Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Artis Dalam Demokrasi Kita Now

17 Mei 2023   16:26 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:29 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaderisasi dan sistem demokrasi pancasila

Bermain di film dan musik, itu hanyalah stage act dan acting. Tapi dalam perpolitikan, itu kehidupan nyata, dimana kehadiran para artis ntah dari cabang apapun di panggung politik yang tak bisa dihindarkan itu seyogyanya dimix dengan para politisi non-artis. Ibarat gado-gado, setelah diracik dengan piawai oleh seorang chef cook, rasanya pasti sangat oke dan bakal disukai orang banyak.

Kebersinaran mereka selaku artis ntah musik, film, pegiat sosial dll, itu adalah modal dasar yang sangat diperlukan oleh parpol-parpol sekarang.

Sepertinya model kaderisasi seperti itulah yang seharusnya dijalankan parpol kita sekarang ketimbang mensetting para buzzers politik bermain kayu.

Semua parpol perlu memasarkan dagangannya. Para artis sebagaimana halnya patron-patron utama di negeri ini seperti Jokowi, Megawati, Prabowo, Luhut, Ganjar dst akan membawa katakanlah "tailcoat effect" atau efek ekor jas atau magnitudo yang dapat memperpanjang dan/atau memperluas massa pemilih di belakangnya, dan ini tentu sangat menguntungkan parpol yang mengusung artis bersangkutan.

Dalam perjalanan waktu, sistem politik di negeri ini juga semakin memastikan bahwa sistem politik demokrasi pancasila tak sama dengan sistem politik lainnya di dunia ini. Bukannya sok beda. Demokrasi dengan jatidiri Indonesia sudah semakin mengemuka, misalnya tak mengenal oposisi, tak mengenal sistem parlementer tapi presidential yang bermulti partai tanpa harus menyederhanakannya sekuat tenaga, tapi percaya alam demokrasi akan menseleksinya sendiri, dimana kita mengenal presidential threshold dan parliamentary threshold, sehingga sangat-sangat pasti rakyat sendirilah yang akan menyederhanakan partai.

Sistem Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem politik dengan 3 komponen utama, yi eksekutif, legislatif dan judikatif. Ketiganya interconnected satu sama lain, termasuk dengan publik melalui berbagai media seperti pers dan berbagai media sosial, bahkan page book seorang figur ntah itu pejabat tinggi negara, tokoh masyarakat dan the ordinary people.

Yang diperlukan dalam sistem demokrasi pancasila adalah perkawanan, persaudaraan dan pengawasan bersama terhadap jalannya kekuasaan. Silakan berkoalisi dalam konteks perkawanan dan persaudaraan. Silakan mengawasi kekuasaan sekeras-kerasnya sampai menthoq ke voting misalnya, karena kita sekarang tidak mengenal lagi bahwa hasil musyawarah mufakat itu harus bulat dan tidak boleh lonjong seperti di zaman orba. Persamaan yang diperlukan disini dan dipastikan tidak lagi abu-abu dalam mengambil keputusan adalah begitu mekanisme lobby gagal, ya voting dan voting. Itulah demokrasi kita sekarang.

Politik adalah seni lembut untuk mendapatkan suara dari orang miskin dan dana kampanye dari orang kaya, dengan berjanji untuk melindungi satu sama lain kata Oscar Ameringer.

Maka wahai Dhani, Giring dkk: ngerocklah dengan slow rock atau actinglah dengan gaya Christine Hakim dalam Cut Nyak Dhien, tapi dengarlah selalu melancholi blues dari si miskin dalam rangka mewujudkan the vision of the nation's glory dan the dignity of mankind.

Joyogrand, Malang, Wed', May 17, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun