Dalam konteks nasionalisme Indonesia, kata-kata bersayap dari Presiden Perancis Charles de Gaulle, yi bagaimana seseorang bisa memerintah sebuah negara yang memiliki dua ratus empat puluh enam jenis keju yang berbeda.
Kata-kata bersayap ini menyiratkan sebuah negara dengan banyak variasi dan perbedaan seperti Indonesia akan lebih sulit untuk diperintah. Dalam konteks nasionalisme, hal ini dapat dimaknai sebagai pentingnya memiliki kesamaan dan identitas yang kuat untuk memperkuat kebersamaan dalam sebuah negara.
Sebagai negara dengan keragaman etnis, agama, bahasa, dan budaya, pluralitas ini sebenarnya dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia, sejauh di bawah siapapun nanti, Indonesia harus bisa menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan keragaman tsb dalam kehidupan sehari-hari, seraya tetap menghormati perbedaan dan memperjuangkan hak-hak setiap kelompok.
Maka adalah penting bagi kepemimpinan Indonesia pasca Jokowi untuk semakin memperkuat identitas nasional dan membangun kesepahaman bersama antara kelompok-kelompok yang ada. Identitas nasional yang kuat dan kesepahaman bersama antara kelompok-kelompok yang ada dapat membantu mengatasi perbedaan dan konflik, serta memperkuat kebersamaan sebagai sebuah bangsa.
Mengerucut pada Adian Napitupulu, Pena 98 diharapkan tak harus bernasib sama dengan gerakan sebelumnya, yi raib tak berbekas dalam perjalanan sejarah bangsa, karena terlena hingga lalai dalam merawat nilai-nilai yang lahir pada zamannya.
Untuk kelanggengan nilai-nilai yang diperjuangkannya, maka Pena 98 harus memulai pengawalannya, persis ketika presiden terpilih tahun 2024 memulai pemerintahannya. Dengan kata lain, Pena 98 harus dapat memastikan sistem kekuasaan ke depan ini harus bebas dari KKN, bebas dari politik identitas, dapat menghukum penjahat-penjahat HAM di masa lalu, sehingga regime baru pun kreatif dan inovatif dalam menciptakan program baru, seraya melanjutkan langkah-langkah pemerintah sebelumnya.
Di atas segalanya, Pena 98 pada tahapan selanjutnya seyogyanya berganti nama menjadi setidaknya LPDKI atau Liga Perjuangan Demokrasi dan Keadilan di Indonesia yang mengintegrasikan semua nilai perjuangan mulai dari era kebangkitan nasional hingga reformasi 1998/99.
Hilangkan ego angkatan yang fana itu, agar memori 1998/99 tidak lagi sekadar jargon politik seperti angkatan-angkatan sebelumnya, melainkan menjadi memori permanen bangsa Indonesia.
Joyogrand, Malang, Mon', Febr' 20, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H