Yang paling tobing alias tolol bingung dari semuanya itu adalah Nasdem yang telah mencapreskan Anies. Tawar-menawar begitu alotnya dalam persidangan Menkominfo Johnny G. Plate yang adalah Sekjen Nasdem. Sejak semula para akhli menduga ini soal bohir atau penyandang dana kelas kakap yang tak kunjung tercapai, maka Johnny G, Plate telah mempertaruhkan jabatannya demi bohir dimaksud. Celakanya ntah bagaimana dia ketangkap basah. Coba apakah persidangan telah berhasil menguak kemana larinya uang yang kl 8 trilyun itu. Kalaulah ada goodwill, itu pasti bisa dikuak, tapi residu budaya lama yang belum juga terkikis hingga kini adalah upaya (dengan segala cara) menutupi kasus besar semacam ini hanya demi perkawanan dan persaudaraan. Inilah "cultural decay" kita yang belum terkikis meski era KKN Soeharto sudah sangat jauh di belakang.
Sebagai lagu hiburan di tengah kejenuhan penantian cawapres yang tak kunjung muncul itu, puteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, menyebut bacapres KPP atau Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, paling cocok berpasangan dengan Ketum Demokrat  AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono di Pilpres 2024.
Menurut Yenny, duet Anies-AHY paling cocok. Restu itu diberikan Yenny selepas acara launching buku Tetralogi Transformasi AHY di Djakarta Theatre, Kamis 10 Agustus lalu. Apalagi PD tandingan yang dipimpin Moeldoko kalah telak dalam pengajuan kasasinya ke MK.
Pesona Gus Dur memang luarbiasa, tak lekang oleh perubahan zaman. Meski sudah cukup lama tiada, dinastinya masih tegak berdiri dengan kepemimpinan Yenny sekarang. Tapi lamaran terhadapnya semua ditampik secara halus oleh Yenny.
Soal Ganjar Pranowo yang masih kebingungan sejak dicapreskan secara resmi oleh Megawati beberapa waktu lalu setelah menyadari sepenuhnya bahwa puterinya Puan Maharani jeblok elektabilitasnya, boleh jadi atas restu Mega, selaku petugas partai Ganjar telah melamar Yenny untuk cawapresnya. Tapi apa mau dikata, Yenny berkelit halus seraya berkata diplomatis bahwa Bacapres PDI-P Ganjar Pranowo bukan merupakan sosok yang asing bagi keluarganya.
Kalaupun Ganjar pernah menemui ibunya, Sinta Nuriyah, saat haul atau peringatan hari ulang tahun Gus Dur. Yenny menyebut kedatangan Ganjar adalah  untuk menyambung hubungan baik yang sudah terjalin. Ditambahkannya, ia sempat bertemu Ganjar saat berada di Jawa Tengah. Dalam pertemuannya dengan Ganjar, Yenny mengaku tak ada obrolan soal Pilpres 2024.
Lalu bagaimana dengan Bacapres Gerindra yi Prabowo Soebianto. Boleh-boleh saja, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya mendapat dukungan baru dari Golkar dan PAN belum lama ini. Total kini ada 4 partai yang mengusung Prabowo Soebianto sebagai Bacapres 2024.
Mengutip Airlangga Hartarto, Partai Golkar menjatuhkan pilihan pada Prabowo Soebianto, karena ia lahir dari rahim Partai Golkar. Sementara PAN melalui pertimbangan yang matang, Dewan PAN telah memutuskan untuk memberi dukungan pada Prabowo Soebianto, demikian Zulkifli Hasan.
Keempat ketum yi Gerindra, PKB, Golkar dan PAN secara resmi menandatangani kerjasama politik yang dilakukan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 13 Agustus lalu.
Semuanya itu terkesan biasa-biasa saja. Yang terasa sedikit menggetarkan adalah ancaman terang-terangan Yenny terhadap Gerindra. Dalam tayangan Rosi KompasTV 10 Agustus lalu, Yenny mengatakan keluarga besarnya dan Gusdurian tidak akan dukung Prabowo jika Cak Imin atau Muhaimin Iskandar jadi pendampingnya.
Yenny Wahid, menyentil Muhaimin yang ngotot maju sebagai cawapres pada 2024 dengan menunggangi PKB sebagai kendaraan politik. Yenny mengatakan, perilaku Cak Imin yang mengkudeta Gus Dur di awal reformasi adalah alasan kuat untuk tidak mendukung sepupunya itu. Namun, Muhaimin tak mau menjawab sentilan dari Yenny. "Wis enggak usah dibahas, itu barang lawas kabeh .... kata Cak Imin.