Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Poliyo Everywhere dan Kopi Sontoloyo Hanya di Malang

13 Januari 2023   16:59 Diperbarui: 13 Januari 2023   17:55 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laili (kn) mhs UIN Maulana Malik Ibrahim & Arisa (kr) mhs Unisma dalam candid photography di laman belakang Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.

Poliyo Everywhere dan Kopi Sontoloyo Hanya di Malang

Istilah Poliyo atau Politisi Sontoloyo sepertinya sudah merakyat sekali di negeri ini, karena boleh jadi konotasi negatifnya itu dalam arti brengsek, begok, pembohong dst. Lain di janji kampanye dan lain di dunia nyata. Itulah politisi yang digelari poliyo oleh dunia slank.

Lain halnya dengan Kopi Sontoloyo. Apa mungkin konotasi sontoloyo di dunia politik tiba-tiba serupa maknanya di dunia perkopian. Coba kalau kita maknai kopi begok, kopi tolol, kopi brengsek, kopi asal-asalan dst. Ya, nggak lakulah. Ora mungkin toh. He He ..

Laili (kn) mhs UIN Maulana Malik Ibrahim & Arisa (kr) mhs Unisma dalam candid photography di laman belakang Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.
Laili (kn) mhs UIN Maulana Malik Ibrahim & Arisa (kr) mhs Unisma dalam candid photography di laman belakang Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.

Mari kita jenguk dari kacamata etimologi. Term sontoloyo bermuasal dari Jawa. Dalam kosa kata Jawa now sontoloyo lebih dipahami sebagai umpatan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak beres. Aslinya sontoloyo adalah sebutan bagi penggembala itik atau bebek. Orang tsb bertugas untuk menggiring itik atau bebek agar memperoleh makanan, yang biasanya dilakukan di persawahan.

Dilihat dari folklore setempat, sontoloyo kerap digambarkan sebagai seorang laki-laki bertopi caping yang membawa tongkat panjang dengan rumbai akar pepohonan di ujungnya. Jadi, jika merujuk pada pemaknaan tsb, kata sontoloyo adalah kata yang tidak bermakna umpatan.

Pondok cangkruk makan-minum di laman belakang Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.
Pondok cangkruk makan-minum di laman belakang Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.

Lalu mengapa kata sontoloyo justeru berubah makna menjadi negatif. Perubahan makna itu kira-kira hampir sama dengan kata "bajingan" yang berarti desperado, bangsat, jalang dst yang awalnya adalah profesi kusir gerobak, yang kemudian berubah menjadi kata makian.

Untuk sontoloyo, rekaannya begini pertama boleh jadi karena bebek yang digiring si gembala banyak, sehingga mengganggu jalan yang dilalulalangi kenderaan. Kedua, bebek yang digembala memakan tanaman petani, membuat orang marah atau kesal. Lalu menyalahkan penggembala, memaki dengan kata "dasar sontoloyo" - lih newsdetik.com dalam https://tinyurl.com/2f2w5wyv

Daftar Menu Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.
Daftar Menu Kopi Sontoloyo. Foto : Parlin Pakpahan.

Haqqul Yaqien Kopi Sontoloyo yang hanya ada di Malang its just a name. Arek Malang memang begitu, suka dengan bahasa plesetan seperti mie setan, ayam nyungsep, nasi goreng ndangdut, alpukat alligator atau bahasa terbalik seperti sehat menjadi tahes, malang menjadi ngalam dst. Yang penting gampang diingat orang. Maka jadilah dia Kopi Sontoloyo.

Kopi sontoloyo apakah hanya selesai di urusan kopi? Uf ternyata tidak. Kopi sontoloyo adalah rumah makan yang didesain vintage ala jawa tempo doeloe. Minuman dan makanan lengkap tersedia disini, tentu utamanya adalah menu Jawa di samping menu Indonesia pada umumnya.

Pengunjung Kopi Sontoloyo dalam framing. Foto : Parlin Pakpahan.
Pengunjung Kopi Sontoloyo dalam framing. Foto : Parlin Pakpahan.

Kopi Sontoloyo terletak di Malang barat di ketinggian nan sejuk. Kalau ditarik garis lurus dari Unibraw sisi Jln Veteran Malang, lalu melintasi ITN di Sigura-gura, lurus ke Merjosari dan di perempatan kelurahan Merjosari berbelok ke kiri dan tak jauh dari situ berbelok ke kiri lagi menurun melewati Jln Joyo Asri, kemudian mendaki melintasi pertigaan Joyogrand, lalu mendaki dan semakin mendaki melintasi Jln Raya Joyo Agung. 

Nyaris di ujung Jln raya Joyo Agung, Sontoloyo terletak persis di sebelah kiri jalan, kira-kira tiga perempat jalan lagi ke destinasi wisata Batu, setelah melalui Dau yang terkenal dengan kafe petik duriannya Babah Anton, yi Kafe Abundacio. Ya, kopi sontoloyo terletak di jalan raya Joyo Agung yang kini mengakses langsung ke Batu sebagai alternatif kalau jalanan lama macet cet cet, yi Jln Raya Batu, mulai dari tapal batas kota Malang tak jauh dari Unmuh atau UMM.

Sontoloyo dalam arti sebenarnya. Foto : dagadu djogdja dalam twitter.com
Sontoloyo dalam arti sebenarnya. Foto : dagadu djogdja dalam twitter.com

Kafe ini baru 2 tahunan usianya. Buka pada awal Desember 2020 sebagai cabang dari Kopi Sontoloyo, Batu. The owner adalah Pak Rinto, asal Tulungagung yang sudah lumayan lama berdomisili di Batu. "Beliau adalah Budayawan sebelum berkuliner-ria sekarang ini," demikian Munir (46) petugas kopi sontoloyo.

Menariknya cafe ini memiliki konsep unik dengan nuansa pedesaan di tengah kerimbunan tanaman kanopi jati. Kita lihat ada fitur-fitur ala pedesaan Jowo tempo doeloe, seperti kentongan, dingklik (kursi) dan meja yang biasanya ditemui di pedesaan di Jawa.

Bahkan pondok-pondok untuk cangkruk makan-minum seperti Gazebo zaman now yang ada di halaman belakang Kopi Sontoloyo sebagiannya didesain meniru struktur kandang sapi atau omah cilik tempat tidur sapi yang dimodif sedemikian rupa menjadi tempat cangkruk makan-minum yang vintage khas Jawa tempo doeloe. Mengasyikkan.

Struktur dan gaya bangunan Kopi Sontoloyo di lahan kl 3000-4000 meteran benar-benar bernuansa vintage pedesaan Jawa. Menu yang disuguhkan cukup beragam. Berbagai menu khas Jawa digelarsajikan dengan harga terjangkau.

Salah satu pernak-pernik kopi sontoloyo dalam zoom, terlihat kata khas Malang. Foto : makanlagi.com
Salah satu pernak-pernik kopi sontoloyo dalam zoom, terlihat kata khas Malang. Foto : makanlagi.com

Untuk beverages misalnya dengan harga mulai dari 8 ribuan seperti teh panas hingga 18 ribuan seperti Coffee Cola. Wedang-wedangan khas Jawa beragam, mulai dari wedhang Uwuh atau wedhang sampah karena banyak rempah-rempah yang dicampurkan disitu seperti jahe, kayu secang, cengkeh, kayu manis, pala, serai, kapulaga dan gula batu, maka terlihat uwuh atau berantakan keq sampah, tapi soor kata orang Medan; lalu beras Kencur; wedang Jahe hingga minuman Temulawak.

Untuk makanan ringan tersedia aneka pisgor (pisang goreng), tahu petis, cireng, donat, jadah, lopis, tempe mendoan, jemblem dst dengan harga mulai 10 ribuan hingga 18 ribuan.

Sedangkan menu Dedhaharan (makan) tersedia soto seger sontoloyo, nasi paru sontoloyo, nasi ayam sontoloyo, nasi lodeh sontoloyo, rawon blonceng sate komoh, sego serundeng sambel bajak, nasgor tongkol, nasgor sontoloyo, bakmi sontoloyo, nasi dadar sontoloyo dst dengan harga mulai 24 ribuan hingga 30 ribuan.

N'jawani banget kan, termasuk seragam para petugas, nggak cewek nggak cowok. Maklumlah the owner sebelumnya, kata Munir, berpredikat Budayawan. "Lalu sekarang bagaimana apa predikat itu ditinggal begitu saja sejak lekat berteman dengan Pak Vicky alm yang piawai bermain di bidang kuliner?" tanya saya. "Nggak tau juga Pak, tapi Pak Rinto masih sering saya lihat berdiskusi soal budaya," sahut Munir.

"O kalau begitu budayawan pasif namanya, kalau budayawan aktif, itu tuh keq alm WS Rendra yang suka mengkoreografi teater hidup mulai dari sumber Jawa Calon Arang sampai asing seperti Mastodon dan Burung Condor. Meski demikian, bukan berarti budayawan pasif itu useless. Pak Rinto misalnya kan cukup canggih nih saya lihat mengcreate Kopi Sontoloyo di kerimbunan kanopi Jati ini dengan vintage pedesaan Jawa tempo doeloe yang membawa kita berkelana dalam nuansa full nusantara not overseas. Itu jejaknya sebagai budayawan," timpal saya sekenanya.

Mengenai jam buka-tutup. Berbeda dengan di awal kehadirannya dalam perkulineran Malang yang tentu tak bisa lepas dari dunia kepariwisataan, sekarang ini Kopi Sontoloyo buka mulai Pk. 10.00 dan tutup kl Pk. 22.00. "Dari siklus mingguan, sekarang setiap malam Rabu diisi oleh duo musisi lokal dengan perangkat guitar akustik. Yang satu bermain bas dan yang satunya lagi bermain rhytm sekaligus melodi. Para pengunjung bebas menyumbangkan suaranya disini dan ternyata cukup banyak yang oke, termasuk Rani seorang petugas kami," kata Munir.

"Mengapa harus malam Rabu. Ini bukan soal klenik atau Feng Shui atau menggunakan kekuatan energi untuk menyelaraskan individu dengan lingkungan sekitarnya. Tidak. Itu hanya sekadar hitungan cash-flow cafe. Malam Rabu biasanya sepi Pak," kata Munir. "Tapi sejak diisi pentas musik akustik, sekarang semakin ramai, tambah Munir.

Laili (23) mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim dan Arisa (21) mahasiswi Unisma yang lagi asyik main komputer dengan pekerjaan kampusnya, tersenyum ketika saya minta menjadi model candid photography di pondok cangkruk bagian belakang. Klik. Selesai sudah.

"Laili dan Arisa semester berapa sekarang", tanya saya. "Kalau saya sedang mengerjakan skripsi sekarang Om. Doain ya", sahut Laili. "Saya baru separuh jalan Om. Doain juga ya," sahut Arisa. "Wow keren nih Laili tinggal 1 dim lagi lulus. Begitu juga Arisa. Yakinlah Risa juga akan segera finish studinya. Tks ya atas kesediaannya untuk difoto," kata saya seraya pamitan.

Sebelum pulang saya coba cek perkopian sontoloyo. Maklumlah tadi di pondok cangkruk belakang yang rindang saya hanya nyoba Nasgor Tongkol. Wow ternyata uenak tenan. Masalahnya nasgor asyik itu dilengkapi petai goreng segala. Masakan Jatim menurut saya beda dengan Jateng. Kalau Jatim berani main kenceng di rempah atau bumbu, termasuk rasa asin dan pedas. Sedangkan Jateng mengedepankan rasa manis dengan rasa garam dan pedas seperlunya. Rasanya ya masakan Jatimlah yang sossokk buat lidah saya, tapi gudeg Yogya dan wedhang Jahe Yogya oke juga tuh.

Perkopian sontoloyo simpel saja ternyata. Ada Kopi Kosong, artinya kita yang nyeduh sendiri dari kopi bubuk yang tersedia di cafe, lalu Kopi Sontoloyo, Kopi Dampit, Kopi Arjuno, Kopi Jahe dan botolan Coffee Cola. Harganya? Katakanlah kopi super Malang seperti Robusta Dampit dan Arabica Arjuno. Keduanya hanya dipatok 11 ribu, nggak sampai 15 ribu per cangkir standar.

Bagi yang individual dalam perkopian seperti saya, maka pesanan yang terbaik adalah Kopi Kosong, dimana saya akan minta kopi bubuk Arabica eks Arjuno atau kopi bubuk Robusta eks Dampit, lalu saya seduh sendiri. Coffee Cola, oh no.

Akhirnya, tak lupa saya menyempatkan diri celingak-celinguk siapa tahu ada poliyo datang berkunjung ke Kopi Sontoloyo untuk cari inspirasi politis. Ee ternyata nggak ada, tapi siapa tahu besok nongol. Poliyo kebanyakannya ya di Jabodetabek, eh Malang juga. Buktinya Walkot Malang yang oke begitu seperti Babah Anton bisa lengser kan gegara Poliyo. Hayyo!

Salam Sontoloyo tanpa Poliyo dari Malang. Ciaoo.

Joyogrand, Malang, Fri', Jan' 13, 2023.

Kopi Sontoloyo tampak depan dalam foto grid. Foto : Parlin Pakpahan.
Kopi Sontoloyo tampak depan dalam foto grid. Foto : Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun