Semakin Dalam AS dan Barat Nyemplung Dalam  Krisis Ukraina Hanya Akan Mempersulit Terbentuknya Tata Dunia Baru
Untuk negara adidaya sekelas AS, komunitas internasional dipastikan mempunyai atensi khusus terhadap pemilu disana, apalagilah untuk pemilu paruh waktu, yang meski sekarang ini bukan untuk menentukan kepemimpinan di AS, tapi sekurangnya dapat menggambarkan apa problem di internal AS sekarang.
Dunia sekarang fokus pada isu-isu domestik murni di AS, seperti inflasi, krisis energi, aborsi, imigrasi, dan kejahatan jalanan seperti penembakan massal yang sering terjadi sekarang di seantero negara bagian AS.
Kini perhatian dunia terpaku pada putaran persaingan abadi Demokrat-Republik. Eropa, Asia, Amerika Latin, dan Afrika mengikuti pemilihan tsb dengan cermat, dimana Nancy Pelosi sudah mundur dari Ketua DPR setelah Republik kembali mendominasi DPR. Dunia merekam setiap perubahan mood kelompok tertentu dari pemilih Amerika, mencatat munculnya pemimpin potensial baru dan membuat prediksi tentang kemungkinan masa depan sistem politik Amerika. Dunia tidak sekadar menonton karena penasaran. Bagaimanapun, masa depan seluruh dunia sampai batas tertentu masihlah bergantung pada dinamika politik di AS.
Tidak hanya di AS, tetapi di belahan dunia lain, banyak terjadi perdebatan sengit tentang nasib kepemimpinan AS dan batas pengaruh internasionalnya. Adalah sebuah ironi besar, pada awal dekade ketiga abad ke-21, kita menyaksikan awal kebangkitan hegemoni Amerika dalam urusan dunia pasca Afghanistan. Sepertinya pemulihan dunia unipolar tidak lebih dari sebuah khayalan? Kebangkitan hegemonis pasca Afghanistan ini adalah ilusi dari para ilusionis Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS.
Lihat kebangkitan katakanlah Pax Americana terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan dunia Barat. Para pakar international affairs saat ini semakin sadar bahwa AS adalah penerima manfaat utama dari konflik Rusia Vs Ukraina.
Krisis di mandala Eropa saat ini tidak diragukan lagi dioportunisasi oleh pemerintahan Presiden Joe Biden. Operasi militer khusus Rusia di Ukraina sampai dicitrakan seakan analog dengan hegemoni AS selama 20 tahun di Afghanistan. Aksi Rusia sejak 24 Pebruari lalu telah membuka peluang bagi dunia Barat untuk bersatu lagi di bawah kepemimpinan AS. AS sepertinya berhasil mendisiplinkan sekutu Eropa yang sebelumnya tidak selalu patuh kepadanya.
Nato kini diperkaya oleh anggota-anggota baru Nato eks Uni Soviet yang menjanjikan, dan kompleks industri militer AS memasuki pasar baru yang sangat menarik tidak hanya di Eropa tetapi juga di bagian lain dunia. Peluang ekspor yang belum pernah terjadi sebelumnya juga terbuka bagi perusahaan energi AS, yang meningkatkan pasokan gas alam cair mereka yang mahal ke Eropa sebagai alternatif dari energi murah Rusia yang disalurkan melalui pipa trans Eropa.
Krisis global saat ini menunjukkan dominasi intelektual dan psikologis dunia unipolar lama masih jauh dari teratasi dan terus secara aktif mempengaruhi politik dan ekonomi dunia. Kebulatan suara yang mengejutkan ditunjukkan oleh negara-negara Uni Eropa dalam kesediaan mereka untuk membebek AS yang menimbulkan pertanyaan betulkah semuanya itu.