Siapa tahu tahun 2025 yad Indonesia akan menjadi tuan rumah lagi, karena keunikan sirkitnya yi Danau Vulkanik Toba. Jadi cukup waktu bagi Indonesia untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada di sirkit Danau Toba. Kita hanya tinggal menambah infrastruktur yang terasa kurang dan menginovasi yang sudah ada, demikian Erick.
Di internal Toba dan sekitarnya. Semua merasa gembira. Kita lihat atraksi wisata yang luarbiasa ketika opening ceremony didahului oleh tor tor atau tari selamat datang dari anak-anak sekolah Balige. Warna merah mendominasi ulos batak yang menjadi busana adat dalam tarian itu. Belum lagi kehadiran rombongan penari topeng dengan seragam yang juga didominasi warna merah. Topengnya unik bernuansa Toba.
Atraksi seni dan budaya yang mencerminkan kekayaan kultural setempat dalam acara itu sungguh mempesona, sampai-sampai Nicola di San Germano sang presiden F1H2O memuji keramahan yang sangat welcome itu, bahkan pembalap seperti Maritz Stromoy dan Bartek Marszalek ingin kembali lagi suatu ketika karena pesona alam dan budaya warga Batak yang mencerminkan betapa budaya nasional Indonesia itu beranekaragam, seperti halnya race darat di sirkit Mandalika Lombok, dan race Formula E di sirkit Ancol Jakarta beberapa waktu lalu. Semuanya diwarnai budaya setempat yang mempesona. Itulah Indonesia.
Yang utama dalam kepariwisataan adalah obyek wisata alam dan budaya. Soal Alam, jelas Danau Toba sangat indah dan menawan, sedangkan Budaya Setempat kita hanya tinggal menggali dan mengembangkannya. Event besar seperti F1H20 ini ibarat trgger atau pemicu. Sejauh alam dan budayanya bagus dipoles sebagai atraksi wisata, maka event apapun yang berskala besar dengan sendirinya akan memicu ekonomi rakyat. Itu semua akan menarik kunjungan wisman atau wisnus. Yang tersisa sekarang adalah bagaimana kesiapan pemerintah beserta seluruh stake holdernya untuk memoles Danau Toba dan tanah Batak sebaik mungkin.
Kejuaraan dunia UIM F1H2O adalah andalan seri internasional untuk balap perahu bermotor yang semula adalah untuk sirkit pantai dengan satu tempat duduk, lalu sirkit sungai dan sekarang sirkit danau di ketinggian hampir 1000 mdpl.
Balapan perahu bermotor ini sangat kompetitif, sangat menantang, berisiko dan yang terpenting menghibur. Kejuaraan F1H2O zaman now dianggap sebagai salah satu olahraga paling spektakuler dan menarik di dunia.
Perahu bermotor khusus untuk balap ini biasa disebut "Katamaran" karena berlambung dua dengan semacam terowongan kecil di tengahnya. Katamaran ini akan berbelok tajam dengan kecepatan lebih dari 90 mph (144 Km per jam) dan 140 mph (224 Km per jam) di jalan lurus.
Bisa dibayangkan 20 katamaran yang ramping, kuat, dan ringan berbaris di ponton start. Di dalam setiap kokpit duduk seorang pembalap atau driver yang mengintip melalui kaca depan yang kecil. Satu tangan memegang setir, tangan lainnya memegang tombol start. Ketegangan di dalam kokpit sangat intens saat pembalap menunggu aba-aba dari pemegang bendera. Di luar kokpit, kesunyian yang mencekam menyelimuti seluruh arena, semua perhatian tertuju pada start awal.