Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Artis Dalam Demokrasi Kita Now

17 Mei 2023   16:26 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:29 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dunia politik  ayang akan berteka-teki terus. Foto : liputan6.com

Di Mesir, rumah bisnis hiburan terbesar di dunia Arab, penyanyi dan bintang pop bukanlah hal yang aneh dalam politik. Dan di Turki, kita kenal anggota parlemen Ediz Hun dari partai tanah air (Anap), seorang mantan aktor Turki, yang piawai berpoktol bambu di parlemen.

Di negeri ini, siapa yang tidak kenal si Oneng Rieke Dyah Pitaloka. Dia seorang kader PDIP yang luarbiasa. Boleh jadi sekarang ini Oneng hanya manggung di parlemen, tapi ke depannya kader PDIP satu ini yang sudah bergelar doktor dengan spesialisasi komunikasi dari kampusnya UI, setelah sebelumnya menggeluti bidang filsafat, bakal menterinya Ganjar Pranowo kalaulah PDIP menang dalam Pilpres 2024 yad.

Nama Achmad Dhani dan Giring Ganesha, siapa yang tak kenal. Dhani Dedengkot Dewa 19 dan Giring dedengkot Nidji. Keduanya punya kharisma khusus di dunia musik. Lagu-lagu rock dan pop kreatif yang mereka gelundungkan selalu ngehits, dan cukup banyak di antaranya yang menjadi ladang duit, sekalipun mereka sudah tidak lagi beraktivitas penuh disitu.

Once rekan se-band Dhani sempat adu mulut dengan Dhani karena masalah royalty dari lagu-lagu ciptaan Achmad Dhani yang dinyanyikannya diluar sepengetahuan Dhani. Nidji tidak selama Achmad Dhani dkk berkiprah di dunia musik, tapi semua orang tahu gaya bernyanyi dan gaya panggung Giring mempunyai magnitudo khusus. Tak heran nama-nama tsb di atas banyak fansnya di negeri ini.

Banyaknya fans dan bagaimana kharisma mereka di hadapan publik tak perlu diragukan. Ketika diusung jadi caleg, dijamin halal mereka akan terlihat bagus, dapat menarik massa sebanyak-banyaknya. Apalagi, mereka sudah terlatih berbicara di depan kamera, dikagumi dan menampilkan pesona khusus. Ketrampilan di depan kamera adalah hal penting bagi caleg, dan ketrampilan semacam ini tak sepenuhnya dimiliki caleg-caleg non artis.

Artis yang jadi caleg dan berlaga di medan pemilu biasanya memulai balapan politik dengan awal yang luarbiasa atas saingan mereka. Nama mereka ibarat merk instan sekarang ini seperti Sari Roti, Indomie, Starbucks dll. Mereka lebih cepat melesat ketimbang caleg biasa non-artis yang bekerja keras untuk pengenalan namanya, yang tentu membutuhkan banyak waktu dan uang.

Dengan meningkatnya birokratisasi kehidupan modern, kekuatan karismatik dipandang sebagai satu-satunya cara untuk keluar dari sangkar besi rasionalitas birokrasi dalam proses differensiasi masyarakat kita sekarang

Dalam pemilu yang diwarnai ketidakpastian, dimana tidak ada jaminan pemimpin yang baik, logika substantif dalam mengusung calon-calon wakil rakyat ini ya artis-artis inilah yang termudah karena kharisma keartisan mereka.

Tentu saja bintang-bintang yang melepaskan kostum keartisan mereka untuk dan atas nama kompetisi politik, akan memiliki rekam jejak yang beragam. Reagan misalnya, dianggap sukses, yang akan dikenang karena politiknya ketimbang peran aktingnya ketika masih di Hollywood.

Namun di India, Amitabh Bachchan, bintang terbesar Bollywood terbukti gagal. Terpilih menjadi anggota parlemen pada 1980-an, aktor paling populer Bollywood ini tidak dapat menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya karena tuduhan korupsi yang tiada henti.

Perjalanan seorang artis yang dipuja ketika menjadi politisi dan berujung dicemooh secara luas ketika gagal mewujudkan visinya, bisa sangat fatal. Contoh lainnya Presiden Estrada di akhir kekuasaannya yang tetap digencet habis rakyat Filipina karena korupsi yang merajalela pada masanya, nggak Estrada nggak anggota regime-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun