Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Traveling ke Benteng Martello, Onrust dan Cipir Kepulauan Seribu

19 November 2022   13:17 Diperbarui: 19 November 2022   13:23 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ainun, anak dari pulau Untung Jawa yang bertugas menjaga loket di Onrust 12 Nopember 2022. Foto: Parlin Pakpahan.

Traveling Ke Benteng Martello, Onrust dan Cipir Kepulauan Seribu

12 Nopember lalu badan masih fresh bener setelah survey 8 Nopember sebelumnya ke beberapa titik di Teluk Jakarta, al Dermaga Marina Ancol dan Dermaga Biru Muara Kamal. Maka lahir sebuah tulisan Kerang Biru dan Dermaga Biru Muara Kamal Jakarta Utara.

12 Nopember itu, saya tiba di Dermaga Biru Muara Kamal kl Pk 06.40 untuk memenuhi janji saya kepada Agus Ismail Aktivis Kamal Muara bahwa saya sebaiknya Sabtu saja berlayar ke Kepulauan Seribu.

Benteng Martello, pulau Kelor. Foto: Parlin Pakpahan.
Benteng Martello, pulau Kelor. Foto: Parlin Pakpahan.

Bayangkan saya melaju dengan Krl pertama dari Depok Bolanda Pk 04.20, lalu di Manggarai ganti Krl ke Duri dan dari situ ganti Krl lagi ke tujuan akhir yi setasiun Rawa Buaya Cengkareng. Dan dari Rawa Buaya naik Gobike langsung ke Dermaga Biru Muara Kamal. Rute riuh tapi mengasyikkan bagi seorang pejalan budaya dan alam backpacker-an seperti saya.

Yang terpenting dari semuanya itu deadline Pk.07.00 pagi terpenuhi, karena selambatnya pelayaran ke Kepulauan Seribu teng paling lambat Pk 08.00 pagi. "Sabar Om, tinggal 3 penumpang lagi. Tuh Kapten Heru sedang calling ybs", kata Agus. Saya lihat jumlah penumpang Kapal Bermotor Bunga Suci sudah hampir mencapai kuota. "Ok Gus. Om tunggu sambil minum kopi dan hisap sigaro di depan masjid Nurul Bahar ini," sahutku seraya menurunkan tas punggungku yang bermuatan termos kopi dan sekadar bekal di perjalanan.

Penulis berpose sejenak bersama kapten Heru dan Agus Ismail di point tengah Benteng Martello. Foto: Parlin Pakpahan
Penulis berpose sejenak bersama kapten Heru dan Agus Ismail di point tengah Benteng Martello. Foto: Parlin Pakpahan

Bunga Suci berlayar tepat Pk 08.00. Suasana di kapal penuh canda gembira. Saya lihat ada Youtuber Purwokerto yi Icuk cs dari Kudusiki TV. Perjalanan mereka sepertinya disponsori banyak perusahaan sehubungan Hari Pahlawan 10 Nopember. Icuk akan bikin konten kenangan hari pahlawan terkait perjalanan mereka ke beberapa titik sepanjang Jawa dan Bali. Kepulauan Seribu adalah titik terujung Jawa-Bali bagian barat, sedangkan Bali adalah titik terujung Jawa-Bali bagian timur.

Muara Kamal segera terbelah begitu Kapten Heru mulai mengarahkan pelayaran keluar dari Muara Kamal ke Teluk Jakarta dan langsung ke perairan Kepulauan Seribu bagian selatan. Air muara yang berwarna kecoklatan berangsur-angsur beralih warna menjadi kebiru-biruan begitu Bunga Suci melewati jembatan PIK 2 (Pantai Indah Kapuk) yang menghubungkan PIK 1 Muara Angke dengan PIK 2 Tangerang yang berbatasan dengan Muara Kamal Jakarta barat.

Ridwan Saide tour guide pulau Onrust tengah mengklarifikasi maket di museum Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Ridwan Saide tour guide pulau Onrust tengah mengklarifikasi maket di museum Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

Angin laut masih sepoi-sepoi pagi itu dan air laut yang semakin membiru selepas jembatan penghubung PIK 2 itu sejauh mata memandang ke sebelah kanan ya PIK 1 yi pulau reklamasi buatan Sedayu di bilangan pesisir Angke, dimana telah dikembangkan hunian prestisius dan sarana prasarana pelengkapnya. Begitu juga kalau kita tatap sebelah kiri akan terlihat PIK 2 di pesisir Tangerang yang berbatasan dengan Jakarta barat di titik Muara Kamal.

Tak berapa lama kemudian Bunga Suci pun sudah melaju di teluk Jakarta. Di kiri kanan terlihat mengapung berayun-ayun pelampung eks jerigen-jerigen plastik biru dari dunia perikanan, juga bambu kanopi yang ditancap ke dasar laut yang dibuat melingkar dan puncaknya melancip diberi ikatan yang kuat. Batang-batang bambu kanopi yang ditancapkan itu adalah sebuah gambaran komunitas nelayan Muara Kamal dan sekitarnya berbudidaya perikanan disitu. Yang mengejutkan batang bambu kanopi ternyata tahan banting begitu tertancap dan terkapilerisasi air laut. Juga ada terlihat semacam platform mengambang di permukaan laut. Yang satu berukuran besar tak ubahnya kapal induk kemiliteran dan orang Bugis penciptanya menamakannya Badak dan yang satunya lagi juga platform serupa dinamai Bagang tapi ukurannya mungkin hanya sekelas kapal destroyer.

Pulau Cipir (kr) dan pulau Onrust (kn). Foto: Parlin Pakpahan.
Pulau Cipir (kr) dan pulau Onrust (kn). Foto: Parlin Pakpahan.

Pelampung dari jerigen-jerigen plastik biru ini ada yang berukuran 20X12 M, 40X12 M, 60X12 M, 100X12 M. Saking banyaknya saya hanya menghitung betapa Teluk Jakarta ini perairannya didominasi oleh budi daya kerang biru.

Kalaupun ada Bagang dan Badak sebagaimana platform yang saya gambarkan di muka. Itu adalah sarana besar untuk penangkapan ikan dengan memancarkan cahaya kuat dari platform canggih (Badak) dan platform tradisional (Bagang). Keduanya Bahasa Bugis sebagai cermin mereka adalah penemu alat tsb yang dalam hal ini adalah cara penangkapan ikan yang lebih massif dan efisien di teluk Jakarta.

Makam Maria van de Velde dan prasastinya di pulau Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Makam Maria van de Velde dan prasastinya di pulau Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

"Hebat gus suku Bugis memang anak bangsa pelaut yang tau benar bagaimana menggunakan perairan dimana mereka bermukim. Tak heran, komunitas pesisir dimana mereka tinggal menjadi berdayaguna dan berhasilguna perekonomian kelautannya bagi bangsa ini. Apalagi temuan asli Bugis yang kau katakan sebagai Bagang dan Badak tadi sebagai teknologi perikanan khas Bugis. Ini benar-benar menakjubkan," kataku.

Agus Ismail manggut-manggut seraya menunjuk ke depan bahwa kami sudah dekat ke pulau Kelor. Benar, kami merapat di dermaga dalam kedaan aman-aman saja di bawah Kapten Heru. Kami langsung berloncatan satu per satu ke daratan.

Jejak pengamatan cuaca di pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.
Jejak pengamatan cuaca di pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.

Pulau Kelor ternyata kecil saja. Dinamakan begitu konon dulunya banyak pohon kelor tumbuh di sana. Namun kini tak ada lagi. Yang tersisa tinggal sedikit pohon berdaun lebar yang kebanyakan meranggas karena kemarau. Tapi hebatnya pulau sekecil itu menggunakan air tanah yang tak tercemar air laut yang asin untuk perawatan pulau. Soal daratan Kelor semakin mengecil apakah ini karena tergerus waktu atau abrasi air laut. Tak jelas.

Meski luasnya hanya 0,003 Km2, Pulau Kelor menjadi salah satu basis pertahanan penting Belanda dari serangan musuh. Dari sejumlah literasi tercatat mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van der Capellen awalnya berencana membangun galangan kapal beserta sistem pertahanannya di pulau Onrust. Kemudian, pada 21 Januari 1849, Gubernur Jenderal Jan Jacob Rochussen memutuskan untuk membangun sistem pertahanan pulau yang dilengkapi meriam.

Kapal bermotor Bunga Suci di Teluk Jakarta. Foto: Parlin Pakpahan.
Kapal bermotor Bunga Suci di Teluk Jakarta. Foto: Parlin Pakpahan.

Hal ini baru terealisasi pada tahun 1850, dimana benteng chantique ini dibangun pekerja pribumi pada 1850 dengan menggunakan batu bata merah. Juga benteng serupa dibangun di pulau Onrust, pulau Bidadari, dan Pulau Cipir, Kepulauan Seribu. Yang tersisa utuh hingga sekarang adalah yang di pulau Kelor dan pulau Bidadari. Hanya, pulau Bidadari sudah dikelola swasta yang dikendalikan dari arah Ancol, uang masuk dan segala sesuatunya jadi serba mahal. Meski demikian bagi yang tebal kantongnya ya enteng-enteng saja tentu. EGP.

Benteng Martello merupakan jenis benteng menara yang berkembang di Eropa pada abad ke-18 hingga ke-19 . Bangunan Martello mengadaptasi gaya benteng menara yang terletak di Mortella Point, Perancis. Ciri khas benteng menara ini adalah berbentuk tabung dengan dinding yang tebal terbuat dari bata. Bangunan ini terdiri dari dua hingga tiga tingkat, dan dikelilingi parit. Dan memiliki lubang tembak untuk meriam-meriam anti kapal tempo doeloe. Lihat misalnya The Pirate of Caribbeans.

Dermaga Biru Muara Kamal, tak jauh dari masjid Nurul Bahar. Foto: Parlin Pakpahan.
Dermaga Biru Muara Kamal, tak jauh dari masjid Nurul Bahar. Foto: Parlin Pakpahan.

Mentari mulai tajam ketika Bunga Suci meninggalkan Kelor menuju Onrust. Waktu tempuh perjalanan kl 15 menit, karena ketiga obyek destinasi yang sudah direncanakan itu cukup berdekatan satu sama lain, termasuk dengan pulau Bidadari yang kini pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta.

Begitu kami berloncatan satu per satu di dermaga Onrust, wow Icuk langsung ambil ancang-ancang untuk memvideokan Onrust dengan narasi-narasi khusus hari pahlawan tentunya. Yang berbeda disini, Heru terlihat berbincang dengan seseorang yang ternyata adalah tour guide peranakan Jawa-Bugis yi Ridwan Saide.

Ainun, anak dari pulau Untung Jawa yang bertugas menjaga loket di Onrust 12 Nopember 2022. Foto: Parlin Pakpahan.
Ainun, anak dari pulau Untung Jawa yang bertugas menjaga loket di Onrust 12 Nopember 2022. Foto: Parlin Pakpahan.

Syukurlah Saide adalah seorang guide yang ramah dan pandai menarasikan sejarah Onrust. Sambil berkeliling pulau seluas 3,5 Km2 ini Saide mulai bernarasi, ntah itu maket di seantero museum ataupun tentang 3 galangan kapal yang pernah dibangun disini, karantina haji dst.

Berkeliling pulau yang cukup rimbun dengan pohon-pohon kanopi peneduh ini cukup mengesankan, dimana-mana terlihat puing-puing bangunan tua legacy Belanda tempo doeloe, kompleks pemakaman Belanda, pemakaman keramat dan bangunan yang sudah hancur bekas karantina haji yang adalah bangunan legacy Belanda sebelum Jepang masuk pada 1942.

Tugu kincir angin di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Tugu kincir angin di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

Kesultanan Banten pernah menjadikan Pulau Onrust sebagai salah satu tempat peristirahatan. Itu terjadi pada abad ke-16. Setelah Sunda Kelapa direbut oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon pada 1527, terjadi sengketa terkait hak kepemilikan pulau Onrust. Pulau yang semula diklaim milik Kesultanan Banten itu dipersoalkan oleh penguasa baru Sunda Kelapa yang kemudian lebih populer dengan nama Jayakarta.

Kemudian datang orang-orang Belanda dengan bendera VOC yang ternyata juga berminat menguasai pulau Onrust. Catatan sejarah dimulai ketika pada Nopember 1610 Pangeran Jayakarta memberi izin VOC untuk menjadikan Onrust tempat perbaikan kapal dan penyimpanan rempah-rempah, termasuk izin menebang pohon-pohon untuk membuat kapal dsb.

Prasasti di pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.
Prasasti di pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.

Benteng serupa Martello di Kelor dengan ukuran yang lebih besar mulai dibangun pada tahun 1656 selama 20 tahun dengan Johan Listingh sebagai arsiteknya. Pulau ini juga pernah dijadikan pangkalan armada laut Belanda (1823-1883). Inggeris tercatat pernah menyerang pulau ini pada tahun 1800-an untuk mengambil alih perdagangan rempah-rempah.

Tahun 1883 pulau ini dan pulau-pulau di sekelilingnya pernah hancur karena letusan dahsyat Gunung Krakatau yang menyebabkan gelombang besar. Pulau Onrust pun pernah menjadi pusat karantina haji (1911-1933) serta pusat tahanan politik dan kriminal (1933-1949).

Pulau Kelor dan Benteng Martello. Foto: Parlin Pakpahan.
Pulau Kelor dan Benteng Martello. Foto: Parlin Pakpahan.

Juga ada kompleks pemakaman Belanda, dimana yang paling terkenal disini adalah makam Maria van de Velde (1693-1721). Ada beberapa versi cerita tentang Maria, tetapi semuanya bernarasi tentang kisah cinta yang tragis.

Awak kapal Tujuh Propinsi atau De Zeven Provincien, yang memberontak tahun 1933 juga pernah dipenjarakan disini dan makam awaknya masih dapat ditemui di ujung pulau.

Hanya yang sedikit kontroversi adalah makam keramat tak jauh dari penjara yang kata Saide adalah makam Kartosuwiryo. Inipun masih simpang-siur duduk ceritanya, karena Fadli Zon-lah yang pertamakali membebernya pada 2014 bahkan menerbitkannya dalam sebuah paperback yang bermuatan kl 80 foto Kartosuwiryo saat ditahan, hingga detik terakhir diberi makan dan ditembak mati oleh algojo Soekarno.

Ridwan Saide dan puing-puing barak-barak haji di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Ridwan Saide dan puing-puing barak-barak haji di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

Menurut Zon, Kartosuwiryo dieksekusi dan dikubur di pulau Ubi tak jauh dari Onrust, Sayang pulau itu sudah cukup lama tenggelam, karena digaruk habis untuk kepentingan urugan Bandara  Soetta, Cengkareng. Lalu benarkah yang di Onrust itu makam Kartosuwiryo. Dengan kata lain, benarkah kerangka Kartosuwiryo dipindahkan dengan cermat ke pulau Onrust sebelum pulau Ubi nan malang itu ditenggelamkan. Ini perlu diklarifikasi oleh arsip nasional kita tentunya.

Di pulau Onrust ini pula saya jumpai loket untuk karcis masuk Onrust. Ada Ainun penjaga loket disitu yang ternyata adalah anak pulau Untung Jawa. "Gubernur Anies kalau nggak salah pernah 3 kali datang ke pulau Onrust ini," kata Ainun.

Muara Kamal yang tenang di pagi hari. Foto: Parlin Pakpahan.
Muara Kamal yang tenang di pagi hari. Foto: Parlin Pakpahan.

Setelah urusan tiket masuk dibereskan Heru yang langsung diaminin Ainun, kamipun meninggalkan Onrust menuju pulau Cipir selaku destinasi terakhir traveling ke Kepulauan Seribu bagian selatan.

Udara semakin panas membara, tapi karena angin laut dan Bunga Suci juga beratap cukup bagus, maka panas itu tak lagi terlalu menyengat.

Pulau Cipir sudah tampak dari Onrust. Pulau seluas 1,60 Ha ini juga sudah dilengkapi dermaga yang bagus. Kami satu per satu berloncatan ke darat. Pulau Cipir lebih kecil dari pulau Onrust, tapi lebih besar daripada pulau Kelor. Yang menarik dari pulau ini adalah puing-puing rumah sakit legacy Belanda (1911-1933). Masih jelas terlihat disini bekas kamar mandi, wc dan barak. Selain itu, juga terlihat sisa bangunan stasiun cuaca (tahun 1905) dan meriam besar di bibir pantai.

Jejak pemberontakan awak Zeven Provincien yang terekam di penjara Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Jejak pemberontakan awak Zeven Provincien yang terekam di penjara Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

Hal yang banyak dilakukan pengunjung di pulau ini adalah memancing dan bermain air di bagian pantai yang berpasir. Kalau mau sekadar nongkrong, juga ada warkop yang di depannya berhiaskan meriam kuno siap tembak.

Dari 3 pulau yang saya kunjungi hari Sabtu 12 Nopember 2022 ini, terkesan kuat yang layak dijadikan pulau akomodasi sebetulnya adalah eks rumahsakit legacy Belanda. Meski tinggal reruntuhan, tapi dinding-dinding kamar rumahsakit itu masih bagus. Hanya tinggal bagaimana merekonstruksinya kembali sesuai gambaran awal dan kalau bisa nantinya diberi atap ilalang ala Sasak di Lombok agar suasana akomodasi terasa sejuk dan nyaman, karena pastinya di pulau Kelor yang seupil itu kita harus merawat Benteng Martello yang sudah tua, belum lagi kita perlu teknologi kelautan untuk menahan abrasi agar pulau itu lestari dan jangan lagi sampai terulang karam untuk selamalamanya seperti pulau Ubi hanya karena alasan untuk mengurug sebuah sarana vital negara yi Bandara Soetta.

Ridwan Saide sedang mengklarifikasi pemakaman Belanda di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.
Ridwan Saide sedang mengklarifikasi pemakaman Belanda di Onrust. Foto: Parlin Pakpahan.

Jelang sore usai melengkapi dokumentasi masing-masing di pulau Cipir, kami pun berlayar kembali ke Dermaga Biru Muara Kamal. Disinilah badan mulai terasa kurang fresh dan semakin tidak fresh ketika tiba di sandaran kapal Dermaga Biru tak jauh dari masjid Nurul Bahar.

Setelah pamitan dengan Agus dan Heru dll, saya kembali ke Depok Bolanda dengan rute seperti yang telah saya kemukakan di awal tulisan.

Pulau Onrust yang penuh kenangan sejarah tempo doeloe. Foto: Parlin Pakpahan.
Pulau Onrust yang penuh kenangan sejarah tempo doeloe. Foto: Parlin Pakpahan.

Itulah catatan perjalanan ke kepulauan seribu yang menurut catatan Pusat Riset Perikanan dan Kelautan, Kepulauan Seribu merupakan gugusan 110 pulau-pulau kecil dengan rataan pantai dangkal dan terlindung memiliki ciri khas karang penghalang dengan rataan pantai reef flet dan goba (lagoon). Secara ekologis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kawasan Metropolitan Jakarta (lih https://tinyurl.com/2ezjw6a3).

Onrust, Kelor dan Cipir hanya sejumput di antaranya, tapi yang terbanyak catatan sejarahnya. Yang menantang ke depan ini justeru apa yang saya lihat dan rasakan di sekujur Teluk Jakarta yang dipenuhi aneka pelampung budidaya kerang biru dan dipenuhi Bagang dan Badak, termasuk menelisik cemaran antropogenik dari daratan dan dampak dari beberapa pulau reklamasi yang sudah kadung dikembangkan terhadap eko sistem di Teluk Jakarta. Inilah barangkali hutang yang harus segera saya bayar ke depan ini apabila badan benar-benar fresh seperti sediakala. Ciao!

Depok Bolanda, Sat', Nov' 19, 2022

Meriam kuno di bibir pantai pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.
Meriam kuno di bibir pantai pulau Cipir. Foto: Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun