, 10 Oktober-19 Oktober 2023; Penyampaian hasil verifikasi, perbaikan persyaratan, dan verifikasi perbaikan, 14 Oktober-25 Oktober 2023; Pengusulan bakal calon pengganti atas hasil pemeriksaan kesehatan, 17 Oktober-12 Nopember 2023; Penetapan pasangan capres-cawapres, 13 Nopember 2023 dan teng teng .. Masa kampanye, 28 Nopember 2023- 10 Pebruari 2024.

Percepatan pendaftaran itu diharapkan akan mempercepat proses penentuan calon wakil presiden dari masing-masing calon presiden. Saat ini, hanya Anies Baswedan yang sudah menentukan wakil presidennya, yakni Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan panggilan akrab Cak Imin. Sementara itu Prabowo dan Ganjar belum menentukan.

Tamat SMA

Setelah habis-habisan digoyang pergulatan kekuasaan periode 2014 dan 2019 yang tak lepas dari politik identitas, menyusul dihantam pandemi Covid-19 selama hampir 3 tahun yi 2000 -- perempat pertama 2023, bangsa kita kini dengan tokoh-tokoh lama berwajah baru maupun yang asli berwajah baru ntah itu Sandiaga Uno, Erik Thohir, Gibran Rakabuming dst sudah mulai menyadari bahwa bangsa ini harus segera diangkat dari level sebelumnya yang katakanlah baru tamat SMA setelah sekian lama tersaruk-saruk di level SMP.

Ajang pergulatan kekuasaan itu sudah tak pantas lagi di jalanan. Sebaiknya di angkat ke tempat-tempat yang lebih elit dan terpandang seperti di kampus-kampus dan di lapangan terbuka seperti GBK Senayan, Lapangan Merdeka Sukabumi, Stadion Kanjuruhan Malang dst, sejauh tak ada larangan dari KPU. Sejalan dengan itu wadah lama untuk berkomunikasi toh masih ada yi dunia medsos ntah itu YouTube, Facebook, Telegram, Instagram, Twitter dengan nama barunya sekarang yi X dll.

Perubahan ini sangat melegakan, yang penting bangsa ini sudah tamat SMA. Dan sekarang melalui pemilu serentak 2024, kita mulai menapaki pendidikan tinggi, dan semoga nggak jadi mahasiswa abadi disitu.

Tak perlu lagi "gabud" atau gagal budaya. Bukankah tanda-tanda kultural itu kini bukan lagi primbon jadul, tapi table study modern seiring dengan naiknya level bangsa ini ke tingkat yang lebih dewasa dalam berpolitik. Politik identitas no .. Politik hatred no .. politik sok-sok non-blok no, karena tatanan global sekarang tak sama dengan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, tak sama dengan cold war AS-Soviet. 

Tatanan global sekarang adalah tatanan yang multipolar dan sudah saatnya kita tidak lagi jadi pion barat, apalagi Hamas di masa yad. Kita harus semakin melihat kepentingan nasional kita dan pandai memilah yang mana keyakinan agama yang subyektif itu dan yang mana keyakinan politik yang obyektif dalam bermasyarakat nasional maupun internasional. Yang penting relasi internasional itu saling menguntungkan.

Janji-janji politik

Sambil menunggu Ganjar dan Prabowo menentukan cawapresnya sebelum deadline yang ditentukan KPU di atas, mari kita cermati janji-janji politik ketiga capres.

Prabowo Soebianto menjanjikan Kenaikan Gaji PNS untuk memberantas korupsi; Ketahanan dan Swasembada Pangan; Melanjutkan Program Jokowi; Perbaikan Gizi Anak-anak dan Ibu Hamil; Ketahanan Energi dan Tidak Impor; Bangun Lumbung Pangan di rawa-rawa.

Ganjar Pranowo menjanjikan akan Melanjutkan Program Jokowi; Ketahanan Sumber Daya; Menaikkan Gaji Guru 30 Juta.

Anies Baswedan dan Cak Imin menjanjikan BBM Gratis bagi Pemilik Sepeda Motor; Dana Desa Rp 5 Milliar; Subsidi Pupuk; Tunjangan Ibu Hamil dan Sekolah Gratis.

Itulah janji-janji politik ketiga kandidat. Kosong atau tidak janji itu bergantung bagaimana mereka mempertahankannya dalam kampanye kepresidenan nanti. Prabowo yang menjanjikan lumbung pangan kita ke depan ini dengan memanfaatkan rawa-rawa. Indonesia punya punya 24 juta hektar rawa dan itu bisa jadi sumber air dan bisa digunakan untuk lumbung pangan, kata Prabowo. Juga gaji PNS harus naik seiring dengan Upaya pemberantasan korupsi ke depan ini. Apa dan bagaimana melaksanakannya nanti yang penting Prabowo dapat menjelaskannya secara obyektif dan sistematis dan bukan lagi dengan metoda pokrol bambu seperti yang sudah-sudah.

Ganjar Pranowo memastikan akan melanjutkan program Jokowi mulai dari IKN dll. Dan hebatnya ia akan menaikkan gaji guru hingga Rp 30 juta. Ini janji politik yang kita harap dapat dipertanggungjawabkan di hadapan PGRI dan di forum-forum kampanye akademik di kampus-kampus seluruh nusantara. Ini sudah mirip mempertahankan disertasi di hadapan para penguji akhli. Ayo Ganjar.

Anies dan Cak Imin menjanjikan BBM gratis bagi mereka yang berkenderaan roda dua dan sekolah gratis di tengah-tengah sulitnya sekarang anak-anak mendapatkan sekolah baik dan bermutu, juga mahalnya uang masuk ke perguruan tinggi, dan betapa komersialnya pendidikan tinggi yang memiliki Fakultas Kedokteran untuk meluluskan calon-calon dokter begitu saja, dengan alasan semua serba mahal di dunia kedokteran. Ya ampun. Ayo Anies dan Cak Imin bagaimana kalian membungkam dunia kedokteran yang berkoar-koar nakutin seperti itu. Dan bagaimana kalian mau kasi BBM gratis, sementara Indonesia adalah salah satu negara yang tadinya penghasil BBM yang kini malah jadi Pengimpor BBM. Ayoo ..

Elektabilitas

Elektabilitas Ganjar Pranowo, capres PDIP sempat menurun kertika Ketum, Megawati Soekarnoputri, menyebut capres yang diusungnya sebagai petugas partai. Namun dalam kuliah kebangsaan di UI belum lama ini, Ganjar menegaskan seorang pemimpin harus bisa membedakan posisinya ketika menjadi kader politik dan kepala negara atau kepala daerah.

"Jika Bapak terpilih sebagai presiden Indonesia kedelapan, apakah Bapak tetap dengan prinsip tuanku ya rakyat, gubernurnya hanya mandat, dan tidak menjadi boneka Megawati?" tanya Naufal seorang mahasiswa politik dari Fisip UI.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun menegaskan agar tidak perlu takut soal pernyataan tentang "petugas partai" atau tidak. Ia bahkan bertanya balik, apakah selama menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, ia mengabdi pada kepentingan partai? -- Lih voaindonesia.com dalam https://tinyurl.com/2a3ygemo

Semua kader adalah petugas partai. Itu benar sejauh demi kepentingan partai. Tapi istilah ini menjadi polemik dan tidak bisa "dijual" di tengah masyarakat. Ganjar atau siapa pun kader partai, memang bekerja demi kepentingan partai. Maka PDIP harus berhati-hati bahwa istilah petugas partai hanya berlaku di internal PDIP saja, tapi tidak untuk umum. Bagaimanapun Ganjar berhasil menjelaskan dengan baik dimana dia sebagai petugas partai, dan dimana dia sebagai pelayan rakyat.

Nomor urut kedua adalah Prabowo Soebianto. Meski diberondong dengan kasus pemitingan seorang Wamen belum lama ini dalam rapat kabinet, Prabowo yang berhasil disalib Ganjar, kini berada di urutan kedua. Sekarang bagaimana agar temperamen lama dikendorkan sedikit dan bagaimana agar kawan bersandingnya Titiek Hediyati Soeharto dapat mendampinginya, jangan ujug-ujug di bawa begitu acara debat kepresidenan dimulai. Keluarga adalah contoh bagaimana seorang calon pemimpin diuji di hadapan masyarakat, sedangkan yang lainnya orang Indonesia cukup permisif dengan memaafkannya karena Insiden Tim Mawar yang merenggut nyawa sekian belas orang aktivis, atau melawan sistem dan tidak taat komando mentang-mentang menantu presiden RI ketika itu.

Akhirnya Anies dan Cak Imin yang kini berada di urutan ketiga. Meski nama Muhaimin Iskandar berhasil membantu menaikkan elektabilitas Anies di kalangan sebagian Nahdliyin, khususnya di Jatim Tapi seyogyanya Surya Paloh sebagai komandan Nasdem yang adalah partai nasionalis, juga harus mengajarkan bagaimana agar Anies dapat mempertanggungjawabkan kampanye kepresidenannya di hadapan bangsa Indonesia. Bahwa dia tidak akan lagi mengulangi kesalahan serupa di masa kontestasi Pilgub DKI Jakarta dengan lawan tanding Ahok ketika itu. Dia tidak bisa lagi mengandalkan intelektualitasnya semata hanya karena ingin menang dalam perdebatan politik, tapi ia harus dapat berpikir integral ya nasional, internasional, regional, bahkan menukik hingga daerah-daerah di nusantara yang luas ini.

Peluang

Peluang kandidat dalam Pilpres dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk dinamika politik, dukungan publik, isu-isu politik terkini, dsb.

Ganjar Pranowo adalah mantan Gubernur Jawa Tengah, Prabowo Soebianto adalah mantan capres berulang kali dan tokoh politik yang berpengaruh, sementara Anies Baswedan adalah mantan Gubernur DKI Jakarta.

Menilai peluang ketiganya dalam Pilpres 2024, tak bisa lepas dari perkembangan politik dan opini publik terkini, dukungan partai politik, platform kampanye, dan isu-isu penting yang mungkin muncul selama kampanye.

Peluang ketiganya juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kampanye yang efektif, rekam jejak masing-masing kandidat, dan dukungan dari koalisi politik.

Terkait peristiwa Mei 1998 dan pembangkangan seorang Prabowo terhadap atasan di kemiliteran ketika itu bagaimanapun akan diungkit kembali oleh lawan-lawan politiknya dalam kampanye kepresidenannya kali ini.

Peristiwa Mei 1998 dan pembangkangannya terhadap atasan di kemiliteran pada 1998/1999 telah menjadi isu yang kontroversial dalam perpolitikan Indonesia. Isu-isu ini telah muncul dalam kampanye sebelumnya ketika Prabowo mencalonkan diri dalam pemilihan presiden, dan kemungkinan besar akan terus diungkit oleh lawan-lawan politiknya dalam kampanye kepresidenannya kali ini.

Prabowo Soebianto adalah figur yang telah mempolarisasi bangsa Indonesia, dengan sebagian pendukungnya yang kuat dan sebagian lainnya yang skeptis terhadap rekam jejaknya. Lawan-lawan politiknya kemungkinan akan mencoba memanfaatkan isu-isu kontroversial tsb untuk meraih dukungan publik dan menggugah perasaan pemilih. Mereka dapat mencoba mengaitkan isu-isu tsb dengan kualitas kepemimpinan dan karakter Prabowo sebagai kandidat presiden.

Begitu juga halnya dengan Anies Baswedan. Kehadiran Cak Imin di samping Anies Baswedan dalam konteks Pilpres 2024 dapat memiliki beberapa implikasi potensial terhadap elektabilitas Anies:

Lepas dari kontroversi bahwa Cak Iminlah yang mengkudeta Gus Dur sehingga dapat menguasai PKB hingga sekarang, Cak Imin bagaimanapun adalah tokoh politik yang berpengalaman dan memiliki jaringan politik yang kuat. Keberadaannya di samping Anies Baswedan bisa memberikan citra kredibilitas dan dukungan dari kalangan politik yang lebih luas.

Namun, elektabilitas Anies Baswedan juga akan sangat dipengaruhi oleh isu-isu yang muncul selama kampanye, platform politiknya, dan cara ia menangani berbagai isu penting yang dihadapi Indonesia. Kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta juga akan menjadi sorotan penting dalam pemilihan. Jangan sampai Gubernur Omdo alias Omong Doang akan ditikamkan kembali ke dadanya.

Yang sedikit berbeda, Ganjar Pranowo yang berhasil menyelesaikan masalah petugas partai atau pelayan rakyat dalam kuliah kebangsaan di kampus UI belum lama ini. Itu bisa saja mempengaruhi elektabilitasnya. Kembali kepada Ganjar bagaimana isu sensitif itu dapat dikelolanya dengan baik dan yang terpenting dapat diterima oleh publik.

Akhirnya, dalam exercise of power kandidat seringkali harus mengatasi berbagai tantangan dan kontroversi selama kampanye. Bagaimana mereka merespon, bagaimana mereka berkomunikasi dengan publik, dan bagaimana mereka mengelola masalah tsb dapat memiliki dampak besar pada elektabilitas mereka.

Selamat bertanding dalam Pilpres 2024 dengan cara-cara elegan yang justeru akan memperkuat positioning masing-masing capres dan memperkuat kesatuan nasional Indonesia.

Joyogrand, Malang, Tue', Sept' 19, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun