Durian jenis Montong dihargai Rp 40 ribu per kg dan untuk lahan seluas 20 ha bisa menghasilkan Rp 300-400 juta per tahun. Sementara Durian Musang King yang katakanlah dibandrol dengan harga Rp 200 ribu per kg akan menghasilkan Rp 1,5-2 milyar per musim. Sungguh luarbiasa dan sangat menjanjikan bisnis Durian semacam ini di daerah penyangga kepariwisataan Danau Toba.
Dalam setahun terakhir ini, sudah banyak wisatawan dan studi banding dari daerah lain atau kabupaten lain ke kebun Durian ini. Ke depan kita akan memproduksi bibit di lahan ini sehingga masyarakat yang membutuhkan bibit Durian Musang King akan lebih mudah mendapatkannya dengan harga yang terjangkau tentunya. Sebelumnya saya mendapatkan bibit unggul Musang King bersertifikasi dari Tanjung Morawa, tak jauh dari Medan. Ke depan saya akan mengusahakan pembibitan disini, dan semoga dapat bekerjasama dengan Pemda Taput Cq Dinas Pertanian Taput untuk dapat menyebarkannya ke wilayah lain yang cocok seperti Pahae, Adian Koting dan Sipoholon, demikian Sahat Sibarani.
Musang King adalah buah durian yang istimewa. Tak heran banyak inovasi yang mulai dikembangkan. Salah satunya adalah bagian bawah atau kaki dari pohon Musang King. Secara umum tanaman durian memiliki batang satu yang lurus kebawah (berkaki satu). Namun ada pula yang kaki pohonnya berjumlah tiga (berkaki tiga). Pohon durian Musang King berkaki tiga ini memiliki keunggulan lain dibandingkan Musang King berkaki satu atau buah durian lain pada umumnya.
Tanaman durian Musang King berkaki tiga sebenarnya adalah hasil rekayasa genetik pada durian Musang King biasa berkaki satu. Tiga kaki pada bibit durian unggul ini pada prinsipnya adalah sebuah pohon Durian Musang King selaku batang utama, ditopang 2 batang durian lokal berkualitas unggul disambung menjadi satu. Dengan kata lain, batang durian lokal itu diokulasi ke tanaman durian Musang King dewasa, yang dipilih dari benih berkualitas yang rasanya manis, besar dan buahnya lebat.
Hasilnya luarbiasa. Durian Musang King berkaki tiga dengan perakaran yang kuat sangat cepat berbuah. Durian ini berbuah hanya dalam waktu 3-5 tahun saja dengan batang pohon yang masih pendek, namun buahnya sudah bergelantungan. Sangat menguntungkan untuk ditanam di rumah ataupun di perkebunan -- lih I Putu Sila Kencana dalam https://tinyurl.com/2pyf3jw3
Bupati Taput Nikson Nababan yang belum lama ini berkunjung ke kebun Durian Sahat di Garoga. Ia sangat mengapresiasi kepeloporan Sahat. Mudah-mudahan infrastruktur jalan jembatan menuju Garoga segera kita tuntaskan, sehingga Garoga kelak bisa menjadi daerah Agrowisata. Kalau para pelancong mau makan Durian Musang King dan Durian Montong datang saja ke Garoga Taput, demikian Bupati Taput Nikson Nababan -- lih Medan Pos dalam https://tinyurl.com/2l35wv6w
Sebagai catatan akhir disini, sebaiknya Taput yang luas itu mulai memikirkan tidak hanya hal kecil bagaimana merenovasi jembatan jelang masuk Garoga, tapi utamanya bagaimana agar inrastruktur kepariwisataan di sektor pertanian dan mata rantai niaga di Taput dapat tertata dengan baik, sehingga dapat secara efektif menyangga kepariwisataan Danau Toba dan kepariwisataan nasional.
Pertama, kembangkan segera Irigasi Sumur Pantek di Pangaribuan -- lih Parlin Pakpahan dalam https://tinyurl.com/2oqozxt9
Kedua, hidupkan kembali Green House Pak Sintong Panjaitan di Simarhompa, Sipahutar. Dekati Pak Sintong bagaimana agar Green House seluas 5 Ha itu dapat diberdayakan kembali menjadi Kebun Bibit Unggul yang dikelola para akhli dan ke depan berkompetensi atas lisensi pusat dalam pensertifikasian Bibit Unggul di tanah Batak.