Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Etos 98 Kelanjutan Etos 66 dan 77/78 atau Hanya Jargon

20 Februari 2023   13:52 Diperbarui: 20 Februari 2023   13:56 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z atau generasi rebahan dan generasi sandwich sekarang sudah nggak bakal mengingatnya lagi. Mereka lebih asyik dengan gadgetnya masing-masing. Generasi milenial sepertinya rada mau sedikit mengingatnya, tapi apakah generasi ini akan berpijak pada nilai-nilai perjuangan kakak angkatannya. Wallahualam bissawab waillaihil marji walmaab. Waktulah yang membuktikannya nanti.

Cikal bakal Pena 98 sudah digadang-gadang sejak awal reformasi dan berpuncak di masa Esbeye. Dari beragam nama akhirnya dipilih nama Pena 98.

Graha Pena 98 diresmikan kemarin Minggu 19 Pebruari 2023. 2000-an karangan bunga mewarnai peresmiannya. Karangan bunga yang menghiasi Jalan Cokroaminoto hingga Jalan H.R. Rasuna Said tsb membentang sepanjang kl 3 kilometer dan berisi ucapan selamat atas peresmiannya. Bukan main!

Karangan bunga tsb al dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menteri Kabinet Indonesia Maju, anggota DPR RI lintas partai, pengusaha, bahkan ada yang dari Kades.

Ucapan selamat Presiden Jokowi atas peresmian Graha Pena 98. Foto : images.kontan.co.id
Ucapan selamat Presiden Jokowi atas peresmian Graha Pena 98. Foto : images.kontan.co.id

Karangan bunga itu bukan hanya untuk Pena 98, melainkan penghormatan kepada seluruh aktivis mahasiswa yang dibunuh dan diculik, termasuk seluruh mahasiswa dan rakyat yang bahu-membahu berjuang pada awal reformasi 25 tahun lalu, demikian Adian Napitulu Sekjen Pena 98 -- lih nasional.tempo.co dalam https://tinyurl.com/2z3scrll

Pena 98 pada puncak acara itu mendeklarasikan 8 kriteria calon presiden 2024 yad yang bisa menjadi rekomendasi publik dan parpol. Pendeklarasian itu disampaikan oleh masing-masing perwakilan pengurus Pena 98 dari beberapa wilayah, mulai Bali hingga Sulawesi Tenggara.

8 kriteria tsb al : 1). Menjaga Pancasila, berpedoman pada UUD 1945, setia pada NKRI, menghormati keberagaman, dan merawat kebhinnekaan; 2). Capres 2024 bukan bagian dari rezim Orba, sebab watak capres dalam kategori itu akan tersandera dalam pemikiran masa lalu. Capres 2024 yang masih tersandera dalam pemikiran, perilaku, apalagi berafiliasi dengan regime Orba, dipastikan tidak akan mampu membawa Indonesia melangkah maju tanpa beban masa lalu; 3). Tidak punya rekam jejak terlibat dalam penggunaan politik identitas, jika masyarakat berharap, bermimpi, berkeinginan dan bercita-cita Indonesia ke depan menjadi negara modern, multi etnis, multi ras, multi kultur, multi identitas; 4). Capres yang tidak pernah terlibat dalam pelanggaran HAM; 5). Tak pernah terlibat dalam kasus korupsi; 6). Melanjutkan program kerja Presiden Jokowi, sebab keberlanjutan dan kesinambungan program pembangunan oleh tiap pemimpin nasional penting guna memastikan pergantian presiden, bukan berarti pergantian program; 7). Pemimpin yang mampu memperjuangkan agenda reformasi dan menyelesaikan pelanggaran HAM berat masa lalu; 8). Kriteria capres 2024 harus mampu memperkuat ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.

Apakah Aktivis 98 yang merupakan garda depan reformasi 1998/1999 yang menumbangkan regime orba dapat konsisten dengan cita-cita demokrasi dan keadilan bagi semua anak bangsa.

Dilihat dari data dan fakta sejarah, dapat dikatakan tidak semua aktivis 98 memiliki pandangan dan tindakan yang sama dalam menjalankan cita-cita demokrasi dan keadilan bagi semua anak bangsa setelah reformasi.

Beberapa aktivis 98 seperti Adian Napitupulu memang telah berjuang keras untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, dan reformasi institusi negara, tapi toh ada juga yang terlibat dalam korupsi dan tindakan yang merugikan masyarakat seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, atau yang mengaduk-aduk melting pot Indonesia dengan politik identitas seperti Fadli Zon (sekalipun ybs sekuler dalam kesehariannya), atau Asbun seperti Andi Arief dan Desmond Junaidi Mahesa, yang penting menang duel dalam pokrol bambu politik praktis, yang lain urusan belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun