Giyanti Coffee misalnya yang saya exposure disini hanya beroperasi dari pukul 9.30 - 17.30. Selebihnya mereka melakukan pekerjaan coffee roastery atau menggiling biji kopi sebagai mata dagangan lain, soalnya jelas bahwa tak cukup cash flow perusahaan kalau hanya dari kedai yang ditongkrongin penyecap kopi dan penggembira lainnya, tapi harus dilanjutkan dengan mata dagangan lain yang bercash-flow jauh lebih besar dari itu. Namanya saja Business and Money.
Asyik dalam obrolan sore akhirnya Mentari pun semakin surut ke ufuk barat, dan jika ingin cangkruk ngopi bareng teman-teman dan sahabat, sebaiknya datanglah kesini 2-3 jam menjelang tutup. Kalian pilih tempat cangkruk di bagian outdoor saja, karena lebih luas, bebas bagi si penghisap sigaro, sehingga bisa lebih nyaman.
Setelah ngopi yang asyik usai, lanjutkan membeli kopi bubuk made in Giyanti Coffee yang dapat diseduh di rumah, Giyanti Coffee Roastery menjual kopi racikan dan kemasannya sendiri seperti Kopi Arabika Batak atau Kopi Sigararutang atau Kopi Lintong yang disini disebut Siraja biak-biak dengan harga Rp 332.000 per 500 gram, lebih mahal ndikit dibandingkan kopi bubuk serupa hasil gilingan Otten Coffee.
Giyanti Coffee adalah salah satu tempat cangkruk yang lumayan Cozy-lah di bilangan Jakpus, dan jangan lupa sesampainya di kampung halaman anda, cari jugalah kopi kaki lima bahkan starling atau starbuck keliling, apakah mereka sudah manusiawi atau belum.
Kalau ternyata belum, tetaplah suarakan agar mereka segera difasilitasi lebih jauh oleh Pemkot setempat untuk dimanusiawikan.
Samanea Hill, Bogor Barat, Mon', June 12, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H