Terkait pinjaman kepada KAI untuk pembiayaan cost overrun sedang difinalkan negosiasi mengenai suku bunga. Angka tsb didapatkan dari hasil audit dari setiap negara yang kemudian disepakati bersama.
Kemenhub setuju perpanjangan konsesi KCJB, dan konsesi KCJB dipastikan diperpanjang dari 50 tahun menjadi 80 tahun. Ada sejumlah faktor yang dipertimbangkan seperti perubahan demand forecast penumpang dikarenakan dampak pandemi, perubahan total biaya proyek setelah adanya cost overrun (pembengkakan biaya), perpanjangan waktu masa konstruksi, perubahan skema tarif, dan berbagai faktor lainnya.
Proyek KCJB direncanakan selesai dan beroperasi pada 18 Agustus 2023. Kereta cepat buatan China yang diklaim bisa melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam ini diharapkan menjadi kado HUT Ke-78 RI.
Diharapkan ada pemimpin China yang hadir nanti untuk melihat peluncuran KCJB tsb.
China dipastikan telah melakukan pengkajian ulang ketika pembengkakan anggaran terjadi. Di samping perencanaan yang terlalu optimistis dan ternyata meleset jauh dari forecast semula, juga proyek ini hanya ditopang konsorsium BUMN yang sejauh ini dilihat tidak terlalu mendukung. Padahal Jokowi sangat mengandalkan BUMN untuk segala hal, bahkan balapan seperti Mandalika dan power boat F1H2O di Balige Danau Toba.
Perpindahan ibukota negara ke Sepaku, Penajam, Paser Utara, Kaltim sudah semakin mendekat, begitu juga akhir dari kepemimpinan Jokowi. Tak heran China yang kini melihat lebih jauh ke depan menjadi sangsi dan lebih percaya kalau penjaminnya adalah APBN.
Masalah penting yang harus dipikirkan sekarang adalah prospek KCJB itu sendiri. Dengan selesainya KCJB itu nanti, praktis ada dua tol utama, yi untuk otomotif dan kereta cepat, termasuk untuk jalur kereta sendiri ada jalur regular yang langsung ke setasiun kota di Bandung.Â
Sedangkan KCJB hanya sampai Padalarang dan depo Tegalluar. Meski sudah diwanti-wanti bahwa dari Padalarang akan dilanjutkan feeder KAI ke kota Bandung. Tapi hasilnya tidak akan cepat lagi, melainkan bertele-tele. Coba dari perhentian di Padalarang, dengan feeder baru 22 menit kemudian sampai di Bandung.Â
Sedangkan KCJB dengan kecepatan 350 Km per jam dapat menempuh Halim Jakarta-Padalarang hanya 30 menit. Total perjalanan 52 menit. Ini jelas bertele-tele dan membuat orang ragu, apakah itu cepat atau biasa saja. Publik nggak tahu persis, bagaimana perhentian KCJB hanya sampai Padalarang dan depo Tegalluar saja.
Taksiran untuk 3 tahun pertama harga karcis dipatok 125-150 ribu pada 3 tahun pertama menjadi 10-350 ribu setelahnya. Ini juga terlalu optimistis, dan sekarang malah perlu revisi total jauh di atas skema itu, meski direncanakan ada 68 kereta beroperasi dalam sehari, dengan kapasitas per kereta 601 penumpang.