Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mahfud MD Vs Mr Catch Me If You Can

24 Mei 2023   16:54 Diperbarui: 24 Mei 2023   17:01 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lawan korupsi. Foto : prsoloraya.pikiran-rakyat.com

Tetap konsisten dengan genre Mahfud, ia kemudian memerintahkan Inspektur Jenderal Kemenkominfo Arief Tri Hardiyanto mengusut aliran dana proyek BTS. Dia mengatakan Arief dapat memulai pengusutan aliran dana itu berdasarkan data dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Untuk proyek BTS 4G, uang yang diduga disalahgunakan itu supaya dikejar. Irjen baru Kominfo diminta segera mengejar uang itu karena berdasar data kasar, Rp 10 triliun yang dikeluarkan pemerintah, yang dibelanjakan Johnny G. Plate selaku pemegang otoritas keuangan Kominfo - dengan cara penilaian yang konservatif - baru kl Rp 2 triliun. Sehingga yang menguap sampai sekarang menurut hitungan BPKP Rp 8,1 triliun atau Rp 8,2 triliun. Pengejaran itu bisa dimulai dari nama-nama yang dicantumkan di dalam hasil pemeriksaan BPKP. "Menurut hitungan BPKP dari Rp 10 triliun lebih itu, menurut para akhli sepertiganya saja sudah cukup untuk melengkapi itu semua. Berarti tinggal dikejar, masak mau hilang semua. Jadi ini supaya dikejar, dikembalikan semaksimal mungkin dan proyek terus jalan, demikian Mahfud MD kepada wartawan di Kantor Kominfo," Jakarta Pusat, Selasa 23 Mei ybl -- lih news.detik.com dalam https://tinyurl.com/2qryjtnl

Bisakah sang Irjen baru menjadi senjata baru bahkan menjadi andalan Mahfud MD dan pemerintahan Jokowi dalam pengejaran ini, dengan mengingat begitu banyak kasus-kasus besar lainnya dalam perkorupsian belum bisa dituntaskan, terlebih pengembalian uang hasil rampokan ke kas negara sampai sen terkecil. Pokoknya kembali ke kas negara. Lihat kasus 5 menteri sebelumnya mulai dari Idrus Marham, Julian Batubara dll, bukankah kita selalu kembali ke refrain Catch Me If You Can.

Aliran dana

Kepala Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyatakan telah membekukan banyak rekening yang diendus terkait aliran dana kasus korupsi yang menjerat Menkominfo Johnny G. Plate. Ini menguatkan dugaan adanya keterlibatan pihak lain yang belum terjerat oleh Kejagung.

Sejauh ini baru enam kaki tangan Mr Catch Me If You Can yang dijerat Kejagung, al  Direktur Utama Bakti Kominfo Anang Achmad Latif; Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Galumbang Menak Simanjuntak; Account Director of Integrated PT Huawei Investment Mukti Ali; Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan; dan tenaga ahli Human Development Universitas Indonesia Yohan Suyanto, menyusul tersangka baru berinisial WP yang adalah orang kepercayaan IH, yaitu Komisaris PT Solitech Media Sinergy. WP ditangkap 21 Mei ybl di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Ybs (WP) mempunyai peran dalam perkara ini, yaitu sebagai orang yang menghubungkan pihak-pihak lain yang terkait dalam proyek ini kepada pihak IH selaku Komisaris PT Solitech Media Sinergy - Lih news.detik.com dalam  https://tinyurl.com/2kjnbs67

Aliran dana ini sangatlah penting, karena tidaklah masuk akal kalau uang itu hanya berputar di keenam oknum tsb. Kita lihat misalnya keresahan Nasdem, keresahan para pendukung Anies, keresahan politis pada umumnya. Bagaimana tidak, Johnny adalah petinggi Nasdem yang menjabat Menteri di kabinet Jokowi, ini tentu tak lepas dari siasat bagaimana agar membandari partai dalam Pemilu serentak, khususnya membandari sang jago dalam Pilpres 2024 yad.

Mahfud harus berangkat dari hipotesis ini. So, bukan hanya sekadar take and give dalam sebuah transaksi proyek antara pejabat kementerian dengan para kontraktor dan konsultan. Tapi sidik jugalah korelasi antara variable bebas seperti jabatan Presiden, keanggotaan di DPR dan DPD, memperkaya diri, parpol dan oknum politik, konspirasi politik dan variable terikat yi Pemilu serentak dan Pilpres 2024, dengan tidak menafikan variable antara yi Presiden Jokowi akan lengser keprabon pada 2024 yad yang sudah semakin mendekat. Interconnectednya rumit memang. Lemah sedikit saja tanpa bantuan katakanlah Hercule Poirot akan berujung muncul lagi ledekan Catch Me If You Can sebagaimana yang sudah-sudah.

Kita lihat misalnya permintaan Plate kepada bawahannya Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif terkait dana operasional tim pendukung menteri sebesar Rp 500 juta per bulan, dimana Plate meminta Anang berkoordinasi dengan Kabag TU Kominfo Happy Endah Palupy untuk penyerahan uang itu.

Johnny juga meminta Anang mencarikan dana sumbangan untuk korban banjir di Flores, NTT senilai Rp 200 juta pada April 2021, termasuk permintaan sumbangan untuk gereja di NTT senilai Rp 250 juta. Semua permintaan itu diduga dipenuhi Anang dengan memerintahkan bawahannya mencari sponsor.

Jangan sampai terjebak yang remeh-temeh yang nilainya tak seberapa seperti itu. Jangan-jangan pemprop NTT nanti akan mengembalikan uang tsb. Laiskodat yang berkuasa disana dipastikan malu besar dengan kasus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun