Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cangkruk di Depok Heritages bersama Sobatku Andang dan Nina

4 November 2022   10:52 Diperbarui: 4 November 2022   11:03 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Jejak-Jejak Masa Lalu Depok karya Jan-Karel Kwisthout. Foto : Parlin Pakpahan.

Bajawa Caf memang unik. Tempat ini terdiri dari 2 lantai, pengunjung bisa naik ke lantai paling atas menggunakan tangga yang ada. Area di lantai 2 juga cukup luas dengan berbagai area tempat duduk. Seperti kursi rotan, kursi berlapis kulit sapi, dan ada juga kursi jati. Ada beberapa pilihan tempat duduk, untuk dua orang atau untuk banyak orang. Bagi yang ingin mengadakan acara pribadi seperti rapat, tersedia juga private room di lantai dua yang bisa dipesan. Meski tidak terlalu besar dan hanya bermuatan sekitar 8 orang, tapi room itu nyaman dan full AC.

Bangunan besar eks bioskop jadul ini benar-benar disulap David Liu sebagai tempat nongkrong kawula muda, bahkan ortupun bisa, dengan nuansa etnik NTT khususnya Flores. Yang terpenting Bajawa Caf tetap tahu diri dengan tidak mengubah sedikit pun nuansa Depok Heritages yang ada di bangunan lama ini, kecuali memolesnya sesuai dengan kontur dan tekstur aslinya.

Kita lihat misalnya tampilan luar maupun dalam yang bergaya bioskop tempo doeloe. Ada undakan seperti tribun di lapangan bola dan tempat duduk dengan meja-meja kayu yang seakan membelai kita dengan lembut. "Ini baru nyaman bro," celetuk Andang.

Iseng menghitung kapasitas, sepertinya caf heritages ini bisa menampung 600-700 orang bahkan bisa difullkan hingga max 800. Dengan segala asesori etnik di dalamnya, ntah itu Komodo dan tenun ikat andalan NTT, termasuk juga Karau (Timtim), Bijaekase (NTT) atau Kerbau (Indonesia now). Pokoknya NTT dan Flores bangetlah indoornya. Setiap malamnya ada gelaran musk akustik dari anak-anak Flores yang piawai memainkan reggae music, bahkan pop kreatif Indonesia. Saya pikir semuanya itu barulah sempurna kalaulah David Liu dapat masukan bahwa roti-roti khas Belanda tempo doeloe seperti yang ada di Jacob Koffie Huis sekarang perlu untuk disodorkan di bagian indoor ini, juga busana kaoem Depok tempo doeloe yang apabila kita telusuri buku Kwisthout akan terlihat betapa keren mereka tempo doeloe di kawasan heritages ini.

Bajawa Cafe dan sobatku Andang dan Nina yang berlalu dari Depok Heritages. Foto : Parlin Pakpahan.
Bajawa Cafe dan sobatku Andang dan Nina yang berlalu dari Depok Heritages. Foto : Parlin Pakpahan.

Andang dan Nina yang telah memesan apa maunya kitorang sesuai menu yang ada di Bajawa Caf, menikmati santap siang kali ini dengan perasaan asyik dan nyaman. Nina keqnya diet, dia hanya menyecap semacam juice khas Bajawa. Kalau Andang yang tak lagi mengkonsumsi nasi, sepertinya menyantap burger Bajawa isi sei sapi. Dan aku pastinya ya Bajawa Rice. Itu tuh penganan khas Bajawa bermuatan Sei Sapi dengan sambel yang nyuss dan pedes minta ampun plus sayurnya yi potongan daun aifarina (daun ketela) disertai irisan bunga pisang. Keren kan. Minumannya kami dua sepakat Teh Moringa saja agar itu tuh lemak bisa dinetralisir di alat penyecap kitorang.

Kami hanya santap siang saja di Bajawa Caf. Kalau kopi sepertinya nggak perlu dua kali, karena tadi sudah menyecapnya di Louis Caf. Tak terasa haripun semakin menjauh, sementara hujan yang datang tiba-tiba - begitulah Depok yang terdampak daerah hujan Bogor - sudah reda. Kami bertiga saling tatap. "Kali ini enjoy bener kitorang meski kangen-kangenannya nggak lama," kataku.

Kami pun bersalaman. "Bye bye Parlin sampai ketemu," kata Andang. "Thanks Om sudah bawa kitorang menikmati jantung Depok Heritages ini. Keren Om," sambung Nina.

Ok Andang dan Nina, sampai jumpa di lain kesempatan. VW Tiguan Hitam menghilang di Cakrawala Depok Heritages dan akupun balik kanan ke pondokanku yang sepelemparan batu saja dari Bajawa. Kalau Bajawa Caf Jln Pemuda 24, maka aku, doi dan my daughter Ofira di Jln Pemuda 48.

Depok Bolanda, Fri', Nov' 04, 2022.

Sampul Jejak-Jejak Masa Lalu Depok karya Jan-Karel Kwisthout. Foto : Parlin Pakpahan.
Sampul Jejak-Jejak Masa Lalu Depok karya Jan-Karel Kwisthout. Foto : Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun