Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat Dalam Pusaran Politik

13 April 2023   16:32 Diperbarui: 13 April 2023   16:36 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anas Urbaningrum selepas dari Lapas Sukamiskin. Foto: fajar.co.id

Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat Dalam Pusaran Politik

Dunia politik dimanapun akan selalu ramai, tak ubahnya permen karet anak-anak yang begitu selesai dikunyah-kunyah langsung bisa dimanfaatkan untuk dibentuk sesukanya ntah jadi apapun, termasuk Pak Guru yang terbayang sedang marah sembari pukul-pukul meja di kelas menyebalkan mereka.

Fantasi, ilusi dan improvisasi ada disini, tapi yang pasti mesin penggeraknya tetaplah otak dan pesona politisi yang bermain disitu. Sebagaimana Peter Gontha yang kemarin di timeline facebooknya merindukan kembali figur Soeharto yang katanya sangat berwibawa yang tidak memungkinkan orang-orang di lingkarannya korupsi seenak udelnya seperti sekarang.

Peter Gontha sah-sah saja berpendapat seperti itu, karena toh ada kick balik yang bertanya : KKN-nya bagaimana? Itu persoalan lain, kilahnya.

Begitulah permen karet mainan anak-anak. Tak ada yang sempurna disini. Benar Yusril Ihza Mahendra bahwa yang perlu di negeri ini adalah kembali ke sistem yang harus dijaga sebaik-baiknya. Kalau sistemnya baik, seperti mengurus KTP dan mengurus BPJS nggak harus dipancing ada uang cepat selesai, maka tentu orang-orang baik takkan terkontaminasi menjadi orang tidak baik karena mulai menyukai uang pelicin.

Dalam celoteh peribaratan permen karet ini, kita pun menyambut gembira Anas Urbaningrum politisi muda berbakat zaman Esbeye yang baru saja meninggalkan Lapas Sukamiskin, Bandung, 11 April ybl. Mantan Ketum PD (Partai Demokrat) Anas Urbaningrum resmi bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin. Ia menjalani program cuti menjelang bebas dengan wajib lapor ke Bapas (Badan Pemasyarakatan).

Minta maaf adalah hal pertama yang dilakukan Anas begitu menghirup udara bebas di luar Lapas Sukamiskin. Dalam pidato di depan sejumlah sahabat seperti I Gede Pasek, Saan Mustopha, termasuk Angelina Sondakh dan massa, Anas minta maaf jika ada pihak-pihak yang berpikir dirinya akan mati membusuk dalam penjara, menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial; atau jika ada yang mengira hukuman penjara sembilan tahun tiga bulan akan memisahkannya dari sahabat-sahabatnya.

Mantan Ketum HMI itu juga menyitir mereka yang menyusun skenario besar agar ia dipenjara dalam waktu lama, dengan anggapan "Anas sudah selesai." Ia menegaskan masih sehat, waras dan siap bersama teman dan sahabatnya untuk memperjuangkan keadilan, dan kebebasannya sekarang tidak akan melahirkan permusuhan atau pertentangan.

Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, mohon maaf bukan karena saya hobi permusuhan tetapi karena itu konsekuensi perjuangan keadilan, demikian sedikit orasi Anas yang langsung disambut tepuk tangan pendukungnya.

Dengan keluarnya Anas dari Lapas Sukamiskin, maka sejauh ini sudah 4 politisi lepas dari lapas, karena korupsi, yi Romahurmuziy (Romy) mantan Ketum PPP. Ia terlibat kasus suap jual beli jabatan di Kemenag. Ia menerima Rp 250 juta yang kemudian dikembalikan; Andi Mallarangeng petinggi PD yang juga mantan Menpora. Ia terpidana kasus Wisma Atlet Hambalang. Ia divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 200 juta pada Juli 2014. Dia terbukti melakukan tindak pidana korupsi sebesar US $ 550 ribu dalam kasus Hambalang; Nazaruddin. Eks kader PD ini juga merupakan salah satu mantan terpidana dalam kasus korupsi. Ia terjerat kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan, serta pencucian uang. Total hukumannya 13 tahun penjara. Namun ia menjalani hukuman di Lapas Sukamiskin selama 7 tahun penjara. Sebab, ia mendapat sejumlah remisi yang totalnya 4 tahun. Yang terbaru lepas dari lapas adalah Anas Urbaningrum.

Angelina Sondakh pun sudah bebas dari penjara. Ia tak masuk dalam catatan, karena ingin menjalani kehidupan yang wajar, andai pun ada pembisik di telinganya bahwa kehidupan politik itu adalah kehidupan yang wajar juga, sama wajarnya dengan kehidupan rumahan dan sambutan hangatnya belum lama ini terhadap Anas sekeluarnya dari Lapas Sukamiskin.

Kalau Romy sudah ada klarifikasi dari petinggi PPP bahwa Romy saat ini bukanlah fungsionaris partai. Kalaupun ia hendak aktif lagi, tak ada larangan hukumnya, karena ia sudah bebas setelah menjalani hukumannya.

Lain halnya dengan Andi Mallarangeng yang sejak lepas dari penjara, kini menduduki kursi Sekretaris Majelis Tinggi PD. Di samping frequently diundang talkshow di beberapa setasiun TV, Andi belum lama ini  menegaskan koalisi perubahan tinggal menunggu legalitas saja. Dukungan PD kepada Anies Baswedan sudah bulat, dimana PD berkoalisi dengan PKS dan Nasdem. Katanya AHY bersama PD mendukung Anies, persekutuan ini tinggal diratifikasi bersama oleh Nasdem, PKS dan PD.

Sama dengan sejawatnya Andi Mallarangeng, Nazaruddin memulai lagi karier politiknya dengan terlibat kudeta terhadap PD. Ia bersama Moeldoko mengadakan KLB PD di Sumatera Utara beberapa waktu lalu untuk melengserkan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun, Kemenkumham menolak hasil KLB dan tetap menetapkan AHY sebagai ketum Demokrat. Kubu Moeldoko pun terus mengupayakan hasil KLB dapat diterima hingga ke PTUN.

Sejauh ini belum terlihat lagi manuver Nazaruddin dalam politik usai KLB Demokrat digelar. Yang diketahui publik luas, anak muda asal Siantar ini juga cerdas dalam berpolitik. Karena kecerdasannya itulah Angelina Sondakh pernah mengatakan di ruang pengadilan ketika itu bahwa ia menyesal pernah mengenal Nazaruddin.

Politisi terpidana yang sudah bebas ini layak disorot. Ada semacam relativitas disitu. Ada yang menyoal apakah mereka pantas menduduki lagi jabatan publik. Jabatan publik yang dimaksud disini tak mesti Menteri dan sebangsanya, tapi jabatan di parpol pun pada dasarnya adalah jabatan publik, dimana ruang bermain mereka ada di zona publik.

Hukum sejauh ini tak mengaturnya secara khusus, kecuali keputusan pengadilan menyatakan ybs tak bisa berpolitik untuk kurun waktu tertentu, seperti Anas yang hak politiknya dinyatakan dicabut selama 5 tahun terhitung sejak selesai menjalani pidana pokok, yi tahun 2023 ini.

Etika politik hanya bisa dimengerti. Sedangkan dalam perkawanan politik, kasus Romy yang mendampingi Anies ketika kampanye di Yogya belum lama ini telah ditegaskan oleh petinggi PPP bahwa ybs saat ini tak menduduki posisi apapun di PPP, dan juga ybs sudah menjalani hukumannya. Otomatis impas tak ada lagi utang disitu, demikian argumen mereka.

Bagaimana dengan Nazaruddin, ibarat petinju yang pernah dikanvaskan dan mau revanche ketika sontak ikutan KLB PD. Itu pun sah saja, dari sudut politik atau sudut apapun, bahkan kalaupun itu semacam langkah awal untuk membalas dendam karena merasa dikorbankan dalam percaturan politik. 

Sementara Andi Mallarangeng sudah cukup lama melenggang di dunia politik, dan belum lama ini Andi mendampingi Ketua MT PD Esbeye ke Pacitan dan mampir di Madiun makan Pecel Madiun sembari bercanda dengan pejabat setempat. Dalam perjalanan waktu, persoalan mantan terpidana korupsi yang satu ini akhirnya sah-sah saja berpolitik kembali dalam pandangan publik sekarang.

Anas Urbaningrum yang sudah dikategorikan cendekiawan politik ketika memimpin fraksi PD di parlemen dan menjadi Ketum PD di masa Esbeye. Anas boleh dikata adalah Ketum termuda di jajaran parpol yang ada di negeri ini. Pemikirannya yang jernih dan analitik selalu ditayangkan berbagai media cetak. Inilah yang membuat pesona politiknya tak pernah hilang. Ia seakan si anak hilang yang sudah pulang ke rumahnya dan mendapat songsongan meriah.

Andi Arief mantan mitra Anas di PD sudah mewanti-wanti agar Anas meminta maaf kepada Esbeye. Karena Anaslah PD hampir tenggelam dan penyelamatnya tak lain tak bukan adalah Esbeye sendiri. Bulan Ramadan adalah bulan yang tepat untuk bermaaf-maafan. Itu pikiran Andi yang sekarang menjabat Ketua Bappilu PD. Tanpa menjual nama bulan ramadan pun, giringan seperti itu tidaklah tepat, dimana Anas diseolahkan rival PD sekarang di bawah AHY. So mengkhawatirkan. Sementara AHY tak tahu apapun, kecuali menjalankan perintah Esbeye sang Ayah untuk memimpin PD sekarang.

Kalah dan Menang dalam percaturan politik adalah biasa. Yang perlu dilihat disini justeru bagian tergelapnya yi kekuasaan. Dalam kasus PD, kita lihat PD sekarang tidak lagi seperti dulu. Pasca Anas, Nazaruddin dan Angelina Sondakh, PD sekarang sudah melengserkan banyak pendirinya. Dan Esbeye yang semula tamu PD saat pendiriannya, sekarang adalah Esbeye dan kedua anaknya serta konco-konco terdekatnya yang sepenuhnya menguasai PD. Tak heran kalau ada PD tandingan di bawah Moeldoko yang berKLB di Medan. Pertempuran masih berlanjut, PD KLB sekarang sedang mengajukan PK untuk mematahkan PD AHY. Sejauh ada novum baru, dan itu memang harus ada, boleh jadi kesempatan menuju Pilpres 2024 masih terbuka bagi PD KLB Medan. Itulah political exercise dalam pusaran politik Indonesia sekarang.

Di luar lapas teman-teman dekat Anas seperti I Gede Pasek, Saan Mustopha dkk sudah menunggu. Selepas dari PD mereka mendirikan partai baru yi PKN (Partai Kebangkitan Nusantara) yang sudah dinyatakan lolos dan siap berlaga dalam pemilu serentak 2024. PKN boleh jadi akan memberikan tempat khusus buat Anas. Perkawanan lama yang mengikat akan membawa mereka bertarung dalam pemilu yad.

Dari PD KLB terdengar suara dari Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika PD KLB Saiful Huda Ems bahwa Anas kemungkinan besar akan bergabung ke kubu PD KLB Moeldoko, dan itu akan membuka front baru atau serangan politik yang akan merobohkan benteng pertahanan Trio Cikeas -- lih Saiful Huda Ems dalam https://tinyurl.com/2onsrslr

Adalah fakta, momentum keluarnya Anas dari Lapas Sukamiskin sudah dinanti-nantikan publik luas, karena akan berpengaruh pada perubahan peta politik Indonesia. Partai-partai yang saat ini masih saling mencoba untuk menjajaki berkoalisi diyakini akan mengalami perubahan, seperti PD pimpinan AHY yang telah menjalin koalisi dengan PKS dan Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan.

Publik luaslah yang pada akhirnya menentukan para pemain di teater politik. Bisa saja Anas Cs mantan terpidana kasus korupsi, sementara kasus semacam itu adalah yang paling dibenci rakyat. Tapi proses hukum mereka sejauh ini tak lepas dari pergulatan politik juga. Apakah sepenuhnya kesalahan itu adalah kesalahan mereka. Ini masih dipertanyakan karena kondisi peradilan kita juga. Kalau Andi Mallarangeng bebas bermain di PD AHY, dan Nazaruddin bebas bermain di PD KLB, mengapa Anas harus dibelenggu untuk untuk bermain di PKN atau katakanlah bermain di PD KLB seperti harapan Syaiful Huda dkk.

Yang pasti di pusaran politik Indonesia sekarang, pergulatan kekuasaan di internal PD belum selesai, karena PD di bawah Esbeye tidak sedemokratis yang kita bayangkan. PD AHY hanya bisa menjadi contoh politik dinasti yang sama sekali tak dapat dijadikan instrumen pembelajaran bangsa.

Kita percaya pemerintahan demokratis, termasuk adanya parpol-parpol demokratis adalah puncak perkembangan ideologi dalam berpemerintahan dan berpartai politik. Suka tak suka, itulah sekarang yang menjadi pilihan terbaik bangsa ini.

Selamat datang Anas Urbaningrum di jagad politik Indonesia.

Joyogrand, Malang,  Thu', Apr' 13, 2023.

AHY dalam sebuah penampilan politik. Foto: detik.com
AHY dalam sebuah penampilan politik. Foto: detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun