Malang Flower Carnival 2023 di Destinasi Unggulan Kajoetangan Heritage
Malam Minggu 30 Juli ybl, iseng saya colek si bungsu saya Adrian Aurelius agar menemani ayahandanya ke Kajoetangan Heritage. Ada apa Bos, tanyanya. Itu tuh ada MFC atau Malang Flower Carnival 2023. Review dari beberapa media lokal se-Jatim sih katanya ada inovasi disini. Pokoknya yang semula biasa-biasa saja penyelenggaraannya di bilangan Ijen Besar, tapi khusus di Kajoetangan yang sudah sejak 2020 dipersiapkan sebagai destinasi unggulan wisata kota, tampilannya pasti beda. Kali ini peragaan busana dengan asesori bunga tentunya berangkat dari thema Ken Arok dan Ken Dedes. Okay, itu penyelenggaraannya. Tapi seperti apa keunggulannya destinasi itu, tanya Adrian lagi. Semua masih dalam proses nak, tapi yang pasti Kajoetangan itu pusat kota Malang, dan itu mulai dari simpang Lafayette hingga ke arah Toko Oen dan alun-alun merdeka sudah dibuat satu arah setelah pulau jalannya dipapas habis. Juga disitu terdapat bangunan-bangunan legacy wong Londo tempo doeloe. Sebagian besar sudah dipugar dan pemiliknya yang tidur selama ini dibangunkan kembali. Pokoknya colonial style-nya sudah diracik dengan unsur modern masa kini. O begitu. Okay, Adrian akan temenin Bapa kesana.
Warga kota yang berbondong-bondong ke Kajoetangan
Turun di simpang Lafayette sore  jelang malam itu, kami langsung menyusuri Kajoetangan yang mulai dipadati warga kota dan para turis asing yang seharian tadi habis menjelajah Bromo, Kawi, Batu, Arjuno, hingga ke pantai selatan Sendang Biru. Pendeknya wisata jelajah alam. Khusus turis dari Londo, mereka rata-rata suka melihat situs peninggalan leluhur mereka disini, ntah itu bangunan atau bekas perkebunan Londo, ntah itu Perkebunan Tebu, Kopi atau Teh.
Benar prediksi media setempat, banyak warga kota berbondong-bondong ke Kajoetangan untuk katakanlah semacam refreshing bagi mereka yang selama ini didera pandemi Covid-19. Wabah edun itu baru saja berlalu. Kali ini warga kota Malang bisa tarik nafas sejenak dan mencoba suasana baru di Kajoetangan Heritage. Wajah mereka ceria. Anak-anak berlarian bebas. Ini semua sangat menyentuh, betapa wong cilik dapat menikmati suasana gembira di Kajoetangan Heritage dalam rangka MFC 2023.
Legenda Ken Arok -- Ken Dedes
Setelah di venue utama tak jauh dari Telkom, Walikota Malang Sutiaji membuka secara resmi acara MFC malam itu. Arak-arakan festival pun mulai menggelosor dari titik nol yi Telkom hingga 500 meter di titik akhir yi dekat BNI 46.
Thema MFC adalah "The Magnificent of Arok Dedes". Ken Arok dan Ken Dedes adalah Raja dan permaisuri Singosari kuno tahun 1200-an. Pasangan legendaris itu boleh dikata adalah Raja Malang tempo doeloe. Boleh jadi semangat tempo doeloe di masa kejayaan Malang dan Jatim pada 1200-an dapat menginspirasi para peserta MFC.
Thema yang diangkat kali ini diharapkan dapat memicu peserta karnaval, termasuk audiences, mengeksplore sejarah, peduli terhadap cerita tempo doloe, dan yang terpenting proses kreatif pun terjadi dimana fashion yang diperagakan di Kajoetangan menjadi fashion kreatif.
Menarik memang melihat kostum peserta MFC, dimana ada unsur hiasan bunga, terkesan glamour, berdimensi besar seperti aneka sayap burung yang seakan berkelepak ketika mereka meleggang di runway Kajoetangan. Meski begitu, tetap terlihat ergonomis ketika dipakai.
120 Peserta
Gelaran MFC 2023 diikuti oleh 120 peserta, dimana para peserta memamerkan kostum terbaiknya di runway sepanjang 500 meter membujur di sepanjang Kajoetangan Heritage.
Kegiatan MFC 2023 diikuti peserta dari berbagai daerah. Pesertanya tidak hanya dari kota Malang, tetapi juga dari Banyuwangi, Jember, Bali, dan seputaran wilayah Jatim lainnya.
Saya tak sepenuhnya mengikuti karnaval ini, maklum padat-merayap tapi asyik. Kehadiran saya di MFC selanjutnya saya wakilkan kepada si bungsu saya Adrian Aurelius yang jepret sana-sini, termasuk memvideokan sebagian karnaval itu. Saya istirahat parkir sementara di Lontjeng Koffie, bersebelahan dengan Kawisari Koffie dari grup Tugu kota Malang.
Digelarnya MFC di Kajoetangan ternyata berhasil menggairahkan perekonomian kota Malang. Semua kafe di Kajoetangan penuh, begitu pula wong cilik yang menjajakan aneka kulineran Malang yang sebelumnya diseleksi dan mendapat izin dari Pemkot Malang ternyata panen malam itu.
Tentunya, perputaran ekonomi dari UMKM yang ada di Kajoetangan ke depan ini dapat lebih dimaksimalkan, termasuk juga pengaruhnya terhadap okupansi hotel, karena banyak turis nusantara yang datang ke Kota Malang untuk menikmati MFC 2023, di samping turis mancanegara yang mencoba berwisata kota di destinasi Kajoetangan, setelah letih seharian menjelajah obyek wisata alam dan sejarah di Malang raya.
MFC 2023 sangat layak digelar di Kajoetangan Heritage dalam rangka mengembalikan pamor Malang Flower Carnival yang sudah pernah masuk di Kharisma Event Nusantara. Sebagaimana diketahui, kawasan Kajoetangan sekarang sudah menjadi destinasi unggulan di kota Malang. Pemkot Malang dan segenap stake holder-nya terus membranding kota Malang di kawasan ini, karena Kajoetangan unggul dalam peninggalan sejarah tempo doeloe.
Melalui videotron, Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno turut mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan MFC 2023. Sandiaga berharap, semoga pelaksanaan MFC ini dapat menjadi pendorong industri Parekraf, serta mampu memperkuat posisi Kota Malang sebagai Kota Kreatif Indonesia.
Dari obrolan di Lontjeng Koffie, terdengar nada optimis bahwa MFC pertama di Kajoetangan ini berhasil menyedot warga kota Malang dan turis sekitar 30 sampai 50 ribu orang. Boleh dibilang MFC ini sudah masuk 3 kali dalam Calendar of Event Kemenparekraf RI. Pada 2021, kota Malang masuk 10 besar Kharisma Event Nusantara.
Posisi kota Malang di tengah Malang raya yang meliputi Kabupaten Malang dan kota Batu cukup unik. Kota Malang tentu harus dapat memperkuat posisi kepariwisataannya setidaknya dengan mengembangkan sejumlah destinasi unggulan seperti Kajoetangan Heritage, Tong Tong Night Market di bilangan Ijen, dan destinasi kulineran di Soekarno-Hatta dan Joyoagung raya.
Kota Malang memiliki potensi besar sebagai tujuan pariwisata karena memiliki sejumlah daya tarik yang unik dan beragam. Pengembangan destinasi wisata unggulan seperti Kajoetangan Heritage, Tong Tong Night Market di bilangan Ijen, dan destinasi kuliner di Soekarno-Hatta dan Joyoagung raya dapat membantu meningkatkan popularitas kota ini sebagai tujuan wisata.
Pengembangan Kepariwisataan kota Malang
Pengembangkan Kajoetangan Heritage seyogyanya tetap memperhatikan pelestarian budaya, sejarah, dan warisan lokal. Ini akan membantu menarik minat wisatawan yang tertarik pada pengalaman budaya dan sejarah.
Pengembangan destinasi unggulan tidak bisa tidak harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, seperti transportasi antar wilayah yang mudah diakses, akomodasi yang berkualitas, dan fasilitas umum yang memadai.
Tong Tong Night Market di Ijen Besar dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman malam yang unik. Menyediakan hiburan dan makanan malam yang khas akan meningkatkan daya tarik acara tersebut.
Pengembangan destinasi kuliner di Soekarno-Hatta dan Joyoagung raya akan menarik para pencinta kuliner untuk mencicipi hidangan lokal dan tradisional yang khas.
Pemkot Malang harus semakin intensif melibatkan komunitas lokal dalam pengembangan pariwisata kota. Ini dapat membantu melestarikan budaya, meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pemkot Malang dan segenap stake holder-nya tidak bisa tidak harus mempromosikan event semacam ini melalui media yang tepat dan efektif yi pemasaran digital, kampanye media sosial, dan kolaborasi dengan agen perjalanan akan dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang destinasi unggulan kota Malang.
Dalam pengembangan pariwisata, harus pula disadari perlunya keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dan pelestarian lingkungan serta kearifan lokal. Upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan pariwisata yang bertanggungjawab dan lestari dalam jangka panjang.
Pengembangan destinasi wisata unggulan seperti Kajoetangan Heritage diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat, sambil tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan budaya kota Malang.
Joyogrand, Malang, Tue', August 01, 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI