Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Patung Kristus Raja (Cristo Rei) yang Tak Terlupakan di Fatucama Dili

10 Maret 2023   16:53 Diperbarui: 10 Maret 2023   17:43 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk ke obyek wisata Cristo Rei, Fatucama, Dili. Foto: Parlin Pakpahan.

Mungkin kita tak merasa asing jika mendengar pematung I Nyoman Nuarta kelahiran Bali yang membuat sculptur macam Arjuna Wijaya di Jakarta atau proyek besarnya Garuda Wisnu Kencana di Bali, kini bahkan desainnya istana negara di IKN Kaltim, atau seniman patung lainnya seperti Soenaryo yang mendirikan Galeri Selasar Soenaryo di Dago, Bandung.

Bolil sang pematung yang sederhana ini tak banyak bicara, tapi orang tahu karyanya Cristo Rei di Dili telah mendunia, warga Timorleste sendiri sangat menghormatinya meski kebanyakan tak tahu siapa Bolil. Bagaimanapun, pada masa tahun 1992 hingga 1996 Mochammad Syailillah atau Bolil adalah pematung penting di Indonesia.

Gagasan pembuatan patung Cristo Rei datang dari Gubernur Timor Timur Jose Abilio Osorio Soares. Gagasannya disampaikan kepada Presiden Soeharto yang langsung mengiyakannya. Yang sudah direstui Soeharto bagaimanapun sulitnya tentu susah ditolak. Toh Cristo Rei bukanlah diksi politik, melainkan murni memori keagamaan yang kuat. Bukankah mayoritas warga Timor Timur adalah penganut Katholik.

Membuka Kembali catatan my diary, Indonesia memasuki Timur Timur pada Desember 1975 setelah Deklarasi Balibo akhir Nopember sebelumnya. Namun kemudian Timor Timur merdeka dari Indonesia melalui jajak pendapat tahun 1999. Kini, wilayah seluas 14.615 km persegi ini menjadi negara Timor leste.

Perjalanan Yesus diukir dalam lempeng tembaga, dan itu akan kita dapatkan di setiap undakan tangga. Foto: Parlin Pakpahan.
Perjalanan Yesus diukir dalam lempeng tembaga, dan itu akan kita dapatkan di setiap undakan tangga. Foto: Parlin Pakpahan.

Yang ditunjuk Soeharto sebagai project officer adalah Direktur Garuda. Dengan demikian, Garuda group adalah penanggungjawab pembuatan patung, termasuk mencarikan modal. Garuda ketika itu hanya menyediakan dana sebesar Rp 1,1 miliar. Total biaya yang dibutuhkan kl 5 milyar.

Sekwilda Timor Timur Radjakarina Brahmana mencoba mengatasinya dengan mengeluarkan surat edaran kepada PNS, khususnya yang beragama Katholik, agar sudi menyumbangkan gajinya untuk mendanai pembangunan patung tsb.

Golongan I dikenai biaya sebesar Rp 1.000 dan Rp 5000 untuk golongan IV. Surat edaran ini menimbulkan polemik. Anggota DPRD Timor Timur ketika itu, Manuel Carrascalao meminta agar proyek ini dihentikan, demikian pula pihak asing yang membonceng atau persisnya menteror goodwill Indonesia ini.

Radjakarina menangkisnya dengan mengatakan Portugal ratusan tahun menjajah Timor Timur tak berbuat apa-apa, kita tidak seperti itu karena kita bukan penjajah. Ia secara halus mengingatkan bahwa Indonesia sudah menyumbang dan membantu Timor Timur jauh lebih baik ketimbang Portugis.

Selain PNS, pihak swasta khususnya para pengusaha yang berkiprah di Timtim diminta sumbangsihnya. Mereka diminta satu persen dari setiap nilai kontrak proyek. The show must go on. Jenderal Soeharto sudah memberikan restunya. Proyek mau tidak mau harus jalan.

Itulah catatan selayang pandang dari my diary tentang Bolil sang seniman yang  mendapat borongan dari Garuda group. Ia pun bersama teman-teman ITBnya berangkat dari Bandung menuju Timor Timur, dimana Bolil melakukan survei lokasi di Bukit Fatucama, sebuah bukit yang cantik, dengan pantai berpasir putih di hadapannya. Ombaknya tenang dan aman untuk wisata laut maupun pelayaran dan penangkapan ikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun