Seluruh operasi misi, mulai dari peluncuran hingga pendaratan, terjadi dengan sempurna sesuai jadwal.
Pendaratan pesawat Antariksa India terjadi empat hari setelah Luna-25 Rusia jatuh ke permukaan bulan dalam upaya yang gagal untuk mendarat di dekat kutub selatan Bulan. Chandrayaan-3 dirancang untuk beroperasi selama satu hari lunar, setara dengan dua minggu.
Upaya India sebelumnya untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa robotik di dekat kutub selatan Bulan yang jarang dijelajahi berakhir dengan kegagalan pada tahun 2019. Pesawat tsb memasuki orbit Bulan tetapi kehilangan kontak dengan pendaratnya, yang jatuh saat melakukan pendaratan terakhirnya untuk mengerahkan kendaraan penjelajah guna mencari tanda-tanda air. Menurut laporan analisis kegagalan yang diserahkan ke ISRO, kerusakan tsb disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak.
Misi senilai US $ 140 juta pada tahun 2019 dimaksudkan untuk mempelajari kawah bulan yang diperkirakan mengandung endapan air dan dikonfirmasi oleh misi pengorbit Chandrayaan-1 India pada tahun 2008.
Antisipasi keberhasilan pendaratan meningkat setelah upaya Rusia yang gagal dan ketika saingan regional India, China, mencapai tonggak sejarah baru di luar angkasa. Pada bulan Mei, China meluncurkan tiga orang awak untuk stasiun luar angkasa yang mengorbit dan berharap dapat mengirim astronot ke Bulan sebelum akhir dekade ini. Hubungan antara India dan China telah merosot sejak bentrokan perbatasan yang mematikan pada tahun 2020.
Sejumlah negara dan perusahaan swasta berlomba-lomba untuk berhasil mendaratkan pesawat luar angkasa di permukaan bulan. Pada bulan April, pesawat ruang angkasa sebuah perusahaan Jepang tampaknya jatuh ketika mencoba mendarat di Bulan. Sebuah organisasi nirlaba Israel mencoba mencapai prestasi serupa pada tahun 2019, namun pesawat ruang angkasanya hancur akibat benturan.
Jepang berencana meluncurkan pendarat bulan ke Bulan sebagai bagian dari misi teleskop sinar-X, dan dua perusahaan AS juga berlomba untuk mendaratkan pendarat di Bulan pada akhir tahun ini, salah satunya di kutub selatan. Dalam beberapa tahun mendatang, NASA berencana mendaratkan astronot di kutub selatan Bulan, dan akan mencoba memanfaatkan air beku di kawah Bulan.
Kegagalan Russia beberapa hari sebelumnya tidak membuat India putus asa. India serius mempelajari misi India yang gagal empat tahun lalu dan misi sekarang akhirnya berhasil tanpa cacad.
Rakyat India tidak tergelincir. Mereka melanjutkan perjalanan dengan kekuatan dan kepercayaan diri yang membuahkan hasil.
India menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di dekat kutub selatan Bulan. Boleh dikata itu adalah sebuah perjalanan bersejarah ke wilayah yang belum dipetakan yang diyakini para ilmuwan menyimpan cadangan penting air beku. Banyak negara dan perusahaan swasta tertarik pada wilayah kutub selatan Bulan karena kawah yang dibayangi secara permanen itu mungkin menampung air beku yang dapat membantu misi astronot di masa yad.
Penjelajah bulan India akan melakukan eksperimen, termasuk analisis komposisi mineral permukaan bulan. Misi tsb diperkirakan akan berlangsung selama dua minggu, dan India selanjutnya akan mencoba misi Bulan berawak. Misi pendarat Vikram dan penjelajah Pragyan akan berlangsung selama 14 hari -- jumlah waktu tersedianya sinar matahari di dekat Kutub Selatan Bulan setelah pendaratan. Setelah 14 hari, pendarat dan penjelajah diperkirakan  akan kehilangan tenaga -- Lih indiatoday.in dalam https://tinyurl.com/2cbou6ep