Bulan di Pelukan India Sekarang
India, negeri Bollywood ini tak lagi hanya sekadar menghasilkan opera-opera sabun yang serba instan tanpa perlu dicerna, tapi telah berubah total di mata dunia sebagai adidaya baru di dunia intelektual sehubungan keberhasilannya belum lama ini mendaratkan Chandrayaan-3 (dari bahasa Sansekerta yang berarti "pesawat bulan").
Ch-3 lepas landas dari landasan peluncuran di Sriharikota, India Selatan, 14 Juli lalu. Negeri Bollywood ini membuat sejarah pada 23 Agustus ybl dengan menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di dekat kutub selatan Bulan dan menjadi negara keempat yang berhasil mendarat di permukaan Bulan. Pendaratannya menandai langkah maju yang signifikan bagi kemajuan India dalam eksplorasi ruang angkasa.
Chandrayaan-3 yang dikelola Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) senilai 6,1 miliar rupee (US $ 73 juta), wahana antariksa ketiga negara itu, mendarat dengan mulus pada pukul 8:33 pagi EDT (waktu musim panas bagian timur), dan dengan demikian India yang sudah cukup lama merintis jalan ke antariksa kini sah sudah menjadi anggota baru Club Antariksa Internasional. Dengan kata lain India kini sudah masuk kedalam daftar negara yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan setelah AS, Russia dan China.
Pencapaian ini terjadi setelah misi Chandrayaan-2 yang sebagian berhasil pada tahun 2019, namun berakhir ketika pesawat pendarat dan penjelajah menabrak Bulan pada fase penurunan terakhir. Sementara, Pengorbit Chandrayaan-2 tetap beroperasi, meski telah melampaui umur desain satu tahun. Pesawat ruang angkasa itu sekarang digunakan untuk mendukung Chandrayaan-3 sebagai lanjutan eksplorasi ke Bulan.
Di samping berupaya keras untuk menjadi adidaya intelektual sebagaimana AS, Russia, UE dan China, India harus diakui memang cerdik dalam membaca situasi global sekarang. Ia tahu AS masih negara penting, Russia di bawah Putin sekarang juga layak diacungi jempol, karena sudah pulih dari sakit setelah Soviet runtuh pada 1990-an. Kini bersama Russia dan China, India meng-endorse BRICS, sebuah lembaga internasional baru yang berpendekatan multi polar. Inilah cikal bakal lembaga internasional yang akan menyaingi IMF yang didominasi barat sejak lama.
Dalam hubungan internasional, India mengambil posisi akrobatik tak ubahnya penari akrobatik Bollywood. Ia tetap berkawan dengan China meski berselisih secara regional ntah tapalbatas-lah atau perdagangan, ia mesra dengan Russia tanpa harus pentang suara ala UE yang seakan koor mengutuk perang Russia Vs Ukraina yang disebut sebagai invasi Russia yang tak beralasan, dan pastinya India  juga tetap berhubungan mesra dengan Washington, agar Pakistan tak diojok-ojok merecoki Kashmir lagi. Yang terpenting Bollywood India tetap menginspirasi opera-opera sabun Hollywood dan hubungan perdagangan dan pertukaran ilmu keduanya tetap berjalan lancar.
Mengapa harus ke Antariksa. Tentu ini bukan persoalan baru. Sejak 1900-an Antariksa sudah menjadi isu dunia. Sebagai contoh Aviation Week and Space  Technology adalah majalah pertama untuk dunia antariksa. Media itu didirikan pada tahun 1916 di AS dan telah menjadi sumber berita dan informasi penting dalam industri tsb selama bertahun-tahun. Pada dekade 1980-an, majalah ini tetap menjadi salah satu sumber utama informasi di industri penerbangan dan antariksa.
Dalam sosoknya sekarang media penerbangan dan antariksa itu mengutip PM India Narendra Modi yang mengatakan : Keberhasilan ini adalah milik seluruh umat manusia, dan ini akan membantu misi Bulan oleh negara-negara lain di masa depan. Saat melakukan panggilan video dengan Pusat Kendali Misi, Modi menambahkan : Saya yakin bahwa semua negara di dunia, termasuk negara-negara di kawasan selatan, mampu mencapai prestasi seperti itu .. Lih aviation.week dalam https://tinyurl.com/25b2yyjj
AS adalah negara pertama yang berhasil mendarat di Bulan pada Juli 1969 dengan pesawat Apollo 11, menyusul pada pertengahan dekade 1980, Presiden AS Ronald Reagan pernah mengatakan komersialisasi antariksa merupakan imajinasi yang sangat mempesona.Â