Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jadikan Durian Musang King sebagai Faktor Pendongkrak Kepariwisataan Danau Toba

1 April 2023   16:55 Diperbarui: 1 April 2023   16:59 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Durian Musang King Pekebun Sahat Sibarani di Garoga, Taput. Foto : Delima Silalahi, facebook.com

Jadikan Durian Musang King Sebagai Faktor Pendongkrak Kepariwisataan Danau Toba

Kalau kita berwisata ke lingkar Toba. Jarak antar stop over dari daerah pendukung seperti Parapat, Balige hingga Tarutung. Jaraknya tak terlalu jauh, yi pada kisaran 30-50 Km. Hanya memang unik karena di ketinggian Bukit Barisan, jalanan itu berkelak-kelok turun-naik melewati perbukitan dan pepohonan Tusam atau Pinus di sekitarnya. Maka kita harus mahir berkendera disana. Yang menggembirakan jalanan di daerah pendukung itu sudah mulai bagus sekarang, apalagi di nucleus Toba.

Tarutung adalah ibukota Taput atau Tapanuli utara, sedangkan Kabupaten Toba yang beribukota di Balige dan Kabupaten Samosir yang beribukota di Pangururan tak sampai 100 Km dari Tarutung. Balige dan Samosir adalah nucleus destinasi wisata super prioritas Danau Toba. Sementara Taput adalah daerah penyangga, sebagaimana Humbang Hasundutan, Simalungun, Tapsel, Tapteng, Karo dan Dairi.

Untuk Taput kabar terbaik sekarang untuk kepariwisataan Toba adalah Kecamatan Garoga. Daerah yang jarang terdengar namanya ini adalah salah satu kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada di Taput, yi Pangaribuan, Parmonangan, Adian Koting, Sipoholon, Tarutung, Siatasbarita, Pahae Julu, Pahe Jae, Purba Tua, Simangumban, Sipahutar, Siborong-borong, Pagaran dan Muara (wilayah Taput terdekat ke Danau Toba). Daerah kecamatan seluas 567,58 Km2 dari 3.794 Km2 Taput ini adalah yang terluas di Taput. Garoga menjadi menarik sekarang, karena budidaya Durian kesohor Musang King sangat berhasil disana.

Dari Tarutung ke Garoga, kita harus melewati dulu Sipahutar dan Pangaribuan. Jarak tempuhnya kl 33 Km, dan dari Pangaribuan, barulah kita langsung melaju ke Garoga yang berjarak kl 31 Km. Total Tarutung-Garoga melalui kedua kecamatan itu kl 64 Km.

Wilayah Kecamatan di ujung Kabupaten Tapanuli utara ini berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli selatan.

Di masa lalu melakukan perjalanan ke Garoga, lumayan melelahkan. Jalanannya jelek, penerangan listriknya terbatas. Sekarang? Kendati belum mulus mentul seperti di ring pertama Danau Toba, tapi jalanan kesana sudah lumayanlah. Sepanjang perjalanan kita akan melihat pemandangan alam yang menakjubkan, mulai dari Sipahutar dan Pangaribuan, seperti perkebunan Nenas unggul dan Green House Pak Sintong Panjaitan di Simarhompa Sipahutar, dan Kopi Arabika Batak Sigararutang serta lahan persawahan nan luas di Saba Bolak atau Rimba, Lumban Tanjung, Pangaribuan.

Bupati Taput Nikson Nababan (kr) dan Sahat Sibarani (kn) di kebun durian Musang King, Garoga, Taput. Foto : Dikolase dari medanposonline.com : 
Bupati Taput Nikson Nababan (kr) dan Sahat Sibarani (kn) di kebun durian Musang King, Garoga, Taput. Foto : Dikolase dari medanposonline.com : 

Tidak seperti Pangaribuan yang dingin bahkan super dingin di Taput, Garoga beriklim sedang. Hampir semua tanaman tumbuh dan menghasilkan disana. Di perjalanan Pangaribuan-Garoga kita akan melewati hamparan hutan, yang sebagian di antaranya ditanami Kelapa Sawit dan Karet, selain tanaman endemik seperti Haminjon atau Kemenyan atau Styrax Sumatrana, Kemiri dan Aren, juga kita mulai menjumpai Durian yang dulu hanya sekadar ditanam sebagai penghias halaman rumah, dan sekarang sudah berkembang lebih jauh menjadi tanaman ekonomi. Kita juga akan melihat tanaman manggis, pinang, jagung, kelapa dll.

Yang menarik, di bulan Ramadan ini, keluarga-keluarga disana memproduksi kolang kaling. Hampir di semua sudut ada produk Kolang Kaling yang telah ditata rapi dalam karung, menunggu truk-truk pengangkut mengambilnya untuk kemudian mendropnya di Sibolga, Siantar, Tebing Tinggi dan Medan. Usaha ini terdukung baik alam setempat yang kaya dengan pohon aren. Harga kolang-kaling sekarang lumayan bagus, sekitar Rp.7.000 per kg.

Hal penting lainnya yang perlu kita catat baik-baik. penduduk Garoga cukup beragam sekarang, al Batak Toba, Batak Angkola, Jawa dan Nias, bahkan ada sebuah lokasi transmigrasi di tengah perjalanan Pangaribuan-Garoga. Transmigrannya siapa lagi kalau bukan orang Jawa, karena suku yang satu inilah selain orang Bali yang paling fleksibel bertransmigrasi. Transmigran asal Jawa dan Bali kesohor karena dapat menularkan kepandaiannya bertani dan berladang kepada warga sekitar yang berdekatan dengan lokasi transmigrasi mereka.

Durian Garoga sebagaimana disinggung di muka tak lepas dari nama seorang Sahat Sibarani yang sudah 5 tahun ini membudidayakan Durian Musang King disana. Dan boleh dikata nama itu sekarang ini menjadi viral di medsos, karena keberhasilan dan kepeloporannya dalam tanaman keren yang bernilai jual tinggi itu.

Jalan-jalan menjelajah Garoga sekarang ini ibarat menemukan Taman Firdaus. Daerah ini sangat kaya dan teduh alamnya. Keteduhan dan kenyamanan Garoga semakin terasa di kebun Pak Sahat. Ribuan pohon Durian Musang King berjejer rapi di lahan seluas kl 20 Ha.

Lahan seluas 20 Ha yang bermuatan kl 2.000 pohon Durian Musang King ini berada di 4 desa, yi Desa Parmanukan, Desa Gonting Garoga, Desa Garoga Sibargot Bulu Payung hitam, dan Desa Sirpang Bolon.

Menurut Sahat Sibarani, Durian Musang King dan Durian Montong sangat cocok di Garoga yang berketinggian di bawah 1000 mdpl. Sahat sekaligus berkebun tumpang sari di lahan Durian itu seperti tanaman Jahe, Pinang, Kelapa Pandan Wangi, Singkong, Jeruk Lemon, Jambu Air Jamaica dll.

Kebun Durian Musang King Pekebun Sahat Sibarani di Garoga, Taput. Foto : Delima Silalahi, facebook.com
Kebun Durian Musang King Pekebun Sahat Sibarani di Garoga, Taput. Foto : Delima Silalahi, facebook.com

Kita tidak semata menunggu hasil Durian saja meski sudah banyak yang memesannya, mulai dari Medan, Jambi, Pekanbaru, bahkan Jawa dan luar negeri, khususnya China yang dimotori taipan Jack Ma. Masalahnya masih ada pohon Durian Musang King ini yang berumur muda, yi 2-3 tahun, sedangkan buah pertama dari Musang King adalah pada umur 5 tahun, demikian Sahat.

Sahat mempraktekkan tumbuh bersama warga. Dia dibantu 5 pekerja tetap, dan satu keluarga dari Jawa Tengah yang kebetulan peserta transmigrasi di Garoga. Pola bagi hasil yang dipraktekkan menjadi berkat bagi keluarga lainnya. Saat ini transmigran dimaksud, sudah memiliki tanah sekitar 4 Ha di Garoga dari keuntungan bagi hasil tanaman jahe dan kopi. Keluarga transmigran asal Jawa tsb terkesan happy tinggal di sana. Perbedaan tak menghalangi mereka untuk tumbuh bersama.

Untuk diketahui, dalam 1 Ha lahan dapat ditanam Durian Musang King sebanyak 100 batang pohon, dengan jarak tanam 10 kali 10 meter. Disini dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman holtikultura lainnya seperti cabe, jahe, singkong dll. Jadi, selama menunggu panen durian, hasil pertanian tetap mengalir, kata Sahat.

Durian Musang King asal Malaysia ini adalah tanaman asli daerah tropis. Bukan sekadar faktor kebetulan Sahat meliriknya. Ia sudah mempelajari cukup lama. Setelah dicoba, ternyata cocok. Sekarang ia dapat memastikan Durian Musang King sangat menyatu dengan alam Garoga yang beriklim tropis, dengan kelembaban dan pancaran sinar matahari yang kuat. Suhu untuk tumbuh idealnya adalah rata-rata 23 C, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 mm. Alam Garoga memiliki keduanya itu.

Musang King sekarang ini merupakan Durian termahal, sekaligus terlezat. Berat rata-ratanya 2,5 Kg per buah dan pernah terjual di China seharga 100 Yuan atau sekitar Rp 208 ribu per kg. Sementara Durian Bawor di Jawa seharga Rp 125 ribu per kg, dengan berat rata2 3-4 kg per buah. Bawor adalah durian unggul asal Banyumas yang merupakan persilangan antara Durian Montong dan Durian lokal. Update terbaru sekarang, harga Musang King Rp 225-250 ribu per kg.

Pak Sahat Sibarani, Pekebun Durian Musang King di Garoga, Taput. Foto : Dikolase dari Delima Silalahi dan cakrawalamerdeka.com
Pak Sahat Sibarani, Pekebun Durian Musang King di Garoga, Taput. Foto : Dikolase dari Delima Silalahi dan cakrawalamerdeka.com

Durian jenis Montong dihargai Rp 40 ribu per kg dan untuk lahan seluas 20 ha bisa menghasilkan Rp 300-400 juta per tahun. Sementara Durian Musang King yang katakanlah dibandrol dengan harga Rp 200 ribu per kg akan menghasilkan Rp 1,5-2 milyar per musim. Sungguh luarbiasa dan sangat menjanjikan bisnis Durian semacam ini di daerah penyangga kepariwisataan Danau Toba.

Dalam setahun terakhir ini, sudah banyak wisatawan dan studi banding dari daerah lain atau kabupaten lain ke kebun Durian ini. Ke depan kita akan memproduksi bibit di lahan ini sehingga masyarakat yang membutuhkan bibit Durian Musang King akan lebih mudah mendapatkannya dengan harga yang terjangkau tentunya. Sebelumnya saya mendapatkan bibit unggul Musang King bersertifikasi dari Tanjung Morawa, tak jauh dari Medan. Ke depan saya akan mengusahakan pembibitan disini, dan semoga dapat bekerjasama dengan Pemda Taput Cq Dinas Pertanian Taput untuk dapat menyebarkannya ke wilayah lain yang cocok seperti Pahae, Adian Koting dan Sipoholon, demikian Sahat Sibarani.

Musang King adalah buah durian yang istimewa. Tak heran banyak inovasi yang mulai dikembangkan. Salah satunya adalah bagian bawah atau kaki dari pohon Musang King. Secara umum tanaman durian memiliki batang satu yang lurus kebawah (berkaki satu). Namun ada pula yang kaki pohonnya berjumlah tiga (berkaki tiga). Pohon durian Musang King berkaki tiga ini memiliki keunggulan lain dibandingkan Musang King berkaki satu atau buah durian lain pada umumnya.

Tanaman durian Musang King berkaki tiga sebenarnya adalah hasil rekayasa genetik pada durian Musang King biasa berkaki satu. Tiga kaki pada bibit durian unggul ini pada prinsipnya adalah sebuah pohon Durian Musang King selaku batang utama, ditopang 2 batang durian lokal berkualitas unggul disambung menjadi satu. Dengan kata lain, batang durian lokal itu diokulasi ke tanaman durian Musang King dewasa, yang dipilih dari benih berkualitas yang rasanya manis, besar dan buahnya lebat.

Hasilnya luarbiasa. Durian Musang King berkaki tiga dengan perakaran yang kuat sangat cepat berbuah. Durian ini berbuah hanya dalam waktu 3-5 tahun saja dengan batang pohon yang masih pendek, namun buahnya sudah bergelantungan. Sangat menguntungkan untuk ditanam di rumah ataupun di perkebunan -- lih I Putu Sila Kencana dalam https://tinyurl.com/2pyf3jw3

Bupati Taput Nikson Nababan yang belum lama ini berkunjung ke kebun Durian Sahat di Garoga. Ia sangat mengapresiasi kepeloporan Sahat. Mudah-mudahan infrastruktur jalan jembatan menuju Garoga segera kita tuntaskan, sehingga Garoga kelak bisa menjadi daerah Agrowisata. Kalau para pelancong mau makan Durian Musang King dan Durian Montong datang saja ke Garoga Taput, demikian Bupati Taput Nikson Nababan -- lih Medan Pos dalam https://tinyurl.com/2l35wv6w

Sebagai catatan akhir disini, sebaiknya Taput yang luas itu mulai memikirkan tidak hanya hal kecil bagaimana merenovasi jembatan jelang masuk Garoga, tapi utamanya bagaimana agar inrastruktur kepariwisataan di sektor pertanian dan mata rantai niaga di Taput dapat tertata dengan baik, sehingga dapat secara efektif menyangga kepariwisataan Danau Toba dan kepariwisataan nasional.

Pertama, kembangkan segera Irigasi Sumur Pantek di Pangaribuan -- lih Parlin Pakpahan dalam https://tinyurl.com/2oqozxt9

Kebun Durian Musang King Pekebun Sahat Sibarani di Garoga, Taput. Foto : Delima Silalahi, facebook.com
Kebun Durian Musang King Pekebun Sahat Sibarani di Garoga, Taput. Foto : Delima Silalahi, facebook.com

Kedua, hidupkan kembali Green House Pak Sintong Panjaitan di Simarhompa, Sipahutar. Dekati Pak Sintong bagaimana agar Green House seluas 5 Ha itu dapat diberdayakan kembali menjadi Kebun Bibit Unggul yang dikelola para akhli dan ke depan berkompetensi atas lisensi pusat dalam pensertifikasian Bibit Unggul di tanah Batak.

Ketiga, mencari solusi terbaik bagaimana agar Universitas Sisingamangaraja XII yang sudah lama teronggok tak berdaya di Silangit, Siborong-borong dapat dikembangkan bukan hanya sekadar pabrik lulusan Universitas, melainkan sebagai kawah candradimuka bagi anak-anak Batak dan sekitarnya yang dapat menjadi pelopor, motivator, bahkan inspirator dalam ilmu pertanian, peternakan dan teknologi tepat guna dalam rangka mendukung pengembangan kepariwisataan Danau Toba dan kepariwisataan nasional Indonesia, sebab sektor unggulan di tanah Batak adalah sektor kepariwisataan dan bukan sektor lainnya. So, kita tidak bisa lagi hanya meminjam begitu saja nama besar tokoh sejarah kita Sisingamangaraja XII, tapi sudah saatnya memulihkan nama besar Sisingamangaraja XII di Universitas itu an sich.

Keempat, sang pionir Sahat Sibarani seyogyanya dibantu dengan teknologi pasca panen yang mumpuni. Sebagaimana kita ketahui, buah durian bisa diolah macam-macam mulai dari Ice Cream, hingga kue-kue basah. Tapi teknologi yang terpenting disini adalah adanya tempat penyimpanan Durian berkapasitas besar yang menggunakan Nitrogen, agar hasil panen Durian di lokasi produksi dapat distock sebaik-baiknya dalam waktu tidak tertentu sambil menunggu pengiriman ke luar Sumatera via bandara Silangit atau bandara Kualanamu.

Kelima, jangan tinggalkan Durian lokal Pahae yang sudah saatnya diremajakan dan dilihat kemungkinannya untuk disilang siapa tahu dapat menghasilkan bibit unggul yang baru yang tak kalah dengan Musang King, Montong dan Bawor.

Keenam terakhir, lokasi baru yang cocok untuk pembudidayaan Musang King, Montong dan sebangsanya agar sesegeranya diidentifikasi, seperti katakanlah Pahae, Adian Koting dan Sipoholon. Sosialisasi terpenting ke depan ini adalah agar tak semua petani menanam durian Musang King, tapi juga menanam durian lokal Pahae, Bawor dan Montong, sebab kombinasi dari Musang King yang mahal dan durian jenis medium dan medium bawah ini akan dapat menggelontorkan semua hasil produksi ke berbagai lapisan pasar, karena tak semua lapisan pasar itu orang kaya seperti Jack Ma bukan.

Joyogrand, Malang, Apr' 01, 2023.

Kebun Durian Musang King Pak Sahat Sibarani di Garoga Taput. Foto : Dikolase dari tangkapan layar info tapanuli raya, youtube.com
Kebun Durian Musang King Pak Sahat Sibarani di Garoga Taput. Foto : Dikolase dari tangkapan layar info tapanuli raya, youtube.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun